Ads 468x60px

Wednesday, May 22, 2013

Yuk Simak pepali Ki Ageng Selo part 2


Yuk Simak Pepali Ki Ageng Selo part 2 berikut :
BAGIAN II

Nama lagu dan bentuk syair : ASMARADAHANA.
Jumlah baris tiap bait : Tujuh.
Suara akhir masing-masing baris : i, a, e, a, a, u, a.
Jumlah suku kata masing masing : 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8.


1. Poma sira aja dréngki, Dahwen marang ing sasama. Sama den arah harjane, Harjane wong aneng dunya. Dunya tékeng akerat, Akerate amrih lulus, Lulus dennya méngku nikmat.

Hendaknya engkau jangan dengki, Suka mencela orang lain. Usahakanlah kebahagiaan bersama, Kebahaian orang didunia. Didunia sampai keakhirat. Akhiratnya supaya lulus, Lulus sehingga mendapat nikmat.

2. Nikmat rasane ing ati, Ati pan ratuning badan, Badan iku sajatine, Pan iku ingaran kudrat. Kudrat karsaning Allah, Allah ingkang Maha Agung, Luhur tan ana pipindhan.

Nikmat rasanya dalam hati, Hati itu rajanya badan. Badan itu sebenarnya, Apa yang disebut kodrat. Kudrat ialah kehendak Allah, Allah Yang Maha Agung, Luhur tiada taranya.
——————————–

Allahu Akbar; La syarikallahu = Allah Maha Besar; tidak menduakan Tuhan !! (hanya ada satu Tuhan).

3. Padha kawruhana yékti, Yéktine ngelmu sarengat. Sarengat awit kang gédhe, Panggédhening ngelmu nyata, Nyatane neng sarengat. Sarengat den amrih tutug, Tutug marang ing Kakekat.

Ketahuilah yang sebenar-benarnya, Ilmu syariat yang sebenarnya. Syariat ialah permulaan yang utama, Pemuka segala ilmu kenyataan, Kenyataannya terdapat dalam syariat. Maka selesaikanlah syariat itu, Hingga meningkat kehakikat.

4. Kakekate ngelmu jati, Jati sagunging upama, Upama kang katon kabeh, Kabeh iki aneng dunya, Dunya tibanging kerat, Ngakerat dina ing mbesuk, Mbesuk iya dadi dunya.

Hakikat ilmu sejati, Sari segala peristiwa, Peristiwa yang dapat disaksikan semua, Semua ini ada didunia. Dunia lawannya akhirat. Akhirat itu hari kemudian, Kemudian juga jadi dunia (sekarang).

5. Dunya dina kang saiki, Ik kang aran ngakerat, Ngakerate uwong biyen. Mbiyen ngarani ngakerat. Ya iki ingaranan, Arane mungguh ta ingsun, Ingsun iki lagi dunya.

Dunia ialah hari sekarang, Ini yang disebut akhirat, Akhirat bagi orang dahulu. Orang dahulu menamakan akhirat Sekarang ini. Artinya bagi saya, Saya ini baru mengalami dunia.

————————————

Baik ke-4 dan ke-5 hendak mengupas soal dari sudut filsafat. Yang dimaksudkan dengan dunia atau sekarang ialah “Kini” (the presen atau het nu) yaitu ketika ini. Bagi filsafat ketimuran, waktu itu penipuan pancaindera manusia belaka. Waktu lampau ialah “sekarang” yang akan datang. Padahal “sekarang” itu tidak dapat kita saksikan. Manakah “sekarang” itu sebenarnya ???.

Pada waktu “sekarang” itu kita nyatakan, ialah sudah lampau, walaupun sebagaian waktu yang tak terhingga pendeknya. “Sekarang” itu., sebagai halnya dengan titik, trak berukuran juga, dan sesuatu yang tidak berdemensi, maupun diperbanyak dengan berapa saja, tidak akan dapat menghasilkan sesuatu yang berukuran, yang dapat diukur panjang pendeknya, sebagai halnya dengan waktu. Karena itu waktu tadi dianggap sebagai penipuan pancaindera belaka (zinsbeoocheling). Dengan demikian segala peristiwa atau keadaan, yang hanya dapat difahami dalam ragam waktu dan ruang itu, penipuan pancaindera juga.

Jika waktu (lampau, sekarang dan kemudian) itu tidak ada, maka yang ada ialah kebakaan dan keabadian) eternity), yaitu satu diantara sifat-sifat mutlah Tuhan.

6. Neng dunya kang sugih puji, Puji tégésé pamuja. Muja iku nékakaké, Nékakake kanikmatan. Nikmate badanira. Yen sira témén satuhu, Tuhu téka dennya muja.

Didunia sebaiknya perbanyaklah puji, Puji artinya memuja. Memuja itu mendatangkan, Mendatangkan kenikmatan, Kenikmatan badanmu, Bila kamu bersungguh-sungguh , Sungguh akan tercapai cita-citamu.

———————————-

Memuji atau berdoa dalam pokoknya tiada lain dari pada menyatakan secara jelas dengan kata-kata, apa yang sangat kita hasratkan dalam hidup, yaitu cita-cita hidup kita. Memuja atau mencipta ialah pekerjaan berdoa yang disertai pemusatan seluruh perhatian. Dengan tiap hari atau sering kali mencipta, orang berulang-ulang menentukan secara jelas cita-citanya, sehingga cita-cita tadi merupakan cita-cita yang bulat, yang niscaya akan terlaksana karenanya.

