Pembuatan benang kapas dan benang wol
Ditinjau dari segi besarnya regangan atau urutan proses maka cara pembuatan benang kapas ada beberapa macam, yaitu :
· Cara memintal dengan regangan biasa.
· Cara memintal dengan regangan tinggi.
· Cara memintal dengan regangan sangat tinggi.
Cara memintal dengan regangan biasa
Biasanya digunakan untuk membuat benang yang halus yaitu benang Ne1 30 sampai dengan Ne1 150. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Bal Kapas
2. Blowing & Picking
3. Carding
4. Drawing 1
5. Drawing 2
6. Drawing 3
7. Slubbing
8. Intermediate
9. Roving
10. Jack
11. Winding
12. Spinning
Pada urutan proses diatas, terdapat tiga tahap pengerjaan di mesin drawing, hal ini bertujuan untuk mendapatkan persentase campuran yang lebih baik.
Sedangkan proses yang dimulai dari mesin Slubbing, Intermediate, Roving dan Jack bertujuan untuk memberikan regangan pada sliver / roving secara bertahap, sehingga benang yang akan dihasilkan mempunyai kerataan yang baik. Karena kurang efisien penggunaan sistem ini sekarang jarang dijumpai lagi.
Cara memintal dengan regangan tinggi
Cara ini banyak dijumpai di pabrik pemintalan kapas di Indonesia. Urutan proses dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Bal Kapas
2. Blowing & Picking
3. Carding
4. Drawing 1
5. Drawing 2
6. Roving
7. Spinning
8. Winding
Perbedaannya adalah terdapat dua tahap proses di mesin Drawing dan satu tahap proses di mesin flyer atau yang biasa disebut simplex. Walaupun jumlah mesinnya lebih sedikit namun dapat menghasilkan benang yang nomornya sama dan tingkat kerataan benang yang baik, karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik.
Cara memintal dengan regangan sangat tinggi
Cara ini juga banyak dijumpai di Indonesia, dengan urutan proses sebagai berikut :
1. Bal Kapas
2. Blowing & Picking
3. Carding
4. Drawing 1
5. Drawing 2
6. Spinning
7. Winding
Urutan proses system super hight draft ini sangat berbeda dengan urutan proses yang lain. Perkembangan selanjutnya merupakan bagaimana usaha untuk memperbesar produksi dengan biaya yang sekecilkecilnya.
Dengan memperbaiki konstruksi, menambah peralatan dan mempertinggi kecepatan dan penggunaan tenaga kerja sedikit mungkin. Pada saat ini telah dibuat System Hock, yaitu kapas yang telah selesai diproses di mesin Blowing tidak digulung menjadi lap, melainkan langsung ke mesin Carding sampai dilayani oleh pekerja lagi. Dengan urutan proses sebagai berikut :
1. Bal Kapas
2. Blowing & Picking
3. Carding
4. Drawing I
5. Drawing 2
6. Roving
7. Spinning
8. Winding
Disamping cara tersebut diatas dewasa ini telah dikenal juga sistem baru yaitu Continous Automatic Spinning System.
Pada cara ini mesin Blowing, Carding dan Drawing dirangkaikan menjadi satu sehingga dengan demikian dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja.
Pembuatan benang sisir
Dipasaran dikenal dua macam benang kapas yaitu : benang garu (Carded Yarn) dan benang sisir (Combed Yarn). Pada proses pembuatan benang garu, kapas setelah melaui proses di mesin Carding terus dikerjakan di mesin drawing seperti urutan proses yang telah diuraikan diatas, sedangkan pada proses pembuatan benang sisir, kapas setelah melalui proses di mesin Carding harus melalui proses di mesin Drawing. Pada mesin Combing terjadi proses penyisipan untuk memisahkan serat-serat pendek yang biasanya berkisar antara 12 % sampai dengan 18 % (sesuai kebutuhan) untuk dibuang sebagai comber noil. Benang Combing biasanya untuk keperluan kain rajut, benang jahit atau kain yang bermutu tinggi. Urutan proses pembutan benang sisir dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bal Kapas
2. Blowing & Picking
3. Carding
4. Pre Carding
5. Super Lap
6. Combing
7. Drawing
8. Drawing II
9. Roving
10. Spinning
11. Winding
Pembuatan benang wol
Dalam proses pembuatan benang wol terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
5.8.1 sistem pembuatan benang wol garu
Sistem pemintalan Woolen berbeda bengan system pemintalan lainnya dan mempunyai ciri-ciri yang khusus pula, antara lain :
· Benangnya kasar dan empuk
· Letak untaian serat-serat yang membentuk benang tidak teratur
· Mengkeret besar dan elastisitas rendah
· Bahan baku serat wol rendah berasal dari macammacam limbah serat, limbah benang atau limbah kain, yang kemudian digaru dan kadang dicampur dengan serat-serat kain (misalnya serat sintetis).
Urutan proses pemintalan benang wol garu :
1. Sortir
Bertujuan untuk memisahkan setiap jenis bahan menurut klasifikasi tertentu agar mendapatkan kwalitas bahan yang sama.
