Ads 468x60px

Monday, June 10, 2013

Napak Tilas Sejarah Asal Usul Orang Jawa dan Orang Kanung part 5



Desa Sampung semenjak berdirinya 75 tahun mengalami kemakmuran, masyarakatnya rumahnya bagus-bagus di sepanjang pesisir, perahunya berjajar ke barat nyampai ke teluk Lodhan. Selama 75 tahun itu orang-orang Sampung tadi sudah banyak yang berbaur dengan orang-orang Kraga Tanjungputri, malah sudah banyak yang saling berjodoh antar mereka. Kebiasaan, mata pencaharian Orang Sampungpun mulai ditiru oleh orang-orang Kraga, sebaliknya, kepercayaan suci Hwuning dan kebudayaan Orang Jawa Kraga punjuga ditiru dan di anut oleh orang-orang Sampung, sebab biaya Upacara Hwuning lebih ringan dan hemat, ilmunya juga lebih terbuka apa adanya Kenyataan semua. Berbeda dengan agama kepercayaan Orang Sampung yang serba khayal, ilmunya juga rumit mantra-mantranya pun sulit, biaya upacara ritualnya juga mahal,demikian juga dengan sesajinya yang banyak. Hal itulah yang menyebabkan Orang-orang Sampung menjadi bosan, dan akhirnya malah berganti menyukai dan mengganti keyakinan mereka dengan menganut Kepercayaan suci Hwuning, bercampur dengan kebudayaan Jawa Kraga Tanjung putri, lalu enggan mengakui sebagai Orang Sampung-Tempabesi lagi, lalu lebih suka mengaku jadi Orang Jawa-Sampung.

Ditahun Jawa Hwuning 205, orang-orang Jawa Sampung sudah mulai banyak yang menyebar lagi, berlayar menyebar ke arah tenggara untuk mencari tempat tinggal yang lebih subur di bumi Nusa Mahameru, dengan menyeberangi laut Supitan Kamput yang luas mulai teluk Popoh ke utara,sedangkann bekas laut Supitan jadi rawa bening dan rawa gesikan, lalu ke utara melewati Tulungagung, Kediri,dan Kertasana sampai Megaluh (Jombang)lalu membelok ke timur melewati Plosso l sampai ke lautan Tarik lalu sampai ke Nusa Jawa-Pegon, wonge uga karan wong Jawa-Pegon.
Orang-oranngnya juga Jawa.

Di tahun Jawa Hyuning 205 orang Jawa Kraga , orang Jawa itu orang jawa Kraga setelah tujuh turunan  (Anak, putu, buyut, canggah, wareng, udheg-udheg, gantung, siwur) mulai dari Putri Nie Rah Kie jumlah jiwa mereka semakin bertambah, bahkan rumah  orang Pandhangan sampai ke Narukan sudah padat. Makanya orang-orang lantas memisahkan diri pindah ke sekitar pegunungan Ngargapura yang tanahnya subur buat tetumbuhan bambu ori yang tumbuh lebat. Pengairan juga airnya penuh, di sela-sela bebatuan banyak ikan jambrungnya berseliweran memakan lumut di batu.




Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke alamat email. Masukkan email anda ke kolom di bawah ini:

Disponsori oleh : blogrozran

Saya Sarankan Anda Baca Juga



0 comments :

Post a Comment