Ads 468x60px

Friday, May 31, 2013

dihukum berhubungan intim sampai tewas.

'Dihukum berhubungan intim sampai tewas' bisa dijadikan inspirasi judul film yang menarik untuk bintang film porno sekelas Joanna Angel, kali ini dia bertutur tentang pengalamanya:

Bintang porno berbadan penuh tato Joanna Angel juga mempunyai pengalaman berkesan saat melepas keperawanannya justru telat untuk seorang aktris esek-esek. Dia melakukan seks saat umur 19 tahun.
Saat itu Angel mempunyai grup musik dan dia jatuh hati pada salah satu personil bandnya. "Namun dia sangat tampan dan digemari banyak gadis cantik. Sementara saya hanya perempuan aneh dengan baju kotor dan celana butut," ujarnya.
Ternyata keduanya mendapat kesempatan bersama, hanya berdua saja. Angel tidak menyia-nyiakannya. Dia mendekati lelaki disukainya itu dan akhirnya mereka berhubungan seks. "Kesan saya cuma satu, vagina saya lebih tegang dari biasanya," kata Angel.(sumber)
read more

Suplemen yang dipakai oleh Bintang Film Porno


Sebelum membahas tentang suplemen yang dipakai oleh bintang film porno, terlebih dulu mari kita baca pengalaman salah satu bintang film porno Brittany Andrews :

Pemilik perusahaan film porno sekaligus aktris panas Brittany Andrews mempunyai pengalaman seksual pertama kali di masa jayanya Michael Jackson, penyanyi pop dunia kulit hitam. Jadi Andrews sangat tergila-gila dengan lelaki gelap.

AKhirnya dia memberikan keperawanannya pada lelaki kulit hitam ditemuinya di kemah musim panas. Saat itu Andrews berusia 12 tahun dan melakukan seks pertamanya di rumah teman dia. Tidak disangka saat Andrew tengah bercinta, ada dua saudara temannya itu bersembunyi di bawah tempat tidur. "Itu memalukan. Aku segera memakai bajuku dan pergi," ujar Andrew. ( sumber )
read more

Grandpa sex blogspot

Grandpa sex blogspot kali ini bercerita tentang Courtney Cummz :

Keingintahuan besar soal seks di usia belasan ternyata dirasakan juga oleh Courtney Cummz. Bintang porno ini bahkan mulai ingin mencoba berhubungan badan sejak usia 13 tahun. "Ini sebab seluruh temanku sudah mencoba seks dan mereka bilang nikmat," kata Cummz.

Pengaruh sang teman juga terjadi saat Cummz memilih pasangan untuk melepaskan keperawanannya. "Mereka bilang lelaki kulit hitam mempunyai penis yang besar dan bercinta dengan mereka bakal ketagihan," ujarnya. Namun setelah mencobanya dia tidak mendapatkan sensasi apapun bahkan tidak orgasme di seks pertamanya.

"Ternyata seks itu memang harus memakai rasa pada pasangan," Cummz menjelaskan.( sumber )
read more

Tradisi unik porno


Tradisi atau lebih tepatnya pengalaman unik dari bintang film porno Dana Vespoli :
Pemenang kawakan penghargaan aktris dan sutradara film dewasa (AVN) Dana Vespoli menceritakan pengalaman hilang keperawanannya. Saat itu usia dia baru 16 tahun. Dia mempersembahkan mahkota kewanitaannya pada sang pacar saat itu usia 17 tahun.

Vespoli mengatakan awalnya berhubungan seks sangat sakit. Dia bahkan harus terapi otot-otot vagina agar bisa bercinta. Namun setelahnya dia megaku kecanduan dan selalu melakukan seks dimanapun dan kapan pun.( sumber )
read more

Pengakuan bintang porno tentang apa yang dirasakannya



Jessica Drake yang juga sering meraih beberapa penghargaan di industri film porno mengatakan tidak sembarangan bercinta untuk pertama kali. Drake banyak membekali dirinya soal seks yang ia baca melalui buku-buku.