2. Opening & Cleaning
Bertujuan untuk :
a. pembukaan setelah pencelupan
b. pembukaan persiapan sebelum pencampuran
c. pembukaan bahan sebelum pencucian
d. pembersihan carbon setelah proses carbonization
e. pembersihan kotoran-kotoran
3. Washing
Bertujuan untuk membersihkan kotorankotoran serta minyak-minyak yang menempel pada serat wol dan dikerjakan pada larutan sabun atau soda pada suhu 40o selama ± 6jam.
4. Drying
Proses yang dilakukan pada :
· pengeringan yang dilakukan terhadap bahan yang telah mengalami proses pencucian dan karbonisasi sehingga kadar airnya tinggal ±20 %.
· Pengeringan persiapan karbonisasi. Pengeringan ini hanya dilakukan pada bahan benang wol garu.
5. Carbonization
Bertujuan untuk :
a. Memisahkan hasil tembahan noil, limbah benang dan serat-serat lain yang mungkin tercampur, seperti serat kapas, serat sintetis.
b. Memisahkan kotoran-kotoran yang menempel pada serat wol antara lain kulit, biji, ranting yang berasal dari senyawa selulosa. Proses karbonisasi dapat menggunakan larutan asam sulfat (wol carbonization).
6. Tearing Into Fiber
Bertujuan untuk menguraikan serat-serat menjadi bentuk yang dapat dipintal yang berasal dari bahan baku yang berupa limbah benang maupun limbah kain. Agar tidak terlalu banyak serat yang putus-putus, biasanya terlebih dahulu diadakan peminyakan terhadap bahan baku yang akan disiapkan.
Jenis mesin yang digunakan adalah :
a. Rag Machine
Dalam proses ini bahan yang berasal dari limbah kain diuraikan dalam bentuk serat-serat tanpa banyak mengalami kerusakan serat yang cukup berarti sehingga memudahkan dalam proses berikutnya.
b. Garnett Machine
Proses ini bertujuan agar limbah benang atau bahan yang berasal dari mesin Rag dapat dibuka dan diuraikan.
c. Opening Card
Bagian bahan yang belum sempurna terbuka dan terurai pada proses mesin garnett atau bahan sebelum pencelupan dapat lebih terbuka dan terurai dengan dikerjakan pada mesin Carding.
7. Mixing & Oiling
Bertujuan untuk :
a. mendapatkan campuran yang homogen dan setiap jenis kwalitas bahan baku yang akan diolah.
b. mendapatkan jumlah kandungan minyak yang merata dalam bahan.
c. mendapatkan harga pokok bahan baku yang rendah.
8. Carding
Bertujuan untuk :
a. menguraikan gumpalangumpalan serat menjadi serat-serat individu.
b. mencampur setiap jenis bahan dengan baik.
c. mendapatkan sliver yang rata.
9. Ring Spinning
Wolen Spinning dikenal dengan dua cara, yaitu :
a. Intermitten Spinning Machine
b. Continous Spinning Machine
yang pertama adalah Mule spinning, sedangkan yang kedua adalah Ring Spinning.
Pembuatan benang wol sisir
Prinsip dasar pemintalan sistem ini sama dengan system pemintalan kapas dan sutera. Bahan baku serat wol mengalami pengaliran untuk menghilangkan kotoran-kotoran, pensejajaran dan pelurusan serta pemintalan serat pendek sehingga diperoleh benang yang berkilau dan rata permukaannya. Umumnya diperlukan serat yang panjang serta kehalusan sama.
Perbedaan utama terhadap sistem pemintalan kapas adalah urutan prosesnya. Dalam hal ini serat wol terlebih dahulu mengalami proses pengerjaan secara kimiawi dengan jalan pemasakan untuk menghilangkan bekas-bekas keringat dan kotoran lain. Selain dari pada itu jumlah susunan dan jenis urutan mesin lebih banyak sistem pemintalan worsted, menurut sifat bahan bakunya dapat dibagi dalam dua cara, yaitu :
· Cara pemintalan Worsted Inggris (Bradford)
· Cara pemintalan Worsted Perancis (Continental)
Umumnya untuk serat wol panjang digunakan cara Inggris dan untuk serat wol pendek digunakan cara Perancis.
Urutan proses pemintalan benang wol sisir :
1. Sortir
Pemisahan atau pengelompokkan yang bertujuan untuk mendapatkan kwalitas hasil benang yang sesuai tujuannya.
Pengelompokkan ini didasarkan atas kehalusan, panjang, kekuatan, keriting (crimp), warna serat dsb. Dan setiap lembaran yang berasal sari seekor biri-biri dikelompokkan menjadi 3 – 4 kelas.
2. Washing
Bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran serta lemak-lemak yang melekat pada serat wol. Pencucian dilakukan dengan menggunakan alkoli dan sabun.
3. Drying
Serat wol yang telah mengalami pencucian kemudian dikeringkan agar satu sama lain saling membuka.
