About Abu Musa al Asyari:
Nama Lengkap : Abu Abdullah bin Qis bin Salim bin Hadhor bin Harb.
Dilahirkan : Yaman, 21 tahun
sebelum Hijriah.
Profil : Beliau adalah seorang zahid, ahli
fiqh, al-Imam al-Kabir dan ahli ibadah. Tubuhnya tidak gemuk dan tidak
terlalu pendek. Suaranya bagus.
Kemudian
beliau balik ke hadapan Rasulullah setelah selesai perang Khoibar.
Kebetulan kedatangannya bersamaan dengan datangnya Ja’far bin Abu Tholib
bersama sahabat lain dari Habsyah (Ethopia). Di situlah Rasulullah
memberikan penerangan tentang ajaran Islam kepada semua yang datang.
Ternyata kedatangan beliau dari Yaman tidak hanya seorang diri. Tapi
beliau datang bersama 53 lebih dari laki-laki dari penduduk Yaman. Dua
saudara sedarahnya juga ikut datang yaitu Abu Ruhm dan Abu Burdah.
Orang-orang yang datang bersama beliau oleh Rasulullah disebut
“al-Asy’ariun”(orang-orang Asy’ari).
Mengenai
kisah hijrahnya, beliau berkata; “Kami keluar dari Yaman bersama 53
orang lebih dari kaumku. Suadaraku Abu Ruhm dan Abu Burdah juga ikut.
Kami berlayar dengan prahu ke Najashy, Ethopia. Ternyata di sana sudah
ada Ja’far dan sahab-sahabat lain. Kemudian kami bertemu setelah selesai
perang Khaibar. Kemudian Rasulullah berkata; “Kamu berhijrah dua kali;
pertama ke Nahashy dan kedua hijrah kepadaku.”(HR.Bukhori Muslim). Sejak
itulah Rasulullah sangat cinta padanya, dan juga kaumnya. Anehnya
sebelum kedatangan beliau, Rasulullah berkata kepada para sahabat bahwa
akan datang kepada kami besok suatu kaum hatinya sangat lembut. Besok
harinya kedatangan mereka disambut meriah dengan saling berjabat tangan.
Inilah sejarah pertama berjabat tangan dalam Islam.
Beliau
adalah seorang faqih (ahli fiqh) dan sangat cerdas sehingga dapat
memahami setiap persoalan yang muncul. Disebutkan bahwa beliau termasuk
empat orang ahli hukum umat Islam; Umar, Ali, Abu Musa dan Zaid bin
Tsabit. Tidak hanya itu, beliau juga penguasa yang sangat berani. Di
medan perang, dengan beraninya beliau sanggup memikul beban dan
tanggungjawab pasukan umat Islam. Hingga suatu ketika Rasulullah
berkata, “Tuan para kesatria adalah Abu Musa.” Rasulullah pernah
menugaskan beliau menjadi penguasa atau wali di kota Zabid dan Adnan.
Diantara
para sahabat, beliau lah yang mempunyai suara bagus ketika membaca
al-Qur’an. Kelembutan dan kehalusan suaranya membuat orang yang
mendengarkan terharu dan teruhnya hatinya. Suaranya mampu menembus ke
relung hati. Dari Abu Musa diceritakan bahwa Rasulullah berkata, “Wahai
Abu Musa, kamu telah diberi seruling dari serulingnya (bagus suaranya)
keluarga Daud.”(HR.Bukhori Muslim). Di hadits lain diceritakan, Anas
berkata suatu hari malam beliau (Abu Musa) melakukan sholat malam.
Bacaan al-Qur’an dalam sholatnya itu terdengar oleh istri-istri
Rasulullah. Merekapun bangun dan mendengarkan dengan baik. Ketika
pagi-pagi beliau diberitahu bahwa istri-istri Rasul mendengar bacaannya.
Biasanya
kalau Umar bin Khottob bertemu dengannya, beliau mesti diperintah untuk
membaca al-Qur’an sembari berkata, “Wahau Abu Musa, kami rindu dengan
lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an.” Pada waktu Umar bin Khottob mengutus
beliau untuk menjadi wali dan amir di Basrah pada tahun 17 Hijriah,
beliau mengumpulkan penduduk Basrah sembari berkhutbah; “Amirul mukminin
mengutusku untuk mengajarkan kepada kalian kitab Allah dan sunnah
Rasul. Dan juga untuk membersihkan jalan kesesatan kalian.” Kota Asbahan
dan Ahwaz ditaklukan pada masa Umar.
Pada
masa kholifah Utsman beliau ditugaskan untuk menjadi wali di Basrah,
tapi kemudian beliau mengundurkan diri. Setelah itu dipindah ke Kuffah.
Pada waktu terjadi fitnah dan perselisihan antara Ali dengan Muawwiyah,
beliau mengajak penduduk Basrah untuk memberikan dukungan kepada Ali.
Selama
berjuang bersama Rasulullah, belaiu telah meriwayatkan kurang lebih 355
hadits. Diantara hadits riwayatnya, dari Rasulullah bersabda;
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangannya di malam hari untuk memberi
ampunan bagi orang yang berbuat jahat di siang hari. Dan Allah
bentangkan tangganya di siang hari untuk memberi ampunan bagi orang yang
berbuat jahat di malam hari hingga matahari terbenam.”(HR.Muslim)
Suatu
hari beliau berkata; “Ada dua hal yang dapat memutus dariku kenikmatan
dunia; mengingat mati dan mengingat dosa dihadapan Allah.”
Kata petuah beliau :
“Ikutilah petunjuk al-Qur’an…jangan pernah merasa jemu untuk ikut,
Wafat : di Kuffah pada tahun 44 Hijriah.
0 comments :
Post a Comment