Dia pun akhirnya mempraktekkan seks dia baca di buku pada pacarnya. Dia juga mengetahui pentingnya penggunaan kondom setiap berhubungan. Drake mengaku saat pertama kali berhubungan badan di usia 14 tahun ada darah mengalir keluar dari vaginanya. "Aku tahu aku telah kehilangan keperawananku," ujarnya. Darah itu membercak ke celana dalam dan rok sekolahnya. Dia lalu membuang keduanya di tong sampah kamar mandi rumahnya.

Rok dan celana itu ditemukan oleh sang ibu yang langsung mencapnya dengan sebutan pelacur. "Tapi saya tidak berhenti melakukannya. Saya terus berbuat tapi sebisa mungkin tidak diketahui ibu," kata Drake.( sumber )
read more

Budaya perkawinan di china

Budaya perkawinan di Cina tergolong tinggi, adapun berita berikut ini tidak serta merta mengurangi ketinggian nilai budaya tersebut yakni berita tentang :


Seorang perempuan buta asal Provinsi Sichuan, China bernama Du Xiurong tega menjual empat dari enam buah hatinya. Dia terpaksa melakukan itu sebab tak sanggup membiayai mereka.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Jumat (31/5), Xiurong juga putus asa lantaran suaminya hanya buruh kasar dengan penghasilan tidak pernah tetap, itu pun termasuk kecil dan tidak cukup untuk menghidupi keluarga mereka. Dia menjual anak-anaknya tujuh tahun terakhir, tiga perempuan dan satu lelaki. Xiurong hanya mempertahankan dua anak paling tua.

Xiurong mengatakan hati kecilnya tidak ingin ini terjadi namun tidak ada pilihan lain. Dia ingin anak-anaknya mendapat keluarga lebih baik dan kehidupan layak. "Aku tidak menjual mereka. Aku memberikannya pada pasangan tidak memiliki anak. Aku hanya meminta uang sebagai ongkos saat mengandung mereka," ujarnya.

Perempuan ini mendapat uang total Rp 15,9 juta dari hasil penjualan empat anaknya. Dia selalu menyalahkan penglihatannya buruk membuatnya tidak berdaya melakukan apapun demi meningkatkan kualitas hidup.( sumber )
read more

Video mesum siswi SMP yang menghebohkan publik

Video mesum siswi SMP yang menghebohkan publik
Warga Kediri dihebohkan dengan beredarnya video porno yang direkam dari ponsel. Tragisnya lagi, video porno itu diperankan oleh pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Video berdurasi enam menit dengan judul 'Betet Ngeyel' itu pun segera menyita perhatian publik. Sang pemeran pria kini masih dicari oleh pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sedangkan pemeran wanitanya yang masih SMP kini shock berat.

Kasus serupa juga pernah terjadi di daerah lain. Sungguh sebuah ironi ketika pelajar SMP sudah melakukan tindakan asusila yang belum pantas mereka lakukan. Aksi itu pun mereka rekam dan kemudian tersebar secara luas dari ponsel ke ponsel.


Awal februari 2013 lalu warga Garut, Jawa Barat dihebohkan dengan menyebarnya video porno. Video porno diperankan oleh seorang siswi SMP di Garut dengan seorang tukang bangunan.

Bahkan video yang beredar bukan satu tetapi tiga video, dengan durasi masing-masing berkisar 2 menit. Dari hasil penyelidikan polisi, pemeran video adalah siswi SMP berusia 15 tahun dan pemuda berusia 22 tahun. Keduanya sengaja merekam aksi mesum itu dengan menggunakan ponsel.

Sang pelajar akhir memilih tidak melanjutkan sekolah karena malu. Belum diketahui kenapa video mesum itu bisa menyebar dan menjadi bahan pergunjingan.


