Jer andika kang kainan, yen wis tiwas wong liya kinen tampi, nandhang lara susah ngadhuh, lan ta dikasadhanga, aywa pasrah marang Hyang Kang Maha Luhur, Hyang Suksma tan apa-apa, boya keni dipun tagih.
Bukankah engkau yang kurang berhati-hati, jika celaka orang lain disuruh menerima, menderita sakit dan susah mengaduh, sebaiknya engkau rasakan sendiri.
Are not you are not careful, if asked to accept another person harm, sickness and hard moaning, should you feel yourself .
Takdiring Hyang wus ginawa, manut budi obah osiking ati, de ebah osike manus, manut rasa pangrasa, de kang rasa pangrasa iku pan manut, kanyataan kalairan, mungguh kanyataan lair.
Takdir Tuhan sudah dibawa, menurut kemauan hati dan pikiran, sedangkan kemauan manusia itu, menurut perasaan, dan perasaan itu menurut kenyataan lahir.
Acts of God was taken, according to the will of our hearts and minds, while the will of man, according to feeling, and that feeling in fact born.
Kalamun kirang prayitna, boten wande yekti manggih bilai, lampah paduka punika, nemaha kasusahan, anuruti tembung lamise wong ayu, tan wikan keneng loropan, Gita Prabawa muwus wengis.
Kalau kurang berhati- hati, tidak urung pasti mendapat celaka, perbuatan tuan itu sengaja akan menemukan kesusahan, menuruti bujuk rayu wanita cantik, tidak tahu kalau masuk dalam perangkap.
If not careful, inevitably definitely got hurt, act deliberately master will find tribulation, following persuasion beautiful woman, do not know if in the trap.
Kutipan pupuh diatas mengandung pendidikan budi pekerti sebagai berikut :
Excerpt above stanza contains character education as follows:
Pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam Pupuh IV,24-29, menurut ajaran Islam merupakan larangan besar, tetapi dalam hal ini titik tolak pendidikan budi pekerti yang diambil adalah masalah mencuri. Barang apapun yang baik, indah dan enak jika merupakan barang curian tiada harganya juka dibandingkan dengan barang yang jelek atau rendah tetapi barang itu miliknya sendiri. Maksud dan tujuannya adalah mendidik orang agar mensyukuri segala sesuatu yang menjadi miliknya bagaimanapun wujudnya, jangan menginginkan segala sesuatu yang baik atau enak tetapi bukan miliknya, shingga kalau dipaksakan mengakibatkan orang melakukan perbuatan yang dilarangTuhan.
Character education contained in Pupuh IV of 0.24 to 29, according to the teachings of Islam is the prohibition, but in this case the starting point for a drawn character education is a matter of stealing. Any item that is good, beautiful and tasty if it is not stolen goods worth Juka than bad or low but the goods were his own. The purpose and goal is to educate people to be grateful for everything that belonged to him however his form, do not want anything that is good or bad but it was not hers, if imposed shingga cause people to act forbidden by God.
Pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam Pupuh IV,24-29, bahwa orang hidup itu susah, sengsara dan menderita itu adalah perbuatannya sendiri, sedangkan Tuhan itu selalu adil adanya. Perbuatan yang baik akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman. Orang yang berbuat jahat akan mendatangkan kesengsaraan bagi dirinya sendiri. Dalam pupuh tersebut juga disebutkan bahwa surga dan neraka itu ada pada hati setiap manusia di dunia ini, barang siap yang dalam hidupnya selalu berbuat baik, mulia hatinya, tidak suka berbuat jahat terhadap sesama, hidupnya penuh kebahagian dan dapat menjaga diri dari segala macam godaan yang sifatnya menjerumuskan kedunia sesat, orang yang seperti itu sudah dikatakan hidup di surga. Sebaliknya orang yang hidupnya selalu berbuat jahat, suka memfitnah, berbuat dengki terhadap sesama sehingga dikucilkan oleh sesamanya dan hidupnya selalu menderita, orang seperti itu dapat dikatakan hidup di neraka jahanam. Pendidikan budi pekerti disini bukan berarti orang yang kaya identik dengan masuk surga dan sebaliknya orang yang miskin masuk neraka, sebab orang kaya jika perbuatannya jahat dan tidak menjalankan perintah Tuhan itu pun akan masuk neraka.
Character education contained in Pupuh IV of 0.24 to 29, that life is hard, miserable and suffering is self-inflicted, while the presence of God is always fair. Good deeds will bring happiness and peace. Those who do evil will bring misery to himself. In this stanza also mentioned that heaven and hell exist in the heart of every human being in this world, things that in life are always ready to do good, noble heart, no harm to its neighbor love, life is full of happiness and can keep away from all sorts of temptations its plunge into the world err, people like that are said to be living in paradise. Instead of people whose lives have always do nasty, gossipy, envious of others doing so ostracized by his neighbors and always had, such a person can be said to be living in hell bastard. Character education here does not mean the rich synonymous with heaven and reverse the poor go to hell, because the rich if evil deeds and do not keep the law that was going to hell.
