Ads 468x60px

Sunday, June 23, 2013

Kisah Cinta Dewi Sibah

Napak tilas sejarah asal-usul orang Jawa dan orang Kanung episode kali ini menceritakan kisah cinta Dewi Sibah.

Orang Jawa dari  mulai jaman Kuna Makuna sudah biasa mengkonsumsi nasi jagung, nasi canthel, dan aneka umbi-umbian. Setelah mengenal padi dan makan nasi beras dari hasil menarik upeti dari pedagang negara Siyem dan Cempa lembah sungai Mekong,sang Dewi Sibah lantas memerintahkan sekaligus memberi contoh para wanita Pucangsula untuk mulai menanam padi dan menanak nasi ( mulai tahun 396 Masehi) , mulai saat itu orang-orang Jawa menganggap Dewi Sibah itu titisan Bidadari pangan, yaitu Dewi Sri ( orang Sunda menyebutnya : Sang Hyang Seri )  pada tahun itu juga pada suatu hari kapal Dattsu Dewi Sibah berlabuh di pantai Nusa jawa Dwipa sebelah timur tiba-tiba ada pemuda tampan dengan busana Rsi mendatangi kapal sang Dewi, pemuda itu lalu ditanya para awak kapal Kaputren : " ada perlu apa?, Namamu siapa, serta dari mana asalmu?". Pemuda Rsi itupun menjawab : " Saya butuh menumpang kapal hendak menuju Nusa Jawa Dwipa, guna menyebarkan agama Hindu Shiwa, nama saya:Rsi Agastya Kumbayani. berasal dari negara Menak, krajan Idriya Satwamayu.


Sang Resi diterima, di beri tempat di kamar tamu kapal Kaputren, setelah kapal-kapal Dattsu Dewi Sibah mulai berangkat kembali ke Nusa Jawa, Rsi Agastya lalu di ajar berbagai ilmu oleh Sang Dewi, dalam tiga hari sudah bisa dia kuasai/lulus. Kemudian diteruskan dengan ilmu kesaktian dan tata perang, yang ternyata Sri Dattsu malah terkalahkan oleh kekuatan sang Rsi, karena merasa begitu malunya Dewi Sibahpun amat marah, dan menghunus keris beracun yang bisa menyebabkan kematian untuk segera mengakhiri pelatihan tersebut.

Seketika saat Dattsu ayu menatap paras tampan sang Rsi, sorot matanya yang tajam, bawaannya yang tetap tenang tanpa rasa takut sedikitpun, serta tidak nampak hendak membalas, akhirnya tatapan mata yang menyimpan asmara seolah menembus jantung Sang Dewi, menjadikan lemah dan Sang Dewipun terjatuh ke lantai kapal, kerisnya terpental dari tangannya. Sang Rsi dengan sigap menangkap Sang Dewi digendong direbahkan di tempat tidurnya. Saat Sri Dattsu terbangun Sang Rsi pun menghiburnya sambil menagih janji sayembara Sang Dewi, namun dilaksanakan kalau sudah sampai di Istana Pucangsula disaksikan Ayah Ibu serta sanak saudara terkasih.

Para awak kapal kaputrenpun banyak yang heran, dan bertanya-tanya karena biasanya baru tiga hari saja pemuda tampan tawanan pasti sudah dikeluarkan dipasrahkan kepada mereka tentara wanita, tapi kali ini sampai tujuh hari tujuh malam tawanan Rsi tampan itu kenapa belum dikeluarkan juga. Tidak terasa kapal sudah sampai dan berlabuh di Pucangsula. Sang Dewi Dattsu sudah rukun berduaan dengan Rsi Agastya menuju istana disambut kedua ibu bapaknya. Dhatu Hang Sambadra sekeluarga merasa bahagia karena sang Putri sudah mendapatkan calon suami yang masih muda yang tampan rupawan serta baik pekertinya. Tiga hari kemudian dilaksanakan pernikahan keduanya. Rsi tinggal bersama mertua selama dua tahun, sementara Sang putri satu setengah tahun sudah menimang bayi laki-laki yang diberi nama Arya Asvendra. Rsi Agastya dalam rangka menyebarkan agama Hindu Shiwa Maha Dewa oleh mertuanya diberi daerah Rabwan sampai Batur. Tapi setelah kemasukan ilmu Kapramanan Jawa Hwuning dari mertua dan istrinya, kemauan mengajarkan agama Hindu Shiwa Maha Dewa jadi luntur. lalu berganti mengajarkan agama Hindu Shiwa Guru Dewa, yang mempelajari tentang diri pribadi dan asal usul kehidupan, serta mengajarkan untuk berbakti kepada Ibu bapak.

Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke alamat email. Masukkan email anda ke kolom di bawah ini:

Disponsori oleh : blogrozran

Saya Sarankan Anda Baca Juga



0 comments :

Post a Comment