MUTU SERAT KAPAS
Cotton Grade ( Mutu Serat
Kapas).
Masing- masing Negara penghasil kapas memiliki standart mutu
untuk produknya. System Amerika mengenal 8 (delapan) tingkat mutu kapas. Dari
titik tengah yakni Grade Midling. Makin keatas makin bagus mutunya.
Sedang dibawah grade middling, berarti mutunya jelek, rapuh, kapas mati atau
kurang maturity (kapas muda).
Berikut ini urutan grade nya (American Grade) dan RSA
standart
USA
Standart RSA Standart
1. Strict Good
Midling. DIRK -
2. Good
Midling. Bagus DEAL
4.
Midling.====================== DOLY
5. Strict Low
Midling. DUNS
6. Low
Midling.
Jelek LFY
7. Strict Good
Ordinary. BSG
8. Good
Ordinary.
-
Sedangkan dibawah ini urutan tingkat mutu warnanya:
Whitish…………………….....Upper class
Very Lighy Spotted……………..…2
Spotted…………………………....3
Yellow Tinged……………………..4
Yellow Stained……………….……5
Light Grey…………………………6
Blue Stained……………………….7
Yellowish……………………….….8
Light Spotted………………………9
Light Tinged………………….…...10
High Colored…………………. …11
Red Stained…………….………...12
Grey…………………….………..13.
BI.23. Koefisien Variasi
ideal benang kapas
Rumus : V = 0,82 √
Ne * MG %
Dimana V = Koefisiensi variasi
Ne = Nomor English 1
MG = Micronaire (kelembutan benang dalam Micro
gram/ inchi)
Contoh : Benang Ne.45s dibuat dari serat kapas yang
kehalusannya 4 Micro gram/ inchi.
Ditanya: V idealnya?
Jawab : V = 0,82 √ 45 x 4 = 11.00 % .
B.24. Koefisiensi ideal
serat buatan
Rumus : V = 1,37 √ Ne * D %
Dimana: D = Nomor serat (denier)
Contoh: Benang Ne.30 dibuat dari serat staple no 2 denier.
Ditanya V idealnya?
Jawab: V ideal = 1,37√ 30 x 2 = 10,6 %
B.25. Jumlah serat rata-
rata dalam benang.
15.000
Rumus :
N = -----------
Ne x M
Contoh : Serat benang kehalusannya = 4 Microgram/inch
Dibuat
benang dengan nomer Ne.40s
Maka jumlah serat tiap penampangnya =
15.000
N =
------------ = 93,7 serat.
40 x 4
Tex * 25,4
Atau : N =
-----------------
MG
5315
Atau : N =
------------
Ne * d
Tex * 9
Atau : N =
-----------
D
D P1 P2
Atau : N =
---------- x (---------
+ --------- )
100 d1 d2
Dimana: D – Nomor denier.
P1= Nomor Ne benang I.
P2=
Nomor Ne benang II.
d1=
Nomor serat I (denier).
d2=
Nomor serat II (denier)
Contoh: Benang
campuran bernomor 315 denier.
Dipintal
dan dibuat dari benang No.60s dengan serat wool 7 denier + benang 40s
dengan
serat Terylene yang Nomornya 3 denier.
Ditanya: Jumlah serat- serat tersebut pada penampang benang
tersebut?
315 60 40
Jawab: : N
= --------- x (---------- + ----------) = 68,9
100 7 3
B.26. Perbandingan Jumlah
Serat Dalam Campuran.
P1 x d2
Rumus : Q1 =
-----------------------
(P1
x d2) + (P2 x d2)
Q2
= 1 - Q1
Dimana: Q =
Perbandingan jumlah serat
P1 =
Prosentasi bahan serat 1
P2 =
Prosentasi bahan serat 2
d1 =
Nomor serat 1 (denier).
d2 =
Nomor serat 2 (denier).
Contoh: Suatu jenis benang campuran dari serat wool(7
denier) Nomor 60s, dengan serat
lain
dengan nomor serat 3 denier.
Ditanya: Perbandingan serat satu dengan lainnya?
60 x 3
Jawab : Q1 =
-------------------------- = 0,391
(60 x 3) + (40 x 7)
Q2 =
1- 0,391 = 0,609.
B.27. Koeffisien Variasi
Benang Campuran
Rumus:
Vh1 Vh2
q1 (
-------------)² + q2( -------------)² x d2² + q1. q2 (d1- d2)
100 100
Vh
= 10.000 x
--------------------------------------------------
(q1 . d1 + q2 .
d2)²
100
V = ------
√ 1 + 0, 0001 Vh
√
N
Dimana: Vh = Koefisien Variasi Kehalusan.
q1
= Perbandingan jumlah serat 1 dalam
campuran
q2
= Perbandingan serat 2 dalam campuran.
d1
= Nomor serat 1
d2
= Nomor serat 2
N =
Jumlah serat rata- rata dalam penampang benang.
Contoh:
Suatu benang nomor 315 denier dipintal daripada campuran 60%
wool (7denier) dan 40% terylene (3 denier).
Vh1 =
50%
Vh2 =
50%
Ditanya:
Koefisien Variasi Idealnya?
Jawab: Lihat perhitungan- perhitungan sebelumnya!
50 50
0,391 (
-------------)² + 0,609 ( -------------)² x (3)²
+ (0,391 x 0,609 (7
-3) )
100 100
Vh = 10.000 x
--------------------------------------------------
(0,391 x 7 +
0,609 x 3)²
0,09775 +
0,15225 x 9 + (0,952476)
Vh = 10.000 x ------------------------------ =
264, 667
121
315 60 40
N = -------- (
----------- + ------------)
= 69
100 7 3
100
V = ------ √
1 + 0, 0001 x 264,667 = 12,
196%
√ 69
B.28. Prosentasi Ketidak
Rataan (Up)
∑ plus + ∑ minus
Rumus : Up =
-----------------------
nY
Dimana: ∑ plus
= Jumlah nilai yang lebih dari garis tengah grafik.
∑ minus = Jumlah nilai yang
kurang dari garis tengah grafik.
nY = Banyaknya (panjang) Yards sample.
B.29. Prosentasi
Penyimpangan (dP)
∑ Atas + ∑ Bawah
Rumus : dP=
-----------------------
nY
∑ Atas = Jumlah nilai yang ada diatas garis
∑ Bawah = Jumlah
nilai yang dibawah garis
nY = Banyaknya Yards yang ditest
B.30. Prosentase Maximum
Penyimpangan (dPmax)
2 (∑Max - ∑ Min)
Rumus : dPmax = -----------------------
(Max + Min)
B.31. Deviasi rata- rata
(U)
100 1
n ___
Rumus : U = ----- ( ---- ∑ ( X1 – X)
X n I = 1
Contoh: dari hasil analisa didapatkan data Histogram sebagai
berikut:
Jumlah balok
|
X
|
__
X1 - X
|
(X1-X) ²
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
4
8
3
6
2
4
10
5
2
6
|
1
3
2
1
3
1
5
0
3
1
|
1
9
4
1
9
1
25
0
9
1
|
50 60
n = 10
X = titik tengah = 5
100 1
Deviasi rata- rata (U) =
-------- ((------ x ( 20 )) = 40%
5 10
B.32. Koefisien Variasi.
Rumus: CV %
= 1,25 U%
Contoh pada data histogram diatas , maka:
CV =
1, 25 x 40% = 50%
Atau:
100 1 n __ 100 1
X n - 1 i =
I 5 9
0 comments :
Post a Comment