Malam 21 Ramadhan, Keraton Surakarta gelar kirab 1.000 tumpeng
Memperingati malam ke 21 Ramadhan, Keraton Surakarta menggelar acara kirab 1.000 tumpeng. Tumpeng kecil itu berisi nasi dan kedelai dan dikemas dalam beberapa cantoka (wadah kotak dari kayu jati) dilengkapi dengan tandu. Selain seribu tumpeng kecil, juga dibuat satu tumpeng besar yang dikemas dalam joli (wadah kotak berukuran agak besar dari kayu jati).
Tepat pukul 20.00 kirab dimulai. Iring-iringan prajurit berjejer dari Kori Kamandungan (depan pintu utama Keraton). Di barisan pertama terdapat kelompok drum band keraton berdiri disusul dengan para prajurit di belakangnya. Tersusun dari pasukan ting (lampu minyak) dan pasukan joli yang membawa seribu tumpeng. Dan barisan paling belakang, terdapat pasukan lampion dan ratusan abdi dalem dari berbagai daerah.
Pantauan merdeka.com, kirab dimulai dari depan Kori Kamandungan, keliling kampung Baluwarti atau benteng bagian dalam keraton, kembali ke depan keraton dan berakhir di Masjid Agung. Di Masjid tersebut 1000 tumpeng didoakan oleh para ulama keraton. Usai didoakan, tumpeng dibagikan ke ratusan warga yang sudah menanti di luar masjid.
Menurut wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Winarnakusumo, malam selikuran yang diperingati kali ini menggunakan kalender Jawa (Sultan Agung). Pasalnya, sesuai dengan kalender Jawa, malam selikuran bulan suci Ramadan jatuh pada Minggu malam.
"Dulunya Keraton mengadakan malam selikuran di Sriwedari. Namun, karena sekarang banyak perubahan akhirnya kita adakan di Masjid Agung." Kata Winarno kepada wartawan, Minggu (28/7).
Secara terpisah, Pengageng Keraton Surakarta, Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH), Satriyo Hadinagoro, menambahkan seribu tumpeng dan ting menjadi simbol datangnya malam Lailatul Qodar. Itulah yang menjadi makna dari kirab Malem Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Tumpeng itu berbentuk lancip yang menyimbolkan permohonan manusia pada sang pencipta itu mengerucut, hanya memohon pada Tuhan sang pencipta alam semesta. Ada ting yang berarti penerang atau lentera, itu sebagai simbol Alquran yang turun di malam Lailatul Qodar menjadi penerang dari zaman jahiliyah (kegelapan) kepada zaman yang terang," tandasnya.
Selain kirab 1000 tumpeng, ada dua upacara adat Keraton lainnya yang digelar secara bersambung selama Bulan Ramadan 2013. Yakni grebek gunungan dan pembagian zakat fitrah untuk warga miskin.(src)
0 comments :
Post a Comment