Sebuah gambar awan yang menyerupai sosok yang mengambil gerakan untuk terbang ke langit nampak di langit Florida.
Seorang pengguna Google+ bernama Angela Maniadakis mengunggah satu gambar yang cukup unik. Dalam gambar yang kemungkinan diambil dengan menggunakan kamera mobile tersebut menunjukkan sebuah awan yang mirip sesuatu.
Apabila sekilas memang tidak ada hal yang aneh dalam gambar tersebut, namun apabila diamati, maka gambar awan tersebut mirip sosok seseorang yang sedang terbang. Angela menyebut gambarnya tersebut dengan nama angel shaped cloud.
Sebenarnya, gambar atau foto ini sudah lama beredar di internet atau sekitar bulan Maret 2013 lalu, namun pembahasan kali ini bukan ke foto tersebut melainkan ke sisi psikologis yang menyebabkan manusia memiliki persepsi khusus dalam melihat satu obyek.
Sampai saat ini, memang banyak sekali hal serupa seperti gambar yang diunggah Angela tersebut. Menurut penjelasan di Wikipedia, kemampuan manusia untuk mengidentifikasi sebuah obyek abstrak menjadi obyek yang dimengerti disebut dengan pareidolia.
Tidak hanya gambar atau obyek saja, fenomena psikologis pareidolia juga berlaku untuk suara atau bunyi-bunyian. Kata pareidolia berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu para (samping, dengan, bersama) dan eidolon (gambar, bentuk).
Apabila disangkutpautkan dengan masalah kepercayaan dan agama, sampai sekarang sudah tidak terhitung berapa obyek pareidolia yang pernah dibuat manusia dan diunggah ke internet. Bahkan beberapa di antaranya membuat heboh walaupun ujung-ujungnya hanyalah hoax belaka.
Contohnya adalah seperti awan berbentuk kepala Petruk pada saat meletusnya merapi di tahun 2012 lalu atau juga pernah ada lelang roti panggang yang hasil panggangannya tersebut mencetak wajah mirip Bunda Maria di eBay, serta banyak lagi lainnya.
Tidak hanya dalam hal kepercayaan dan agama saja, fenomena pareidolia ini juga terjadi di banyak hal contohnya saja yang paling baru adalah pengidentifikasian seekor tikus di Mars.
Dalam penjelasan secara psikologis, fenomena pareidolia yang sering muncul adalah pengidentifikasian obyek wajah kemudian nomor dua adalah sosok fisik manusia baru obyek-obyek lainnya.
Dalam penjelasan di ncbi.nlm.nih.gov, setiap manusia memiliki sisi pareidolia, namun tingkatan dan sesitifitas untuk mempersepsikan suatu obyek manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda.
Selain itu, sisi pareidolia pada manusia sudah terbentuk sejak bayi dan hal tersebut disebut juga dengan proses otomatis di bawah sadar.
Menurut sebuah penelitian (Riekki et. al. 2012 yang sudah dipublikasikan dalam sebuah jurnal dengan judul Paranormal and Religious Believers Are More Prone to Illusory Face Perception than Skeptics and Non-believers Applied Cognitive Psychology) menyebutkan bahwa orang-orang beragama dan yang percaya pada dunia mistis serta paranormal lebih mudah mempercayai suatu obyek dari sudut pandang pareidolia.
Sedangkan orang-orang yang memiliki sisi skeptis lebih besar cenderung suka menolak anggapan bahwa obyek yang dimaksud memang memiliki bentuk menyerupai sesuatu.
Orang-orang dengan sisi skeptis lebih besar ini akan mengatakan bahwa persepsi untuk menjadikan satu obyek abstrak menjadi obyek yang dikenali sangat bias dan cenderung absurd.
Mengesampingkan masalah percaya atau tidak, semua manusia pasti memiliki sisi pareidolia, walaupun tingkatannya berbeda. So, apabila setiap manusia memiliki sisi pareidolia, menurut Anda, mengesampingkan bahwa foto tersebut memang awan, kira-kira obyek tersebut berbentuk seperti apa?(src)
0 comments :
Post a Comment