7. Ring Frames
tex1
Draft
= -------- ( lihat perhitungan draft
pada speed frames diatas.)
tex
α tex rpmsp
Tpm = -------- = ----------
√ tex L
rpmsp
L = -----------
TPM
Dimana : Tpm = Twist per meter
L =
Panjang hasil dalam m/ menit
Rpmsp
= Putaran permenit dari spindle.
7.1. Building motion:
tex N1
S1 = S *
------- ……….. S1 = S * -----------
tex1 N
Dimana : sekarang baru
Rachet
wheel S S1
Fineness
dtex dtex1
Nomor
benang N
N1
tex * L * 60
Produksi = --------------------* η
atau
1.000
tex * Rpmsp * 60
Rpmsp * 60
=
-------------------------- * η atau ---- Ppr = ----------------- * η
Tpm * 1.000
Tpm * N
Dimana: Ppr = Practical production dalam gram/ jam/ spindle
L = Panjang hasil dalam meter/ menit
N = Nomor metric
Tpm =
Twist per meter.
Rpmsp =
Putaran permenit dari spindle
Effisiensi (η) ; nilai empiris η
dalah 0,82- 0,96. Hasil yang baik bila η = 0,88
dengan
doffing manual , dan 0,93 dengan auto doffer.
8. Rotor spinning.
Pada proses ini serat benang ditembakkan kearah piringan/ rotor yang berputar dengan kecepatan tertentu sehingga menjadi benang dan langsung digulung pada bobbin cylinder. Prinsipnya, dengan methode Rotor atau Jet spinning maupun Vortex spinning adalah untuk mempersingkat proses produksi sehingga dapat mengurangi ongkos kerja dan mendapatkan specifikasi tertentu terhadap kualitas benang sesuai dengan peruntukannya.
tex1 Fineness masuk
Draft
= -------- ------ Draft = --------------------
Tex Fineness keluar
Nomor
keluar N
Draft
= ------------------ = -------
Nomor masuk N1
Twist :
α tex nR
Tpm = -------- = ----------
√ tex L
Dimana : Tpm =
twist per meter
L = Hasil dalam meter per menit.
nR = putaran motor permenit.
8.1. Produksi
tex * L * 60 tex * nR * 60
Ppr = ---------------- * η atau Ppr = ------------------- * η
1.000 T * 1.000
nR *
60
Ppr
= ----------- * η
T * N
Dimana: Ppr =
Practical production dalam gram/ jam/ rotor
L = Hasil panjang dalam meter per menit.
T = twist per meter.
nR
= putaran motor per menit.
Effisiensi (η) secara empiris adalah 0, 92- 0,97
9. Jet Spinning.
Jet secara harfiyah artinya adalah angin yang disemburkan dengan tekanan tinggi. Pada proses Jet Spinning ini benang dibentuk langsung dari serat/ fibre dengan cara diberikan pilinan melalui semprotan angin dengan tekanan tinggi dan langsung digulung pada bobbin cylinder.
Jet secara harfiyah artinya adalah angin yang disemburkan dengan tekanan tinggi. Pada proses Jet Spinning ini benang dibentuk langsung dari serat/ fibre dengan cara diberikan pilinan melalui semprotan angin dengan tekanan tinggi dan langsung digulung pada bobbin cylinder.
10, Vortex Spinning
Vortex secara harfiyah artinya adalah angin puting beliung. Dalam proses Vortex Spinning ini serat- serat benang mendapatkan pusaran angin yang tinggi dengan arah tertentu sehingga menjadi sehelai benang dengan twist tertentu yang langsung digulung kedalam sebuah bobbin cylinder.
Vortex secara harfiyah artinya adalah angin puting beliung. Dalam proses Vortex Spinning ini serat- serat benang mendapatkan pusaran angin yang tinggi dengan arah tertentu sehingga menjadi sehelai benang dengan twist tertentu yang langsung digulung kedalam sebuah bobbin cylinder.
Catatan:
Benang- benang yang dibuat dengan system Jet Spinning atau Vortex Spinning memiliki beberapa karakteristik khusus yang agak berbeda dengan benang hasil methode Ring spinning. Diantaranya adalah:
a. Derajat simetrinya bagus, karena itu derajat bulu bulu dan ketidakrataan (unevenness) sangat kecil. Benang relatif lebih rata dan jumlah nep ketika ditenun menjadi lebih kecil. Karena itu kain ini cocok untuk keperluan kain tenda atau kain lapis untuk advertensi/ baliho karena cacat neps pada kain ini hampir tidak ada.
b. Derajat bulkinessnya tinggi. Benang lebih cepat dan lebih banyak menyerap obat kanji dan dye stuff lainnya. Pemakaian obat kanji, obat- obatan lainnya lebih hemat.
c. Strength nya memang sedikit lebih rendah, namun daya geseknya lebih unggul.
d. Jumlah twist nya lebih banyak dan kadang sulit di deteksi.
Dibawah ini perbandingan karakteristik air spinning yarn dengan ring spinning yarn
(Katun 20 s).
Jenis benang
Item
|
Ring
spin yarn
|
Air
spin yarn
|
1.
Moisture
content (%)
2.
Lea
strength (kg)
3.
Elongation
(%)
4.
Single
yarn strength (g)
5.
Single
yarn elongation (%)
6.
Usters
(U%)
7.
Bundling
power (times)
8.
Twist
(T/inch)
|
6.85
45.56
6.74
341.49
6.66
15.84
148
18.01
|
6.61
41.39
7.51
315.80
7.92
12.01
1150
21,64
|
Jika kita perhatikan hasil test diatas menunjukkan bahwa air spinning yarn dapat dikanji dengan menggunakan konsentrasi resep yang lebih encer/ rendah dengan kemampuan tenun YANG TIDAK BERBEDA dari ring spinning yarn yang dikanji dengan konsentrasi normal. Menurut pengalaman Kadota, resep bisa hemat sampai 20%.
Sisi kelemahan:
Handling toughness kain yang diprosses dengan air spinning yarn punya tendency lebih "hard". Kain dengan ring spinning terasa lebih lembut ditangan.(src)
Sisi kelemahan:
Handling toughness kain yang diprosses dengan air spinning yarn punya tendency lebih "hard". Kain dengan ring spinning terasa lebih lembut ditangan.(src)
0 comments :
Post a Comment