Cinta memang butuh pengorbanan. Huda an-Niran, 22 tahun, sadar soal itu. Sebab itu, dia ikhlas berkorban.
Huda melawan orang tuanya melarang dia menikah dengan lelaki pujaannya, Arafat Muhammad Tahar, 25 tahun. Gadis Arab Saudi ini bahkan nekat mengikuti pemuda asal Yaman itu ke negaranya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (25/11)..
Kisah mirip Romeo and Juliet, novel karya sastrawan William Shakespeare, ini menarik perhatian banyak di kedua negara. Maklum saja, Saudi dan Yaman merupakan negara konservatif. Menikah lewat perjodohan.
Singkat cerita, Huda berhasil menyusul kekasihnya itu. Sayang, aparat keamanan Yaman menangkap dia dengan tuduhan memasuki negara itu secara tidak sah.
Dalam sidang di pengadilan Ibu Kota Sanaa kemarin, Huda memohon kepada hakim agar bisa tinggal dan menikah dengan Arafat. Jika terbukti bersalah, dia bisa diusir. Hakim menunda siang hingga Ahad pekan depan. Dia luar pengadilan, para penyokong Huda berdemonstrasi sambil memakai ikat kepala bertulisan, "Kami semua Huda."
Huda menolak pengacara disediakan Kedutaan Besar Saudi. Dia khawatir bakal dipaksa pulang. Dia ahirnya menerima kuasa hukum bantuan dari lembaga nirlaba Hood. "Ini kasus kemanusiaan dan tidak mesti menimbulkan ketegangan antara kedua negara," kata Abdul Raqib al-Qadi, pengacara Huda, kepada kantor berita AFP. Dia mengisyaratkan Riyadh menekan Sanaa untuk mendeportasi Huda.
Huda terus melawan. Menurut seorang perwakilan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), Huda sudah meminta permohonan suaka kepada pemerintah Yaman. Jika dikabulkan, akan sulit buat memulangkan dia ke Saudi.
Human Rights Watch (HRW) pada pertengahan bulan ini mendesak yaman buat tidak mengusir Huda dengan alasan keselamatan nyawanya. "Dia takut disiksa keluarganya jika kembali ke Saudi. Dia mengaku pernah dipukuli," ujar HRW dalam pernyataan tertulis mereka.
Bagi Huda, cintanya tidak mati di batas Yaman meski harus berpisah dari orang tuanya.(src)
Huda melawan orang tuanya melarang dia menikah dengan lelaki pujaannya, Arafat Muhammad Tahar, 25 tahun. Gadis Arab Saudi ini bahkan nekat mengikuti pemuda asal Yaman itu ke negaranya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (25/11)..
Kisah mirip Romeo and Juliet, novel karya sastrawan William Shakespeare, ini menarik perhatian banyak di kedua negara. Maklum saja, Saudi dan Yaman merupakan negara konservatif. Menikah lewat perjodohan.
Singkat cerita, Huda berhasil menyusul kekasihnya itu. Sayang, aparat keamanan Yaman menangkap dia dengan tuduhan memasuki negara itu secara tidak sah.
Dalam sidang di pengadilan Ibu Kota Sanaa kemarin, Huda memohon kepada hakim agar bisa tinggal dan menikah dengan Arafat. Jika terbukti bersalah, dia bisa diusir. Hakim menunda siang hingga Ahad pekan depan. Dia luar pengadilan, para penyokong Huda berdemonstrasi sambil memakai ikat kepala bertulisan, "Kami semua Huda."
Huda menolak pengacara disediakan Kedutaan Besar Saudi. Dia khawatir bakal dipaksa pulang. Dia ahirnya menerima kuasa hukum bantuan dari lembaga nirlaba Hood. "Ini kasus kemanusiaan dan tidak mesti menimbulkan ketegangan antara kedua negara," kata Abdul Raqib al-Qadi, pengacara Huda, kepada kantor berita AFP. Dia mengisyaratkan Riyadh menekan Sanaa untuk mendeportasi Huda.
Huda terus melawan. Menurut seorang perwakilan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), Huda sudah meminta permohonan suaka kepada pemerintah Yaman. Jika dikabulkan, akan sulit buat memulangkan dia ke Saudi.
Human Rights Watch (HRW) pada pertengahan bulan ini mendesak yaman buat tidak mengusir Huda dengan alasan keselamatan nyawanya. "Dia takut disiksa keluarganya jika kembali ke Saudi. Dia mengaku pernah dipukuli," ujar HRW dalam pernyataan tertulis mereka.
Bagi Huda, cintanya tidak mati di batas Yaman meski harus berpisah dari orang tuanya.(src)
0 comments :
Post a Comment