Ads 468x60px

Friday, March 1, 2013

HEAVENLY FAMILY part 3



Ada seorang salih, ia mempunyai sahabat yang salih pula. Setiap tahun ia berkunjung kepadanya. Suatu hari ia mengunjunginya lagi, sampai ke rumah yang dituju pintunya masih tertutup. Ia ketuk pintu rumah itu. Dari dalam terdengar suara wanita: “siapa itu?” Orang yang salih menjawab: “Aku sahabat suamimu.Aku datang untuk mengunjunginya,hanya karena Allah semata."“Dia sedang keluar mencari kayu bakar",balas istri sahabatnya."Mudah-mudahan ia tidak kembali",Lanjutnya sambil terus bergumam memaki-maki suaminya.

There was a pious, he has a pious friend anyway. Every year he visits him. One day he visited her again, intended to house the door was still closed. He knock on the door of the house. From the woman's voice: "Who is it?" The pious replied: "I am your husbands best friend,came to visit her, just because of God." "He's out looking for firewood," replied his friend's wife. "Hopefully he does not come back, "he kept muttering continued cursing him.
 
Ketika mereka sedang terlibat perbincangan, tiba-tiba orang yang salih itu datang sambil menuntun seekor harimau yang sedang membawa seikat kayu bakar. Begitu melihat sahabatnya datang mengunjunginya, ia menghambur kepadanya seraya bersalam. Kayu bakar itu lalu diturunkan dari punggung harimau tersebut sambil berkata: “Sekarang pergilah kamu, mudah-mudahan Allah memberkatimu".

When they are involved in the conversation, suddenly pious people came, leading a tiger who was carrying a bundle of firewood. When he saw his friend came to visit, he rushed to him as he shook. Firewood is then unloaded from the back of the tiger and said: "Go ye, hopefully God bless you".
 
Orang yang salih itu lalu mempersilakan sahabatnya masuk. Sementara isterinya masih bergumam memaki-maki dirinya, namun ia hanya diam, tanpa menunjukkan reaksi kebencian. Setelah terlibat perbincangan beberapa saat lamanya, hidangan keluar disuguhkan. Dilanjutkan berbincang-bincang .Setelah itu sahabatnya berpamitan dengan menyimpan kekaguman yang sangat berkesan. Ia sangat kagum sebab sahabatnya sanggup menahan kesabarannya menghadap isteri yang begitu cerewet.

That pious were invited his best friend to enter. While his wife was still muttering curses him, but he was silent, without showing the reaction of hatred. After engaging conversation for some time, served a meal out. Continued talking. Afterwards save his friend farewell with a very memorable admiration. He was amazed because his best friend's wife faces patience could hold so chatty.

Tahun berikutnya ia berkunjung lagi. Sampai di depan pintu ia mencoba mengetuknya. Isterinya keluar dan menyapa: “Anda siapa?”, “Aku adalah sahabat suamimu,kedatanganku ini dalam rangka  untuk mengunjunginya",balasnya.” Ohya selamat datang",jawab istri sahabatnya sambil mempersilahkan masuk dengan sangat ramah.

The following year he visited again. Up at the front door he tried to knock. His wife came out and greeted: "Who are you?", "I'm a friend of your husband's arrival in order to visit him," she said. "Ohya welcome," replied the wife of his best friend while allowing the entry with very friendly.
 
Tidak begitu lama sahabat salih yang ditunggunya tiba juga sambil memanggul seikat kayu bakar. Mereka segera terlibat perbincangan sambil menikmati hidangan yang disuguhkan. Setelah semuanya dirasa cukup, dan ketika ia hendak kembali, ia sempatkan bertanya tentang beberapa hal.

Not so long been waiting for pious companions arrived well while carrying a bundle of firewood. They immediately engage the conversation while enjoying dishes that are served. Once everything is enough, and when he was about to return, he was a time to ask about a few things.
 
Bagaimana dahulu ia dapat menundukkan seekor harimau dan mau diperintah membawakan kayu bakar. Sedang sekarang ini ia hanya datang sendirian sambil memanggul kayu bakar."Kenapa bisa begitu?”,tanya sahabatnya. Sahabatnya menjawab:”Ketahuilah sahabatku,istriku yang dahulu cerewet itu sudah meninggal,sebisa mungkin aku berusaha bersabar atas perangai buruknya,sehingga Allah memberi kemudahan kepadaku bisa menundukkan seekor harimau,sebagaimana engkau lihat sendiri sambil membawa kayu bakar waktu itu,semua lantaran kesabaranku pada istriku.Lalu aku menikah lagi dengan wanita yang shalihah ini,aku sangat bahagia mendapatkanya,maka harimau itu dijadikan jauh dari ku dan aku memanggul sendiri kayu bakar itu lantaran kegembiraanku terhadap istriku yang sholihah ini".

How before he could subdue a tiger and take orders bring firewood. 're Now he just comes alone while carrying firewood. "Why is that?", Asked his friend. Companions replied: "You know my friend, my wife, who formerly nag was dead, as much as possible I try to be patient over bad temper, so Allah made ​​it easier me can beat a tiger, as you see yourself carrying firewood that time, all because of my patience on my wife.Lalu I remarried a woman who shalihah this, I am very happily married to her, then the tiger was used as far away from me and I bear alone firewood because it is my joy to my sholihah wife ".