Kota Blora juga pernah digemparkan dengan beredarnya video adegan mesra sepasang remaja, yang keduanya ternyata adalah siswa dan siswi kelas 3 SMP ternama di kota itu. Video berdurasi kurang lebih satu menit itu, beredar cepat dari ponsel ke ponsel.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa video direkam saat kedua pelajar mengikuti studi tur sekolah di Pulau Bali. Pelaku pria RD (15) dan SL (14) pemeran wanita akhir pindah sekolah dari Blora.

Kini kedua siswa tersebut telah pindah keluar kota. RD pindah sekolah ke Jakarta, sementara SL, melanjutkan sekolah di Yogyakarta.

Menyusul terungkapnya rekaman video mesum remaja di bawah umur ini, sejumlah sekolah kini gencar melakukan razia isi ponsel para siswa, dan terus melakukan pembinaan untuk membentengi moral para siswa.

Video porno gegerkan warga Magetan, Jawa Timur. Film berdurasi 4 menit 46 detik berjudul 'Snesnga Bergoyang' itu diduga diperankan oleh seorang siswi SMPN di Magetan dan seorang pria berusia 25 tahun asal Kecamatan Plaosan, Magetan.

Dalam video porno yang diperankan siswi kelas IX tersebut, si pemeran wanita mengenakan baju tanktop warna biru tengah berasyik masyur layaknya suami istri dengan seorang laki-laki. Sayang, meski berdurasi cukup panjang, dalam adegan ranjang itu, tidak pernah menampakkan wajah si pemeran pria.

Dari keterangan polisi, yang melakukan penyidikan, pemeran wanita dalam adegan video porno tersebut, diduga adalah WS (13) asal Kecamatan Ngariboyo. Pelaku pria diduga merupakan teman dekat pelaku, yang usianya sekitar 25 tahun, asal Kecamatan Plaosan, Magetan.


Sebuah video porno dengan judul Betet Ngeyel beredar luas di Kota Kediri. Video dibuat di sebuah rumah kosong di Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri direkam dengan menggunakan HP.

Pemeran perempuan mengenakan kaos berwarna hitam, abu-abu motif lorek dan mengenakan jaket berwarna merah ternyata masih pelajar SMP. Sedangkan pemeran laki-laki telanjang dada. Kedua pasangan dalam video itu memerankan adegan bersetubuh layaknya suami-istri.

Polisi telah memintai keterangan pemeran video porno 'Betet Ngeyel' yang juga siswi SMP swasta di Kota Kediri. Yang mengejutkan, korban baru berpacaran seminggu dengan lelaki yang diketahui bernama YG (19) itu dan telah tiga kali melakukan hubungan badan layaknya suami istri.

"Mereka memang pacar. Kemudian perkenalan baru sekitar satu minggu. Setelah itu janjian, dan akhirnya melakukan tindakan seperti itu. Tindakan yang seharusnya tidak patut dilakukan," ujar Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Siswandi, Kamis (30/5).

Masih menurut Siswadi, si korban mengenal YG hanya melalui pesan pendek SMS. Dalam waktu singkat mereka sudah saling akrab hingga terjalin hubungan asmara.

"Bahkan, orang tua si korban sempat melerai hubungan asmara keduanya karena status anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP swasta di Kota Kediri," ungkap Siswandi. (sumber)
read more

Benda keberuntungan orang Jawa

Perlu lebih dicermati lagi bahwa orang Jawa yang sepintas secara keliru banyak diidentikan dengan animisme dinamisme atau pandangan keagamaan yang cenderung dianggap bertentangan dengan ajaran agama yang bersangkutan.

Seperti misalnya benda berbentuk gaman/pusaka keris,tombak,gamelan dan batu akik dan lain sebagainya.

Sebenarnya kalau boleh jujur nenek moyang orang Jawa lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat moral bukan kebendaan. Leluhur sesepuh pinisepuh Jawa terkenal sangat kental dengan olah jiwa, yang kemudian di salah satu agama disebut dengan akhlak.