4. Oiling
Bertujuan agar serat-serat yang telah mengalami pengeringan tidak mudah patah/rusak (getas) pada serat proses caring dan juga menghidari listrik statik dan serat-serat lebih lentur dan mempunyai sifat lenting yang baik. Persentase peminyakan biasanya berkisar antara 2 – 3 % dari berat kering.
5. Carding
Bertujuan untuk :
· menguraikan gumpalan serat-serat wol yang telah megalami pencucian dan pengeringan menjadi seratserat individu.
· memisahkan serat-serat pendek dan yang panjang serta menghilangkan kotoran-kotoran.
· meluruskan serta mensejajarkan serat.
· Membuat sliver atau lap.
Jenis mesin Carding yang digunakan adalah Roller Card berbeda dengan mesin Carding yang digunakan untuk proses kapas.
Hasil akhir mesin Carding yang berupa sliver langsung ditampung dalam can, digulung dalam bentuk ball atau gulungan (ball). Hasil perangkapan web dari 8 - 10 buah mesin Carding.
6. Combing
Bertujuan untuk :
· memperbaiki kerataan pan jang serat.
· Memisahkan serat-serat pendek dan kotoran yang masih melekat dengan jalan penyi siran.
· Mensejajarkan serta melu ruskan serat-serat.
Sliver yang dihasilkan dari proses pada mesin Combing ini lebih rata dan biasanya disebut “TOP”. Proses Combing ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Cara Inggris dan Cara Perancis Cara Perancis biasanya digunakan untuk proses serat wol merino, sedangkan cara Inggris adalah untuk serat wol Inggris. Sebelum proses dilanjutkan, top yang dihasilkan dari proses Combing terlebih dahulu mengalami proses pencucian pada mesin Back Washing. Tujuan pencucian ini adalah sebagai berikut :
· menghilangkan kotoran-kotoran serat minyak yang melekat agar didapatkan hasil celupan yang baik.
· menjaga kemungkinan terja dinya perubahan warna, karena adanya reaksi kimia dari sisa kotoran minyak bila terjadi penyimpanan yang lama.
· Top sebagai bahan setengah jadi yang juga diperjualbelikan maka sedikit banyaknya harus lebih baik kuwalitasnya dan kenampakannya.
7. Drawing
Bertujuan untuk :
· meluruskan serta lebih mensejajarkan letak seratserat kearah sumbu sliver.
· mengurangi ketidakrataan sliver dengan jalan perangkapan. Untuk melakukan proses drawing tersebut, biasanya dilakukan pada mesin Gil Box.
Sesuai dengan sifat bahan baku dan hasil benang yang diinginkan proses drawing ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :
1. Fench drawing
2. English drawing (disebut juga Brag Ford System)
3. Anglo-Continental drawing
4. American drawing
5. New English System atau Raper System drawing
French drawing digunakan untuk memproses dry top yang berasal dari serat wol merino yang halus dan pendek. English drawing digunakan untuk memproses oil Top. Anglo-Continental drawing dapat digunakan untuk memproses dry top maupun oil top. American drawing susunannya sangat sederhana. New English System menggunakan auto leveler sehingga menghasikan sliver yang rata dan merupakan suatu system yang terbaru. Tujuan susunan mesin drawing serta besar nilai regangan dan jumlah rangkapan tergantung pada cara yang digunakan serta sifat serat wol yang diolah. Hal ini biasa digunakan pada cara Inggris dan Perancis untuk bahan serat wol yang halus dan putih yang terdiri dari 9 susunan. Untuk serat-serat wol medium terdiri dari 7 susunan, sedangkan untuk serat-serat wol panjang, mohair dan lain sebagainya terdiri dari 6 susunan mesin drawing. Hasil akhir dari mesin drawing ini merupakan Roving. Sebelum dilakukan proses drawing pertama-tama diadakan pemilihan top. Pemilihan itu didasarkan pada kwalitas dan harga top serta kwalitas benang yang akan dihasilkan.
8. Ring Spinning
Sama halnya dalam proses pembuatan benang kapas, pada proses di mesin Ring Spinning ini bertujuan untuk melaksanakan peregangan (drafting), penggintiran (twisting) dan penggulungan (winding) terhadap roving untuk mendapatkan benang yang rata. Karena roving dalam system worsted spinning ada yang berasal dari cara drawing Inggris (yang mempunyai antihan) dan cara drawing Perancis (yang tidak mempunyai antihan), maka mesin Ring spinning pun disesuaikan dengan jenis roving yang diolah. Jenis mesin Ring spinning terdiri dari :
1. Mesin Spinning Flyer (Flyer Spinning Frame)
2. Mesin Spinning Cap (Cap Spinning Frame)
3. Mesin Ring Spinning (Ring Spinning Frame)
4. Mesin Mule Spinning (Mule Spinning Frame)
Mesin Spinning Flyer, mesin spinning Cap dan mesin Ring Spinnng digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Inggris dan menghasikan benang yang berkilau. Mesin Ring Spinning dan mesin Mule Spinning digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Perancis yang tidak mempunyai antihan dan menghasilkan benang yang empuk.(
src)