Setiap suami hendaknya pandai-pandai memberi pengajaran atau wasiat-wasiat kebajikan kepada isterinya.

Every husband should be very clever to teach or virtue testaments to his wife.
 
“ROHIMALLAHU ROJULAN QOOLA YAA AHLAAHU SHOLAA TAKUM SHIYAA MAKUM DZAKAA TAKUM MISKIINAKUM YATIIMAKUM JIIROONAKUM LA’ALLAKUM MA’AHUM FIL JANNATI. ”(words of prophet)

“Mudah-mudahan Allah merahmati seorang suami yang mengingatkan isterinya, ‘Hai istriku,jagalah shalatmu,puasamu,zakatmu.Kasihanilah orang-orang miskin di sekitarmu,para tetanggamu,mudah-mudahan Allah mengumpulkan kamu bersama mereka di surga".

"May Allah have mercy on a man who reminds his wife, 'O my wife, keep your prayers, your fasting, your alms. Love poor people around you, the neighbor, hopefully God gather you together with them in heaven. "

Hendaknya seorang suami selalu memperhatikan nafkahnya sesuai dengan kesanggupannya. Hendaknya suami selalu bersabar jika menerima cercaan isterinya, atau perlakuan-perlakuan tidak baik lainnya. Hendaknya suami mengasihani isterinya, yaitu dengan bentuk memberi pendidikan secara baik, kendati ia seorang terpelajar. Sebab kaum wanita bagaimanapun diciptakan dalam keadaan serba kurang akal dan tipis beragama (kecuali hanya sedikit saja yang mempunyai akal panjang dan beragama kuat).

Should a man always pay attention to their living according to his capacity. Husband should always be patient when receiving insults his wife, or treatments are not other good. Husband should pity his wife, with the form of giving good education, although he was a scholar. For women however, created in straitened circumstances and thin sense of religion (except for a few who have strong religious sense).

“LAU LAA ANNALLAHA SATAROL MAR ATA BIL HAYAA ILAKAA NATS LAA TUSAA WII KAFFAN MIN TUROOBIN. ” (words of Prophet)

“Kalaulah bukan karena Allah membuatkan penutup rasa malu bagi kaum wanita, niscaya harganya tidak dapat menyamai segenggam debu".

 "Even if not because God made ​​the cover of embarrassment for women, the price is not necessarily equal to a handful of dust."

Hendaknya seorang suami selalu menuntun isterinya pada jalan-jalan yang baik. Memberi pendidikan kepadanya berupa pengetahuan agama (Islam), meliputi hukum-hukum bersuci (Thaharah) dari hadats besar. Misalnya tentang haid dan nifas. Seorang isteri harus diberi pengetahuan tentang persoalan yang sangat penting itu. Sebab bagaimanapun masalah itu berhubungan erat dengan waktu-waktu shalat. 

Should a husband wife always lead to good roads. Educate him in the form of knowledge of religion (Islam), includes purity laws (Thaharah) from hadats great. For example, about menstruation and childbirth. A wife should be told about a very important issue. Because however the problem is closely related to the times of prayer.

Demikian pula memberikan pengajaran terhadap masalah ibadah. Meliputi ibadah fardhu (wajib) dan sunnahnya. Pengetahuan tentang shalat, zakat, puasa dan haji.

Similarly, providing instruction on the issue of worship. Includes worship fard (obligatory) and the Sunnah. Knowledge of prayer, charity, fasting and pilgrimage.


Jika seorang suami telah memberi pendidikan tentang persoalan pokok tersebut, maka isteri tidak dibenarkan keluar rumah untuk bertanya kepada ulama. Tetapi kalau pengetahuan yang dimiliki suami tidak memadai, sebagai gantinya maka ia sendiri yang harus siap untuk selalu bertanya kepada ulama (orang yang mengerti ilmu agama). Artinya, isteri tetap tidak diperkenankan keluar rumah. Namun, kalau suami tidak mempunyai untuk bertanya, maka isteri dibenarkan keluar rumah untuk bertanya tentang persoalan agama yang dibutuhkan. Hal itu malah menjadi kewajibannya, dan bahkan kalau suaminya melarang keluar berarti telah melakukan kemaksiatan (dosa). Tetapi isteri harus meminta izinnya lebih dulu jika sewaktu-waktu hendak belajar mengenai ilmu-ilmu tersebut. Isteri harus memperoleh keridhaan suaminya.

If a man has given education on the subject matter, the wife is not allowed out of the house to ask the clergy. But if knowledge is inadequate husband, instead it is he himself who must be prepared to always ask the scholars (those who understand the science of religion). That is, the wife still not allowed to leave the house. However, if the husband does not have to ask, then the wife is justified out of the house to ask about the question of religion is needed. It was even a duty, and even if her husband forbids out means have disobedience (sin). But the wife had to ask for permission first if at any time want to learn about these sciences. The wife must obtain her husband's pleasure.
Next...

Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke alamat email. Masukkan email anda ke kolom di bawah ini:

Disponsori oleh : blogrozran

Saya Sarankan Anda Baca Juga



0 comments :

Post a Comment