Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) banyak berbagi pengetahuan dengan lembaga antikorupsi negara lain dalam rangkaian agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Anti-Corruption and Transparency Working Group (ACT-WG) di Medan, sejak Senin (24/6) hingga Rabu (26/6). Salah satunya, mereka mendapat tambahan pengetahuan dari delegasi Singapura tentang cara membongkar gratifikasi seks.
"Kita banyak belajar dari Singapura dalam membongkar gratifikasi seks," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjayanto dalam konferensi pers di media center Senior Officials Meeting (SOM) III APEC, Hotel Santika Dyandra, Medan, Rabu (26/6).
Bambang menolak memberi bocoran tentang metode pengungkapan gratifikasi seks yang didapat dari Singapura itu. Dia juga tidak merinci modus-modus gratifikasi seks.
Begitupun, mantan pengacara ini mengingatkan salah satu modus yang digunakan pemberi gratifikasi seks adalah penjebakan. Seseorang berhubungan intim dengan orang lain, direkam lalu diperas. "Modusnya sebagian orang di-trap. Ini yang sedang terjadi saat ini. Karena itu, saya ingkatkan berhubunganlah dengan istri dan cukuplah di rumah," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono menambahkan, delegasi Singapura berbagi pengalamannya dalam menangani kasus gratifikasi seks. Sejumlah pejabat di negeri singa itu sudah banyak yang diadili dan dinyatakan bersalah karena menerima gratifikasi seks. Karena itu, mereka mengundang KPK untuk datang dan belajar di sana.
Gratifikasi seks dinilai berbeda dengan pidana asusila. Layanan seksual itu lebih merupakan bentuk pemberian. "Di Singapura itu pidana, gratifikasi seks," jelasnya.
Giri mencontohkan, semisal ada Rp 1 miliar dana untuk gratifikasi, sebanyak Rp 20 juta sengaja disimpan dan diberikan dalam bentuk bentuk gratifikasi seks. "Ini berbeda dengan hadiah, melainkan gratifikasi seks. Gratifikasi itu diduga suap," jelas Giri.(src)
"Kita banyak belajar dari Singapura dalam membongkar gratifikasi seks," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjayanto dalam konferensi pers di media center Senior Officials Meeting (SOM) III APEC, Hotel Santika Dyandra, Medan, Rabu (26/6).
Bambang menolak memberi bocoran tentang metode pengungkapan gratifikasi seks yang didapat dari Singapura itu. Dia juga tidak merinci modus-modus gratifikasi seks.
Begitupun, mantan pengacara ini mengingatkan salah satu modus yang digunakan pemberi gratifikasi seks adalah penjebakan. Seseorang berhubungan intim dengan orang lain, direkam lalu diperas. "Modusnya sebagian orang di-trap. Ini yang sedang terjadi saat ini. Karena itu, saya ingkatkan berhubunganlah dengan istri dan cukuplah di rumah," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono menambahkan, delegasi Singapura berbagi pengalamannya dalam menangani kasus gratifikasi seks. Sejumlah pejabat di negeri singa itu sudah banyak yang diadili dan dinyatakan bersalah karena menerima gratifikasi seks. Karena itu, mereka mengundang KPK untuk datang dan belajar di sana.
Gratifikasi seks dinilai berbeda dengan pidana asusila. Layanan seksual itu lebih merupakan bentuk pemberian. "Di Singapura itu pidana, gratifikasi seks," jelasnya.
Giri mencontohkan, semisal ada Rp 1 miliar dana untuk gratifikasi, sebanyak Rp 20 juta sengaja disimpan dan diberikan dalam bentuk bentuk gratifikasi seks. "Ini berbeda dengan hadiah, melainkan gratifikasi seks. Gratifikasi itu diduga suap," jelas Giri.(src)
0 comments :
Post a Comment