SISTEM PEMBUATAN BENANG
Pada dahulu, prinsip pembuatan benang yang umumnya telah digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang yaitu terdiri dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan dan penggulungan yang keseluruhannya disebut proses pemintalan.
Selain itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat mengalami proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari gumpalan-gumpalan dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya dilakukan menggunakan tangan, akan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin-mesin yang macamnya tergantung dari pada jenis serat yang digunakan. Untuk mempelajari macam-macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang digunakan pada proses pintal. Sistem-sistem itu antara lain ialah :
Sistem pintal dengan flyer
Dalam system flyer digunakan alat pintal fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang dapat diputar melalui roda pemutar spindel. Pada ujung spindel tersebut diterapkan flyer, sehingga bila spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda pemutar bobin. Waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer, keluar melalui lubang saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui kait pengantar benang dari sayap flyer ke bobin untuk digulung. Bobin dan flyer berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat, sehingga terjadi penggulungan. Sedangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan pada benang.
Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum mesin pintal benang yang sesungguhnya.
Sistem pintal mule
Sistem pintal mule ini menggunakan prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir. Kalau pada pembuatan benang dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang dilakukan dengan menjauhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada spindle pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan sistem mule, spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan. Sistem ini banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.
Sistem pintal cap
Cap atau topi yang berbentuk seperti bel yang dapat diletakkan pada ujung spindle. Karena poros bobbin menyelubungi spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya diam. Pada spindel diterapkan leher yang dilekatkan pada roda dimana terdapat bobin , sehingga roda , leher dan bobin dapat berputar bersamasama. Benang yang berasal dari rol depan melalui pengantar digulungkan pada bobbin dengan bergeser pada bobbin Cap. Karena terjadi gesekan antara benang dan bibir Cap, maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung. Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem ini banyak digunakan pada pembuatan benang dari wol.
Sistem pintal ring
Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk seratserat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut, Spindel diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin tersebut terdapat ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller.
Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller memberikan antihan pada benang.
Sistem pintal open end
Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end sebagai berikut :
Bahan berupa sliver masuk melalui corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol pengurai serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa disalurkan ke rotor. Oleh rotor, serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas benang digulung pada bobin di atas rol penggulung.
Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu :
· Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek
· Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang · Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang(src)
Pada dahulu, prinsip pembuatan benang yang umumnya telah digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang yaitu terdiri dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan dan penggulungan yang keseluruhannya disebut proses pemintalan.
Selain itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat mengalami proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari gumpalan-gumpalan dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya dilakukan menggunakan tangan, akan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin-mesin yang macamnya tergantung dari pada jenis serat yang digunakan. Untuk mempelajari macam-macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang digunakan pada proses pintal. Sistem-sistem itu antara lain ialah :
Sistem pintal dengan flyer
Dalam system flyer digunakan alat pintal fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang dapat diputar melalui roda pemutar spindel. Pada ujung spindel tersebut diterapkan flyer, sehingga bila spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda pemutar bobin. Waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer, keluar melalui lubang saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui kait pengantar benang dari sayap flyer ke bobin untuk digulung. Bobin dan flyer berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat, sehingga terjadi penggulungan. Sedangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan pada benang.
Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum mesin pintal benang yang sesungguhnya.
Sistem pintal mule
Sistem pintal mule ini menggunakan prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir. Kalau pada pembuatan benang dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang dilakukan dengan menjauhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada spindle pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan sistem mule, spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan. Sistem ini banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.
Sistem pintal cap
Cap atau topi yang berbentuk seperti bel yang dapat diletakkan pada ujung spindle. Karena poros bobbin menyelubungi spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya diam. Pada spindel diterapkan leher yang dilekatkan pada roda dimana terdapat bobin , sehingga roda , leher dan bobin dapat berputar bersamasama. Benang yang berasal dari rol depan melalui pengantar digulungkan pada bobbin dengan bergeser pada bobbin Cap. Karena terjadi gesekan antara benang dan bibir Cap, maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung. Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem ini banyak digunakan pada pembuatan benang dari wol.
Sistem pintal ring
Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk seratserat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut, Spindel diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin tersebut terdapat ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller.
Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller memberikan antihan pada benang.
Sistem pintal open end
Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end sebagai berikut :
Bahan berupa sliver masuk melalui corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol pengurai serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa disalurkan ke rotor. Oleh rotor, serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas benang digulung pada bobin di atas rol penggulung.
Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu :
· Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek
· Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang · Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang(src)
0 comments :
Post a Comment