Pratingkahe laku dur, amuruki jawabe wong climut, nora wurung katularan awak mami, nadyan tan muruki, ingsun tan gelem sandhingan ingong.
Perbuatan jelek, mengajari jawaban orang curang, tidak urung akan ketularan juga diriku ini, meski aku tidak mengajari, duduk berdekatan juga tidak mau.
Bad deeds, taught the answers people cheat, will inevitably catch myself too, though I do not teach, does not want to sit too close.
Dalam bait-bait tersebut tercermin bahwa seseorang yang merasa dirinya orang suci, pandai dalam ilmu menghina orang lain dengan seenaknya sendiri. Padahal dalam ajaran agama hal seperti itu tidaklah dibetulkan. Orang hidup harus saling harga-menghargai satu dengan lainnya tanpa memandang rupa, kekayaan, pangkat dan derajat. Dalam bait itu disebutkan ada tiga orang guru mengaji yang telah selesai dalam ilmu agama, ternyata mereka menjadi takabur dengan ilmunya itu, sehingga menghina dan merendahkan orang seenaknya dan mengatakan bahwa orang-orang semacam diri merekalah yang kelak masuk surga firdaus.
In these verses reflected that a person who feels himself a holy man, versed in the science of insulting others with their own wishes. Whereas in religion such a thing is not corrected. People should live each price-respect one another regardless of their appearance, wealth, rank and degree. In this verse it is mentioned there are three people who have finished tutor in theology, it turns out they become arrogant with his knowledge, so insulting and degrading people casually and said that such people themselves who would they go to heaven paradise.
Mring batal karam angrengut, sira sengguh kalal sakehipun, nadyan iwak celeng asu lawan babi, angger doyan sira kremus, nora wedi durakeng don.
Pada hal yang batal dan haram geram, engkau kira halal semuanya, baik itu ikan babi hutan, anjing dan babi, asal engkau mau kau makannya, tidak takut akan durhaka.
In the void and illegitimate anger, you think everything is kosher, whether wild boar, dog and pig, as long as you want you eat, do not fear the ungodly.
......
Lamun sukmane wong Islam, anetepi salat limang prakawis, lan betah pangajinipun, anderes kitab Kuran, anetepi sahadat lan jakatipun, puwasa wulan Ramelan, tinarima mring Hyang Widhi.
Jika ruh orang Islam, yang melaksanakan salat lima waktu, dan gemar mengaji, membaca Qur’an, menetapi syahadat dan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, diterima oleh Tuhan.
If the spirit of the Muslims, who perform the five daily prayers, and love recite, read the Qur'an, creed and fulfill syahadat and zakat, fasting in the month of Ramadan, accepted by God.
Denunggahken mring suwarga, wit jalaran manut parentah Nabi, akeh oleh-olehipun, kang wus kasbut ing kitab, lamun suksma nireng kaping kang tan anut, surake jeng Rassulullah, linebohake Yomani.
Dinaikkan ke surga, menaati perintah Nabi, banyak perolehannya, seperti telah disebutkan dalam kitab, jika ruh orang kafir yang tidak taat, pada perintah Nabi Rasulullah, di masukan kedalam neraka.
Raised to heaven, obey the commands of the Prophet, many of acquisition, as noted in the book, if the spirit who do not obey the unbelievers, the commands of the Prophet of Allah, at the input into hell.
Gita Prabawa duk miyarsa, ………. wusana aris, pernahe iman puniku, aneng jantung nggenira, ing utek pernahe budi, otot balung punika pernahe kuwat.
Gita Prabawa setelah mendengar, ………. akhirnya berkata lembut, tempatnya iman itu, didalam jantung, sedangkan akal tempatnya otak, letak kekuatan ada pada otot dan tulang.
Gita Prabawa after the hearing, .......... finally said softly, where faith is, in the heart, and mind where the brain, where the power is in the muscles and bones.
Pernahe wirang ing netra, ing donya kang luwih pait, wong miskin kang luwih susah, dene kang luwih pakolih, wong waras lan wong sugih, dene ingkang luwih dumuh, wong bodho tan wruh sastra, ingkang tamat ing pangeksi, iya iku janma wruh ngelmune Allah.
