Ads 468x60px

Sunday, November 30, 2014

Uji Mutu Benang

B.6. Lea Strength

1 lea = 120 yads. Lea Strength adalah kekuatan tarik 120 yards benang yang digulung dalam 80 untaian (panjang untaian +/- 120 yds/ 80/2 = 0,75 yds), diukur dalam lbs.
Makin tinggi nilai Lea Strength, berarti benang makin baik.
B.7. Imperfection (ketidak sempurnaan)

Ketidak sempurnaan atau ke tidak rataan benang adalah total jumlah thin (tipis), thick (tebal) dan neps (benjolan) dalam ukuran tertentu dalam 1000 meter benang.
B.8. Thin places (benang tipis).
Thin places adalah suatu tempat pada bagian benang yang mengalami pengecilan -50% dari rata rata diameter benang seharusnya.
B.9.  Thick palece (benang tebal).
Thick places adalah suatu tempat pada bagian benang yang mengalami penebalan 50% lebih dari rata- rata diameter nya.
B.10. Neps (butiran benjolan)
Nep adalah adanya pembesaran 200% lebih dari diameter rata- rata benang yang terjadi pada suatu titik bagian benang dengan panjang minimal 1 mm. Neps sering disebabkan oleh terbawanya kumpulan waste fiber yang terkumpul pada daerah yang dilewati benang. Dengan demikian. Cara mengatasi neps paling utama adalah dengan meningkatkan kebersihan mesin.
Makin sedikit jumlah TOTAL  IMPERFECTION, berarti benang tersebut makin baik.
Berikut ini standard total imperfection yang dianjurkan untuk masing- masing jenis proses pembuatan benang:
Imperfections
Ring- spun- yarn
Rotor- spun- yarns
Thin places
-50%
-50%
Thick places
+50%
+50%
Neps
+200%
+280%
B.11.  Uster% (U%).

Uster% adalah ukuran ketidak rataan sliver/roving atau benang. Nilainya adalah variasi dalam berat (grams) pada tiap satuan panjang.
Makin rendah nilai U%, berarti benang makin baik.
B.12. Ketidak rataan U%. (Uster Eveness in%/ UE%)

Ini adalah ukuran prosentasi variasi dari KETIDAK SEMPURNAAN (imperfection) dari sehelai benang.
Makin rendah UE% sehelai benang, berarti makin baiklah ia.
B.13. Derajat bulu (Degree of Hairiness/ dH).

  

Derajat bulu adalah berapa banyak bulu (yaitu serat yang keluar dari badan benang) seukuran 1 mm atau lebih dalam satu meter benang.
Hairiness 3,5 artinya dalam satu meter benang tersebut terdapat rata- rata 3,5 helai bulu yang memiliki ukuran 1 mm lebih.
Dalam laborat hasil kanjian, derajat bulu diukur lebih teliti dan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:                    Kelompok 1 mm.
                            Kelompok 2 mm
                            Kelompok 3 mm
                            Kelompok 4 mm, dan
                            Kelompok 5 mm.
Untuk mesin air jet loom, standart benang setelah dikanji, derajat bulu 3 mm sebaiknya jangan lebih dari 5 pcs/ meter.
Bila bulu 3 mm ternyata jumlahnya lebih dari 5 pcs / meter, berarti covering factornya tidak cukup (penganjian jelek), dan akan menyebabkan banyak stop pakan.
B.14. Variasi Derajat Bulu (sH).
Standart deviasi sH adalah nilai dari variasi derajat bulu. Dalam satu batch, yang terdiri dari beberapa kelompok mesin dan beberapa kelompok spindle dinilai variasi jumlah bulu permeternya. Makin kecil sH nya berarti makin bagus benang tersebut.
B.14.1  Hubungan antara nomer benang dengan derajat bulu.
Makin besar jumlah serat dalam bidang melintang benang dengan twist yang tetap, akan makin banyak bulu yang mencuat dari permukaan benang. Maka makin besar suatu benang, makin banyak pula bulunya.
B.15.  Elongation% (Daya Mulur)

Daya mulur adalah kemampuan sehelai benang untuk mulur dibanding dengan panjang aslinya.
Elongation 10%, artinya benang tersebut dapat ditarik sampai panjangnya lebih 10% dari panjang aslinya sampai benang tersebut putus.
Daya mulur ini ditentukan atas dasar pemakaian dan permintaan customer. Pabrik Rajut biasanya menentukan specifikasi. mulur yang lebih disbanding pabrik tenun.
B.16. Classimat Fault.