Adapun benda-benda apapun itu manakala jiwa, spirit dan keyakinan telah sedemikian kuatnya terbentuk maka setiap partikel nya mengandung unsur keberuntungan yang tinggi.

Jadi kesimpulannya, orang Jawa tulen samasekali tidak tergantung pada benda atau keadaan apapun tapi pada Dzat Yang Maha Suci yang menuntunya ke setiap keberuntungan, ketentraman.
read more

Gamis couple 2013

Gamis couple 2013 seperti yang ini :
gamis couple batik rozran
Nuansa coklatnya berkesan sangat elegan untuk anda dan pasangan anda. Koleksi selengkapnya silakan dilihat di Gallery Gamis Couple atau Sarimbit Gamis Couple.

read more

Arti couple gamis

Untuk pasangan muda maupun tua, mereka pasti mempunyai dorongan rasa saling berbagi, saling bersinergi satu sama lain. Sebagai manusia normal kita tentu ingin tampil nyaman sebagai satu pasang kekasih yang harmonis.

Arti couple gamis salah satunya adalah menunjukan kepada komunitas hidupnya bahwa kita adalah pasangan yang serasi,kompak,dan berkesan elegan dipandang mata.

Secara psikologis juga dengan penampilan yang serasi dari busana yang kita dan pasangan kenakan akan mempengaruhi keselarasan emosi yang merasa saling mengisi menghargai dan memiliki pasangan tersebut.

Untuk sekedar tinjauan desain gamis couple bisa anda tengok koleksinya di sini.
read more

Gamis couple simple

Gamis couple simple ini produk asli Pekalongan Jawa Tengah Indonesia. Bahan yang digunakan adalah: katun prima, dikombinasikan dengan bahan katun polyster asahi dan golden.

Untuk jenis batiknya adalah sablon kombinasi dan ukurannya sebagai berikut :

Kemeja :
M : Panjang : 70cm Lingkar Dada : 106cm Lengan : 54cm
L : Panjang : 70cm Lingkar Dada : 108cm Lengan : 55cm
XL : Panjang : 70cm Lingkar Dada : 110cm Lengan : 56cm

Dress :
Model potongan bawah Punggung karet, Lingkar dada maksimal 100cm
Panjang bervariasi mulai dari 128cm

gamis couple K11 rozran

Untuk harga : Berkisar Rp 200.000 s.d Rp 230.000 tergantung motif gamis couple nya. Koleksi Sarimbit Gamis Couple juga banyak variasinya.
read more

Yuk Simak Pepali ki Ageng Selo part 3




BAGIAN III

Nama lagu dan bentuk syair : MEGATRUH.
Jumlah baris tiap bait : Lima.
Suara akhir masing-masing baris : u, i, u, o.
Jumlah suku kata masing masing : 12, 8, 8, 8, 8.


1. Wruhanira tekad ingkang luwih luhung, Poma dipun ngati-ati, Akeh sambekalanipun. Wali mukmin sadayeki, Pirang-bara manggih yéktos.

Ketahuilah tekad yang lebih tinggi, Jalankanlah dengan hati-hati, Banyak rintangannya. Wali mukmin semuanya, Mudah-mudahan benar-benar menemukannya.

Yang dimaksudkan dengan tekad atau tujuan yang lebih tinggi atau yang tertinggi dalam hidup manusia ini, ialah mencapai kesempurnaan kebahagiaan hidup.

Kebahagian hidup yang sempurna itu tercapai, apabila manusia dapat memperkembangkan sifat-sifat jiwanya, yang merupakan gambaran sifat-sifat yang Maha Esa, yaitu :
Kesempurnaan dalam ilmu pengetahuan.
Kesempurnaan dalam kasih sayang, sehingga kasih sayangnya meliputi semua makhluk, dan sebaliknya semua makhluk menyayanginya.
Kesempurnaan kekuasaan atas pribadinya dan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa disekelilingnya atau dengan lain perkataan kesempurnaan kekuasaan atas nasib pribadinya.