Sebaliknya walaupun orang miskin tetapi perbuatannya baik, suka mengamalkan apa saja dan menjalankan perintah Tuhan dengan sebaik-baiknya, dialah yang akan masuk surga. Untuk jelasnya dibawah ini diberikan satu contoh sebagai berikut :
Conversely though the poor but good deeds, like practicing anything and keep the law as well as possible, he will go to heaven. For details below give an example as follows:
Ada orang yang belum pernah mencuri, suatu saat terpaksa mencuri karena suatu hal. Setelah mencuri hati kecilnya merasa bersalah dan berdosa dan selalu dihantui oleh rasa berdosa ke mana pun dia pergi. Meskipun tidak ada seorangpun yang melihat perbuatannya dengan pandangan penuduh, sehingga ia merasa tersiksa, tidak ubahnya seperti hidup di neraka karena dikejar rasa berdosa.
There are people who have never stolen, forced to steal some time for any reason. After stealing his heart with guilt and sin and always haunted by guilt wherever he went. Although no one has seen his actions with a view of the accuser, so he was tormented, not unlike a living hell pursued guilt.
Dalam pupuh IV, 55-54) disebutkan dalam rukun Islam, bahwa orang yang masuk surga itu adalah orang Islam yang melakukan shalat lima waktu, mengaji (membaca Al Qur’an) dengan rajin, mengucap sahadat dan berpuasa pada bulan Romadhan. Adapun orang kafir yang masuk neraka adalah orang yang tidak menuruti ajaran Nabi Muhammad saw, meskipun mereka itu mengaku memeluk Islam.
In the fourth stanza, 55-54) mentioned in the pillars of Islam, that those who enter heaven it is the Muslims who prayed five times a day, recite (Quran reading) diligently, gave Creed and fasting in Romadhan. As for those who disbelieve in hell are those who do not follow the teachings of Prophet Muhammad, although they claim to embrace Islam.
Pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam Pupuh IX,27-32, itu adalah tentang letak iman yang ada di jantung, letak akal yang ada di otak, letak kekuatan pada otot dan tulang, dan letak rasa malu ada di mata. Orang yang susah adalah orang yang miskin, dan orang yang bahagia adalah orang yang kaya ada sehat. Yang dinamakan buta itu adalah orang yang bodoh tidak tahu tentang sastra ilmu Tuhan. Pengetahuan atau ilmu cepatnya melebihi putaran dunia, tingginya melebihi langit dan luasnya melebihi dunia, sedang orang yang cerdas itu tajamnya melebihi senjata dan orang yang sabar itu dinginnya melebihi air. Orang yang berpikiran sempit diibaratkan kerasnya melebihi batu. Orang yang pemarah panasnya melebihi api. Dan laki-laki dan perempuan lebih banyak perempuan, sebab meskipun lahirnya laki-laki apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya itu bukan laki-laki. Orang mati dan yang hidup lebih banyak yang mati, sebab meskipun hidup jika tidak berakal itu tidak ubahnya seperti orang yang mati. Orang kaya dan miskin itu lebih banyak yang miskin, sebab orang yang kaya kalau tidak tahu tentang kawruh kasunyatan, ia itu tetap miskin dan hidupnya sangat hina. Orang Islam dan orang kafir lebih banyak yang kafir, sebab meski mereka mengaku Islam jika tidak tahu tentang ilmu agama Islam yang sesungguhnya, mereka itu tak ubahnya seperti orang kafir.
Character education contained in pupuh IX 27 to 32, it is about a position that is at the heart of faith, reason lies in the brain, where the power of the muscles and bones, and the shame lies in the eye. People who are difficult for the poor, and the happy people there are rich people healthy. Called the blind man is the fool does not know about the literary knowledge of God. Knowledge or science of exceeding the speed round the world, higher than the sky and the wide world beyond, being an intelligent person that exceed sharp weapons and the patient was beyond cold water. Narrow minded people likened the severity exceeds stone. People are grumpy heat than fire. And men and women are more women, because although the birth of men can not meet its obligations if it is not of men. The dead and the living are dead, because even if it is not intelligent life it's like a dead man. The rich and the poor more poor, because the rich people that do not know about knowledge of kasunyatan, he was poor and his life remains highly stigmatized. Muslims and infidels are infidels more, because even though they claim to Islam if about dont know the true Islamic religion, they are like the heathen.
Hikmah yang dapat dipetik dari uraian tersebut di atas, bahwa sebagai manusia harus belajar dengan baik dan sabar, tidak berpikir sempit, jangan marah lekas marah, harus dapat memanfaatkan kekayaan dengan sebaik-baiknya, dan harus juga menjalankan agama yang dianut sesuai dengan perintah Tuhan dengan sebaik-baiknya.
Lessons to be learned from the above description, that as human beings should learn well and be patient, do not think small, do not be angry irritability, should be able to take advantage of the wealth as well as possible, and should also run religious affiliation in accordance with God's command to best.
0 comments :
Post a Comment