Classimat fault adalah rata- rata nilai keseluruhan (summary)  dari random test (uji petik) terhadap 23 type pengujian pada laboratorium spinning terhadap suatu produk benang dengan menggunakan Uster Classimat System.
Tiap- tiap pabrik spinning akan menentukan criteria penilaian mana yang akan dipakai sebagai standart kualitas pabrik tersebut.
1
2
3
4
A
B
C
D
(src)
read more

Delapan Hadiah Terindah

Delapan Hadiah Terindah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 KEHADIRAN

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.


MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.


DIAM

Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau m
... baca selengkapnya di Delapan Hadiah Terindah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

read more

Saturday, November 29, 2014

Beberapa Dasar Pengetesan Fisik dan Mutu Benang

FISIK DAN MUTU BENANG


FISIK & MUTU BENANG

B.1. Hubungan Fineness dengan Tensile Strength


                             Fh (cN)
Rumus  :     Rh = ------------
                             Ttv (tex)
Dimana: Rh = Fineness dan hubungannya dengan tensile strength dalam cN/tex
               Fh = maximum tensile strength dalam cN
               Ttv =fineness dalam tex.
Contoh : Fh = 177,2 cN
               Ttv=   24,6 tex
                                                  177,2
                Maka :             Rh = --------- = 7,2 cN tex.
                                                   24,6
B.2. Breaking force /Single Yarn Strength :



Adalah suatu ukuran kekuatan yang dibutuhkan untuk dapat memutuskan SATU HELAI benang dihitung dalam centi Newton per tex. Sample biasanya diambil dalam dua puluh kali pengukuran dan kemudian di rata- rata.
Breaking force = 180 cNtex artinya dibutuhkan kekuatan sebesar 180 cN untuk dapat memutus benang nomor satu tex.
                    
Catatan :  1 Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk membuat benda
                 bermassa 1 kilogram untuk mengalami percepatan 1 meter/ detik.
                1 newton = 1 kg m/s² =  0,10197 kilopoung(kgf) = 0,22481 lbf.
                1 kgf (1 kp) = 9,80665 Newton.==è( 1 / 0,10197 = 9,80665 N)
B.3.  R.K.M (Reisskilometer).
Yaitu berapa panjang benang (dalam satuan kilo meter) dimana benang tersebut putus karena menahan bobotnya sendiri. RKM = 2 artinya benang tersebut putus setelah menahan beban benang itu sendiri sepanjang 2 kilometer.
B.4. Tenacity :

Yaitu suatu ukuran kekuatan (gaya) yang dibutuhkan untuk dapat memutuskan 1 lea (590 meter) benang, dihitung dalam gram/ kg force. 1 kgf = 9,80665 Newton.
B.5.  cN tex ç=====è Rkm
n RKM = n x 1,0197 cN/tex
                                              590
n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                               Ne
Contoh:
Ada benang Ne 30 rayon ditest disuatu laborat, RKM nya = 165.
-Berapakah nilai single yarn strength nya?
-Berapakah nilai tenacity nya?
 Jawab: - Single Yarn strength : Rumus:    n RKM = n x 1,0197 cN/tex
                Ada benang strength nya = 165 Rkm.
                Tanya : Strength nya dalam cN tex?
                Single yarn strength = 165 x 1,0197 cNtex = 168,25 cNtex.
             - Tenacity : Rumus:
                                                                     590
                n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                                                      Ne
                                                      590
                165 x 1,0197 x 1,02 x -------- kgf =  3.375 kgf.
                                                       30
Contoh lain:
Ada benang Tenacity nya = 20 Cn/tex.
Berapa Tenacity nya dalam RKM?
Jawab : Kita pakai rumus Breaking Strength.
                                         n RKM = n x 1,0197 cN/tex
                                                                m
                                         m cN/tex = -----------  Rkm.
                                                             1,0 197
                                                                                                       20
Bila Tenacity nya = 20 cN/ Tex, maka dalam system Rkm = ------------ = 19,6 Rkm.
                                                                                                    1,0197
Contoh lain:
Benang 30s Yarn strength nya 365 Rkm. Berapa yarn strength nya dalam Kgf?
Jawab:
 Rumus =
                                                                  590
                n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                                                   Ne
                                                                         590
                365 Rkm = 365 x 1,0197 x 1,02 x ---------- Kgf = 7466,14 Kgf (src)
                                                                          30
read more

Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es

Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es
 Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1Pusaka Pulau Es

Seri : Bu Kek Siansu #17

Karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo

Pria penunggang kuda itu menghentikan kudanya dan memandang ke sekeliling dan dia terpesona. Memang pagi itu indah bukan main. Di sekeliling tempat itu terdapat bukit-bukit berjajar-jajar. Bukit-bukit di timur masih nampak gelap karena matahari baru muncul meng­intai dari balik punggung mereka. Akan tetapi bukit-bukit di barat sudah mulai menerima sinar matahari pagi yang kuning keemasan.