Kepercayaan yang demikian itu terdapat pada hampir segala bangsa. Bangsa Inggris mengatakan : “Where there ia a will, there ia a way”, orang Jawa mengatakan : “Yen temen tinemu” atau “temen tinemenan”.

7. Yen sira muja sémedi, Pan mangkana pujinira : Rabbana-a-tina mangke, Fidunya lan kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina lan malihipun, Ngadabanar. Tégésira :

Jika kamu memuja dan bersemedi, Demikianlah doanya : Rabbana-a-tina selanjutnya, Fiddunya kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina dan seterusnya, ‘Azabanar. Maksudnya :

8. Pangeran hamba sayékti, Kawula nyuwun kamulyan,Ing dunya mulya slamine. Tumékoa ing akerat, Kinacekna sasama. Salamat téguh rahayu, Tébihna siksa néraka.

Tuhan hamba yang sebenar-benarnya, Hamba memohon kemulian,Didunia mulia selama-lamanya. Hingga sampai diakherat, Bedakanlah hamba dari sesama. Selamat, sentosa, bahagia, Jauhkanlah dari azab (siksa) neraka.
—————————

Puji atau doa yang dimaksudkan dalam bait ke-7 dan ke-8 ialah doa Qunut, yang selengkapnya berbunyi : Robbana atina fiddunya hasanatan, wafil akhirati hasanatan, waqina ‘azabannar.

Acapkali menjadi pertanyaan apakah surga dan neraka itu (hemel en hel; heaven and purgatery) sebagaimana digambarkan dalam Kitab-kitab suci itu benar-benat ada?? Menurut ajaran “ilmu klenik” adanya surga dan neraka itu ialah suatu keharusan dalam rangkaian sebab dan akibat, akan tetapi surga dan neraka, sebagaimana terdapat dalam gambaran orang banyak, sebagaimana hasil ajaran syariat, tempat manusia menemukan kenikmatan yang mencucurkan semua pancaindera, atau direbus dan dibakar hidup-hidup, tidak diakui adanya, karena dianggap sangat bertentangan dengan sifat Tuhan sebagai Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Apabila manusia yang seburuk-buruknya saja tidak sampai hati untuk menyiksa secara demikian musuh-musuhnya yang sekejam-kejamnya, sudah tentu Tuhan tidak akan sampai juga untuk menyiksa makhluk-makhluk ciptaannya sendiri.

9. Sagung wong kang nému bécik, Kang samya anuwun rahmat, Kang cukup iku pujine !! Poma den padha estokna, Gélém nora géléma, Kajaba kang nora sarju, Mangsa borong karépira.

Semua orang yang menemui nasib baik, Yang memohon rahmat, Hendaknya diperbanyak doanya !! Hendaklah diperhatikan dengan benar, Mau atau tidak mau, Kecuali mereka yang tidak sepaham, Terserah apa kehendakmu.
—————————————–

Maksud bait ini ialah : Hendaknya manusia itu selalu ingat kepada Tuhan, juga bila ia sedang mengalami nasib baik dan dapat hidup makmur dan sejahtera. Janganlah hanya ingit kepada Tuhan dan memohon perlindungan dan rakhmat-Nya, bila sedang mengalami nasib yang pahit. Nasib buruk yang dialami manusia itu sebenarnya dapat dipandang sebagai suatu peringatan, bahwa manusia dalam tindakan-tindakannya telah menyimpang jauh dari kehendak Tuhan, karena tidak ingat lagi kepada Tuhan. Jadi kalau manusia mengalami nasib yang baik, senantiasa juga tidak menyimpang dari kehendak Tuhan, maka ia tidak perlu diberi peringatan dalam bentuk nasib yang buruk. Maka kebahagiaannya akan terus terjamin. Bagi orang-orang yang tidak sepaham, masa bodohlah !!!

10. Gusti Allah ngudaneni, Marang makhluk sadayanya, Kang ala tanapi sae. Nadyan rambut para sapta, Apan wus nora samar. Ala bécik mung jinurung, Nora pégat ciptanira.

Allah Maha Mengetahui, Kepada makhluk semuanya, Yang jahat dan yang baik. Meskipun rabut dibelah tujuh, Tidak luput dari penglihatan-Nya. Baik buruk selalu diberkahi, Tak terputus dari kehendaknya masing-masing.
———————————

Jahat dan baik keduanya diperbolehkan.

Tak terputus dari kehendaknya masing-masing orang.

Yang dimaksudkan dengan dua baris diatas ini ialah, bahwa nasib buruk (sebagai akibat tindakan-tindakan yang jahat) dan nasib baik (sebagai akibat tindakan-tindakan yang baik), manusia boleh memilih dengan bebas.

Tuhan tidak menghalang-halangi pemilihan itu.

Jadi nasib manusia bukanlah suatu takdir, yang dipaksakan oleh Tuhan. Manusia merdeka dalam membangun dan mengarahkan nasibnya. Apa yang dinamakan takdir itu ialah buah yang tumbuh dari tindakan-tindakan manusia sendiri, menurut hukum sebab dan akibat, yang merupakan hukum umum dalam alam.

Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke alamat email. Masukkan email anda ke kolom di bawah ini:

Disponsori oleh : blogrozran

Saya Sarankan Anda Baca Juga



0 comments :

Post a Comment