Jalan untuk mencapai tujuan yang tertinggi ini memang penuh dengan rintangan-rintangan dan ujian-ujian yang berat.

Karena itu disini pengarang mendoakan, mudah-mudahan semua wali dan mukmin dapat menemukannya atau mencapainya.

2. Lamun luput aneng dunya lakunipun, Ngakerat datan pinanggih. Yen énom wédélanipun, Babarane nora bécik. Ya iku poma kang yéktos 

Jika salah jalan didunia, Di akhirat tidak pernah akan ketemu. Bila muda wédélanya (celupannya). Babarannya tidak baik. Itulah ibarat yang tepat

Telah diterangkan dimuka, bahwa nasib seseorang dikemudian hari itu tergantung dari perbuatan-perbuatannya sekarang. Dalam bait ini kenyataan demikian itu diibaratkan dengan babaran (keadaan kain batik pada akhir proses membatik) dan wédélan (pengerjaan awal dalam proses memberi macam-macam warna kepada kain batik tersebut).

Jika perbuatan-perbuatan kita kini kurang sempurna (salah jalan di dunia), nasib kita dikemudian hari juga tidak akan sebaik yang kita kehendaki (diakhirat tidak terdapat nasib baik).

Perbuatan yang sempurna ialah perbuatan yang kita lakukan dengan persetujuan penuh dari perasaan dan fikiran kita (dalam keselarasan perasaan dan akal), dan yang telah kita selesaikan dengan sebaik-baiknya, hingga kita mendapat kepuasan karenanya. Perbuatan-perbuatan yang demikian itu tidak akan meninggalkan bekas-bekas dalam ingatan kita dan karenanya tidak akan menganggu fikiran kita.

Sebenarnya apa yang menggangu fikiran kita dan menghalangkan ketenangan hidup kita itu ialah kekurangan-kekurangan dalam tindakan-tindakan kita dihari yang lampau, yang kesemuanya menyebabkan tidak tercapainya cita-cita kita. Timbunan kekecewaan-kekecewaan dalam ingatan manusia, sebagai akibat kurang sempurnanya tindakan-tindakannya dihari yang sudah lampau itulah, yang menjauhkan manusia dari rasa kebahagiaan. Perbuatan-perbuatan yang kurang sempurna itu dalam bait ini diibaratkan dengan wédélan yang muda, sedangkan nasib kurang baik yang timbul karenanya diibaratkan dengan babaran yang kurang baik.

Catatan :
Dalam pembuatan kain batik, sesudah kain selesai digambari dengan pensil, gambaran itu lalu diulangi lagi dengan lilin. Sesudah itu bagian-bagian kain yang kemudian harus menjadi putuh (kuning muda) di tutup dengan lilin pula. Kemudian kain lalu dimasukkan dalam mandian cat biru-tua. Ini yang dinamakan médél, hasilnya ialah kain wédélan. Bagian-bagian yang berwarna biru tua ini, sekarang di tutup dengan lilin, supaya warna biru itu tetap, bila nanti kain dimasukkan dalam mandian cat merah-kuning (soga). Bagian-bagian yang akan diberi warna soga, yang tadinya sudah tertutup dengan lilin, dihilangi lilinya dahulu (mengerok). Kain lalu dimasukkan dalam mandian soga. Hasilnya ialah kain soga, dengan bagian yang tak tertutup lilin yang berwarna merah kuning, dan bagian-bagian yang tertutup lilin yang berupa biru tua atau putih. Sesudah ini lalu kain dimasukkan dalam mandian air mendidih. Karena itu semua lilin lepas dari kain. Kain menjadi bersih dan menpunyai tiga warna, biru tua, merah-kuning dan putih. Bila wédélannya muda (kurang baik), kain akhirnya menjadi kurang baik juga.

3. Pang mangkana, manawa bae ing mbesuk, Oleh dhangane kang ati. Nging aja mésthekkén iku  Manawa ana ingkang sih, Antuk suwargadi kaot.