Nampak kabut menyingkir perlahan dihalau sinar matahari pagi. Sinar matahari pagi yang masih lembut namun sudah garang itu menerobos di antara kabut, sungguh merupakan keindahan yang sukar untuk dilukiskan. Keindahannya lebih terasa di dalam hati daripada di dalam mata. Burung-burung beterbangan mulai meninggalkan sarang, dan masih ada sempat berkicau di antara ranting-ranting pohon, membuat suasana makin ceria gembira dan mendorong seseorang untuk ikut bernyanyi-nyanyi. Matahari pagi mulai muncul dan sinarnya menghidupkan segalanya, membangunkan semuanya yang tadinya terlelap tidur dalam kegelapan sang malam. Nampak beberapa ekor kelinci dan kijang m
... baca selengkapnya di Kho Ping Hoo - BKS#17 - Pusaka Pulau Es Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
read more

Friday, November 28, 2014

Test Laborat Benang

Uji Test Laborat Yang Handal Sebagai Basis Management Kualitas

Uji Test Laborat Yang Handal Sebagai Basis Management Kualitas




Agar mampu membuat perjanjian dagang dengan pelanggan, tentu dibutuhkan dasar nilai spesifikasi barang (benang) yang akurat. Lima puluh tahun yang lalu tidak ada data yang tersedia pada pabrik- pabrik benang/ tekstil lainnya untuk menetapkan standar kualitas dari suatu produk benang/ tekstil. Sekarang ini banyak data dapat diperoleh dengan menggunakan laboratory testing instrument, sebagai contoh adalah untuk menetapkan kualitas serat benang, slivers (bakal benang), rovings (benang awal) dan benang jadi.
Tanpa adanya ketersediaan aneka data yang dapat dipercaya tersebut sungguh sulit atau bahkan hampir tidak mungkin untuk menentukan dasar dialog untuk menghasilkan agreement antar produsen dan konsumen pada dunia tekstil yang modern.
Karena itu sungguh teramat penting untuk dapat memperoleh nilai- nilai dari kualitas yang ditetapkan secara teliti dan dapat diperoleh setiap saat.
Sekarang ini test laborat tekstil tingkat tinggi dapat diambil contoh dari beberapa laboratorium test yang dilakukan oleh TESTEX di Zurich, Institute Textile Technology di Charlottesville, USA, dan Japan Spinners Inspecting Foundation di Osaka, Jepang.
Sejauh ini batas akurasi pengukuran belum tercapai sesuai yang diharapkan. Sebagaimana prosentasi mulur benang (Elongation), penebalan (atau penipisan) dibeberapa tempat (thick place/ thin place) dan benang berbutiran (nep) adalah masalah yang perlu diperhatikan, disarankan sistem pengukurannya agar dibuat jauh lebih akurat daripada hasil yang dicapai sekarang. Ini adalah tantangan lebih lanjut dari teknologi tekstil serta masalah statistik yang harus dipecahkan dalam beberapa tahun ke depan.
Karakteristik kualitas benang/ Variasi interlaboratory/ Nilai- nilai laborat
Karakteristik Kualitas
Inter- laboratory variation CV
Nomor benang
Twist
CV% (koefisien  variasi)
Hairiness
Hairiness variation sh / CV
Tensile force Fmax
Elongation Emax
Thin places*)
Thick places*)
Neps*)
<1.0%
<2.5%
<1.0%
<3.5%
<3.0%
<3.5%
<7.5%
<10 %
<10 %
<10  %
*)untuk menghitung lebih dari 30x/1000m panjang benang uji
Juga dengan memperhatikan bahan baku materi uji, prestasi besar telah dicapai dalam beberapa tahun silam. Tabel berikut menunjukkan hasil dari Inter- laboratory test.
Table ini diambil berdasarkan serangkaian test yang telah dilakukan oleh Zellweger Uster, oleh Bremen Cotton Exchanege dan oleh USDA (United States Departement of Agriculture).
Karakteristik Kualitas serat / variasi Inter laboratory / Nila- nilai laborat.
Fibre testing/ Inter- laboratory variation
Karakteristik kualitas
Inter- laboratory variation
Measuring System
Micronaire (kelembutan serat)
Panjang serat (50% span length)
Panjang serat (25% span length)
CV (Koefisien variasi) dari panjang serat (Rasio keseragaman).
Fibre tensile force
Fibre elongation
Jumlah Nep pada bahan baku cotton
<2.5%
<2.5%
<1.2%
<2.0%
<4.5%
<9.5%
<10 %
HVI
HVI
HVI
HVI
HVI
HVI
AFIS
Seperti adanya pengalaman yang terbatas pada pengujian bahan baku, peningkatan nilai-nilai ini diharapkan dapat tercapai dalam beberapa tahun mendatang. Seperti pada pengujian benang, nilai prosentasi mulur menunjukkan hasil variasi yang relatif tinggi terlepas dari fakta bahwa, dalam kedua kasus, sistem pengukuran sangat akurat.
Adapun yang sangat mempengaruhi  variasi hasil test inter laboratory test adalah:
# Variasi sample tekstile yang diambil
# Perbedaan RH (relative humidity)
# Perbedaan temperature.
# Akurasi sensor alat test
# Calibrasi
Sumber: Uster News Bulletn no.39 August 1993: Quality Management in the Spinning Mill

