Ads 468x60px

Sunday, February 17, 2013

SEX EDUCATION part7





….awit aji asmara punika kangge sarana lelantaran anggenipun badhe nyumerepi “dhateng asal wijinira” manungsa sejati, karana ingkang kasebut tembung paribasan makaten : sinten manungsa ingkang boten uninga dhateng asal wijinira, sayektine inggih datan uninga dhateng sejati paraning sedya, kacariyos ing tembe inggih badhe kirang sampurna ing kamuksanira. (pupuh 6)


Ilmu asmara merupakan sarana untuk mengetahui asal muasal manusia, seperti peribahasa barang siapa yang tidak mengetahui asal usulnya sesungguhnya juga tidak akan mengetahui kemana tujuan hidupnya, niscaya kelak hidupnya tidak akan sempurna.



Science romance is a means to determine the origin of man, as the proverb he who does not know the true origin will not know where the purpose of his life, his future will not necessarily perfect.



Hubungan seksual merupakan masalah yang sangat penting dalam Budaya Jawa karena hasilnya adalah sebuah kehidupan baru. Maka dari itu diajarkan agar sebelum melakukan hubungan seksual haruslah disiapkan segala-galanya agar hasilnya juga sempurna dan mengerti asal kemana ia akan berakhir.



Sexual intercourse is a very important issue in Javanese culture because the result is a new life. Therefore taught that before sexual intercourse should be prepared everything so that the result is also perfect and understand the origin of where it will end.



Yen pinareng dening Pangeran ingkang Maha Suci, kinen dados lantaran nitehaken manungsa. (pupuh 6)

Apabila Tuhan memperkenankan, pertandingan tersebut akan menjadi sarana dan wahana untuk menciptakan manusia.


If God permits, those games will be a means and vehicle for creating man.

Hubungan seksual yang benar akan direstui oleh Tuhan dan diberikan hasil yang benar pula.


Sexual relations are really going sanctioned by God and given the correct result anyway.

Dalam hal hubungan seksual, maka yang paling penting adalah peranan alat kelamin sebagai media utama. Budaya Jawa mengajarkan mengenai konsep alat kelamin pria sebagai sesuatu yang penting karena merupakan bagian dari tempat persemayaman juga.


In terms of sex, it is the most important role of the genitals as the main medium. Javanese culture teaches about the concept of male genitalia as important as it is part of the funeral as well.

Dalam ajaran mengenai konsep seks dalam Budaya Jawa, maka diterangkan pula apa sebenarnya alat kelamin itu sebagai sarana utama dalam hal seks. Dalam Budaya Jawa diajarkan bahwa tubuh manusia adalah diciptakan sedemikian sempurna termasuk alat kelamin tidak boleh digunakan sembarangan karena suci sifatnya.


In the teaching of the concept of sex in Javanese culture, then explained what exactly did the genitals as the main means in terms of sex. In Javanese culture taught that the human body is created in such a perfect including genitalia should not be used carelessly because of the sacred nature.

Yen priya lan wanita anggenipun sami sahresmi pamudharin prasa sesarengan, woring kama mangka pinareng dening Pangeran Kang Maha Mulya badhe nitahaken manungsa, punika woring kuma wau lajeng kendel dumunung wonten guwa garbaning wanita, binasakaken garbini inggih punika meteng. (pupuh 8)

Bila seorang pria dan wanita bersetubuh, pertemuan kama diperkenankan oleh Tuhan Yang Maha Esa, akan ditaksirkan manjadi manusia. Bersatunya kama (sperma dan sel telur) tersebut kemudian akan berdiam diri di rahim wanita yang kemudian disebut hamil.


When a man and woman have intercourse, kama meetings allowed by God Almighty, man will might be widened. Merging of kama (sperm and egg cells) would then remain silent in the womb of pregnant women who came to be called.

Tujuan dari hubungan seksual salah satunya yang paling penting adalah untuk menghasilkan keturunan. Benih manusia yang hadir di rahim wanita itu bisa ada hanya karena restu dari Tuhan.


The purpose of the sexual relationship the most important one is to produce offspring. Human seed in the womb of a woman who was present that could exist only because of the blessings of God.

….saleresipun tiyang estri ing asmara boten malih, amung kedah anut ing ombak kasagedaning priya…. (pupuh 19)

Sesungguhnya dalam bersenggama seorang wanita harus mengikuti kemauan laki-laki.


In fact, in intercourse a woman has to follow the will of men.

Hal-hal tersebut adalah ajaran tentang tindakan yang tepat bagi wanita dalam hal berhubungan seksual.


Those things are teaching about appropriate measures for women in terms of sexual intercourse.

Wonten malih gelaring wanita yen nuju sinanggama ing priya, lajeng ambiyantu ing solah obahing raga raga dadosaken keras maju sunduring pasta, pratingkah makaten wau sedyanipun supados simbuhi sakecaning prasa…. (pupuh 19)

Adapun tingkah laku wanita ketika bersenggama sebaiknya mengimbangi gerakan pria yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa nikmat.


The woman's behavior when intercourse should compensate the man movement that aims to foster a sense of pleasure.

Dalam berhubungan seksual diajarkan mengenai bagaimana sikap seorang wanita agar kegiatan hubungan seksual bisa mencapai tujuan yang diinginkan yaitu dapat mengimbangi gerakan laki-laki.


In a sex taught about how a woman's attitude that sexual activity can achieve the desired goal of being able to offset the movement of men.

Kisanak, bebakunipun ingkang prelu kedah waskita, sageda nuju karsaning priya, ing solah kedah anut ing kersaning kakung. (pupuh 19)

Saudara, yang perlu diperhatikan adalah kewaspadaan. Hendaknya wanita tanggap terhadap kehendak laki-laki.


Brother, to be considered is vigilance. Women should be responsive to the will of men.

Selain menyeimbangkan gerak, wanita juga harus tanggap dan mengerti apa yang menjadi kehendak laki-laki.


In addition to balancing the movement, women should also be responsive and understand what the will of men.

Awit wujudipun ingkang kawastanan labet wau inggih guna, tegesipun kapinteran, ingkang dipunwastani guna punika inggih sarana, tegesipun piranti, ingkang binasakaken sarana punika inggih : mantra, tegesipun muna, ingkang dipunwastani mantra punika inggih dunga tegesipun muni, ingkang binasakaken donga menika inggih puja, tegesipun panggunggung, inggih punika sadaya wau dumunung pangrengganing basa, utawi patrap ingkang dados pepunton atining tata krami. (pupuh 20)
Dengan upaya seperti itu sesungguhnya merupakan bentuk lain dari ibadah. Sebab bentuk ketekunan dan kesungguhan pada dasarnya berupa guna artinya kepandaian atau ketrampilan. Guna juga berarti sarana, yaitu peralatan. Sarana dapat diartikan sebagai mantra, maksudnya niat yang diverbalkan, sedangkan doa juga berarti harapan atau cita. Kesemuanya seimbang antara prilaku dengan nurani.

With such efforts are actually another form of worship. Because the shape persistence and determination is basically a means to intelligence or skill. To also means facilities, ie equipment. Means can be interpreted as a mantra, that intention verbalized, while prayer also means hope or joy. All are balanced between behavior with conscience.

Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke alamat email. Masukkan email anda ke kolom di bawah ini:

Disponsori oleh : blogrozran

Saya Sarankan Anda Baca Juga



0 comments :

Post a Comment