Letaknya rasa malu ada di mata, di dunia ini yang lebih pahit, adalah orang miskin yang menderita susah, sedang orang yang paling berbahagia, orang sehat dan orang kaya, yang lebih buta, adalah orang bodoh yang tidak tahu tentang sastra, yang terang penglihatannya, adalah orang yang tahu tentang ilmu Tuhan.
It's a shame there is in the eyes, in this world more bitter, is the poor who suffer from hard, was the happiest person, the healthy and the wealthy, more blind, is a fool who does not know about literature, a bright vision, are people who know about the science of God.
Kang awit dina kiyamat, ing donya kang luwih gelis, luwih luhur saking wiyat, ngelmune tiba ing Nabi, jembar ngluwiji bumi, puniku jembaring kawruh, landhep ngluwihi braja, iku atine lantip, asrep luwih saking toya iku sabar.
Yang mulia pada hari kiamat, di dunia yang lebih cepat, lebih tinggi dari langit, ilmu yang turun kepada Nabi, lebarnya melebihi bumi, itulah luasnya pengetahuan, tajamnya melebihi senjata, itulah hati orang cerdas, dinginnya melebihi air itulah kesabaran.
That glorious on the day, in the world a faster, higher than the heavens, science down to the Prophet, the width exceeds the Earth, that the breadth of knowledge, sharp weapons beyond, that the hearts of intelligent, cold water that exceeds the patience.
Luwih atos saking sela, atine wong rupak, dene ta wong barangasan, luwih panas saking geni, wong jalu lawan estri, yekti kathah estrinipun, nadyan ing lair lanang, nanging tan bisa netepi, kuwajibaning priya sasat wanita.
Lebih keras dari batu, itulah hati orang yang sempit pikirannya, sedangkan orang yang pemarah, lebih panas dari api, laki-laki dan perempuan, sesungguhnya banyak perempuan, meskipun pada lahirnya laki-laki, tetapi jika tak dapat memenuhi kewajibannya sebagai laki-laki, tak ada bedanya dengan perempuan.
Harder than stone, that narrow minded people who thought, while the grumpy, hotter than fire, men and women, in fact a lot of women, although the birth of man, but if it can not fulfill its obligations as men, no different with women.
Wong mati lawan wong gesang, sayekti kathah wong mati, nadyan wujudira gesang, lamun nir budi pakarti, yeku prasasat mati, wong sugih lan miskin iku, iya kathah wong mlarat, senadyan sugih mas picis, lamun bodho tan wruh kawruh kasunyata.
Orang mati dan orang hidup, sesungguhnya banyak orang mati, meskipun kelihatannya hidup, tetapi jika tidak mempunyai budi pekerti, ya itu seperti orang mati, orang kaya dan miskin itu, juga lebih banyak yang miskin, sebab meskipun kaya harta benda, tapi jika bodoh ia tak tidak tahu ilmu kasunyatan.
The dead and the living, in fact a lot of people died, although it looks alive, but if it does not have the character, so it was like a dead man, rich and poor, nor the poor more, because although rich in possessions, but if he is stupid no do not know the science kasunyatan.
Sayekti iku wong nistha, tanwruh wusanane benjing, nggenya mulih mring kalenggengan, wong Islam lawan wong kapir, nadyan Islam ing lair, yen datan weruh ing ngelmu sanyatane agama, priye dadine agami, satuhune puniku kapir sadaya.
Sesungguhnya itu orang nista, tidak tahu akhirnya kelak, jika kembali menghadap Tuhan, orang Islam dan orang kafir, meskipun lahirnya islam, jika tidak tahu tentang ilmu agama, yang sesungguhnya bagaimana itu, sebetulnya itu pun kafir semua.
Surely it's the stigma, do not know the end someday, if returned to God, Muslims and pagans, despite seemingly islam, if do not know about the science of religion, which is really how it is, actually it was all infidels.
0 comments :
Post a Comment