Translated by: H. Khaeruddin Khasbullah (src)
read more

Thursday, November 27, 2014

Wiro Sableng #176 : Dewi Kaki Tunggal

Wiro Sableng #176 : Dewi Kaki Tunggal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : MALAM JAHANAM DI MATARAM

"GADIS bermuka setan! Apa kau tahu kalau hidungmu tak bakal bisa kembali ke tempatnya semula?! Wajahmu telah sengaja dibuat cacat mengerikan seumur-umur oleh Pendekar Dua Satu Dua!"Begitu Sakuntaladewi berada di hadapannya Pangeran Matahari langsung keluarkan ucapan menghina dan mentakut-takuti.
"Dewi Kaki Tunggal! Jangan percaya ucapan mahluk gosong itu!"Ni Gatri berteriak.
"Aku tahu, kau tak usah kawatir,"jawab Sakuntaladewi. Lalu dia berpaling pada Pangeran Matahari. "Walau hidungku sudah pindah ke pipi, tapi aku masih mampu mencium bau busuk tubuhmu!"

"Hemm, jangan-jangan kau ini sudah menjadi gendak pendekar mata keranjang itu !

Ha ... ha ... ha!"

"Manusia bertubuh hangus! Kasihan. Otakmu ikut gosong ! Hik .. hik. Kau salah mengira. Aku bukan gendaknya Pendekar Dua Satu Dua. Aku adalah calon Istrinya!"

Sepasang alis mata Pangeran Matahari berjingkat. Lalu kembali tawa bergelaknya meledak di tempat itu.

PENDEKAR 212 Wiro Sableng mendapat petunjuk dari Sepasang Arwah Bisu bahwa dirinya memiliki ilmu yang sanggup melenyapkan benjolan merah di kening semua orang yang berada di Matara
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #176 : Dewi Kaki Tunggal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
read more

Monday, November 24, 2014

Learn, Unlearn, Relearn!

Learn, Unlearn, Relearn! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Menyambut Kompas-Gramedia Fair di Balikpapan yang berlangsung Jumat 24 Juli sampai Rabu, 29 Juli, kemudian di Samarinda mulai Rabo 5 Agustus sampai Senin 10 Agustus, 2009, setiap hari saya menulis artikel pendek di Tribun Kaltim. Andrias Harefa membujuk saya untuk menampilkannya di pembelajar.com. Saya enggan, tapi saya tak tahan denger diminta teman, padahal dia sebenarnya kan memberi kesempatan.

Kali ini saya kemukakan gagasan beberapa pemikir dunia mengenai ciri utama yang menandai abad ke-21. Ini penting, karena pengetahuan kita mengenai penanda utama suatu zaman akan memberi kita kearifan untuk menghadapi zaman tersebut. Untuk itu ada sarana yang bisa amat membantu, yaitu sebuah buku suntingan Rowan Gibson. Judulnya Rethinking The Future. Buku itu terbit setahun sebelum tutup abad ke-20, jadi sudah berumur satu dasawarsa, tetapi banyak hal yang masih amat relevan.

Kita akan menemukan tema yang amat inspiratif bagi kita sebagai individu, maupun sebagai representasi dari suatu lembaga, entah bisnis,
... baca selengkapnya di Learn, Unlearn, Relearn! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

read more