Demikian, barang kali kemudian, Mendapat kemurahan hati (Tuhan). Tapi jangan dipastikan itu ! Bila ada kasih sayang, Mendapat surga indah yang berbeda.

4. Wruhanira wong ahli ilmu puniku, Sarta tekat ingkang bécik, Cinadhang suwarga mbesuk. Swarga pépitu yékti, Ana luhur, ana asor 

Ketahuilah  orang berilmu itu, Serta yang bertekad baik, Kepadanya disediakan surga kelah. Disediakan tujuh surga, Ada yang tinggi dan ada yang rendah 

5. Prmilane den wruh ala bécik iku ! Kang ala dipun singkiri, Kang bécik wajib tiniru  Allah pasthi ngudaneni, Ginadhang-gadhang kinaot.

Maka ketahuilah soal buruk dan baik itu  Yang buruk supaya dijauhi, Yang baik wajib ditiru  Allah pasti mengetahuinya, Mencadang-cadangkan keistimewaan.

6. Ingkang ala pasthi cinadhang ing mbesuk, Pinrénah aneng Yunani. Dene ingkang bécik iku, Pasthi cinadhang ing mbenjing, Aneng suwargadi kaot.

Yang jahat pasti dicadangkan kelak, Ditempatkan dalam neraka. Dan yang baik itu, Pasti dicadangkan kemudian, Ditempatkan disurga yang indah dan istemewa.

7. Pan mangkana iku adiling Hyang Agung. Pramila den ngati-ati, Neng dunya aja katungkul. Sanajan ala sireki, Nuli elinga ing batos 

Demikian itu keadilan Tuhan Yang Maha Agung, Maka hendaknya berhati-hati, Didunia jangan terlanjur-lanjur. Meskipun jahat kamu itu, Segera sadarlah dalam batin 

8. Lamun sira durung eling lampus, Kainan pinanggih wuri. Sru gétun dahat kaduwung. Katungkul duk kala urip, Ngakerat kari bébéndon.

Bila kau belum sadar lalu meninggal, Hina yang didapat kelak. Sangat kecewa dan sangat menyesal, Terlanjur ketika didunia.Diakhirat tinggal bencana.

9. Pan yaiku musthikane kang lapil hu, mBengkas sagung ponang lapil. Pan iku bae wus cukup  Nanging ati ingkang suci, Poma-poma den kalakon 

Itulah mustika lafal agung (HU), Yang meniadakan semua lafal lain. Itu saja sudah cukup Tapi hendaknya yang suci, Mudah-mudahan sungguh terlaksanalah 

10. Ya wa inna rohmatullahi karibun, Minal mukminina yékti. Satuhune lapil iku, Ingkang padha dipun esthi. Dene eling lahir trus batos 

Wa inna rahmatullahi karibun, Minal mukminina. Sebenarnya lafal itu, Ialah yang menjadi tujuan. Hendaklah ingat lahir-batin 

11. Pan mangkana tégése lapal puniku : Sagung rahmating Hyang Widi, Pinérakakén mring makhluk, Kang sami akarya bécik, Angesthi nédya rahayu.

Demikianlah arti lafal itu : Segala rahmat yang Maha Kuasa, Didekatkan pada makhluk, Yang suka berbuat baik, Bertujuan kerah kebajikan.


Karibun asalnya dari karib = dekat. Bandingkanlah “sahabat karib” 
Hyang Widi = Tuhan Yang Maha Kuasa.

12. Aneng dunya dipun srégép anénandur, Lan dipun srégép rérésik. Tégése srégép nénandur : Agawe ngamaling dhiri, Kang rila ing lair batos.

Didunia hendaknya rajin menanam, Dan rajin membersihkan (mencucikan). Artinya rajin menanam : Ialah beramal untuk kebaikan dhiri. Dengan ikhlak lahir batin.

13. De maknane kang bangsa résik puniki : Karam makruh den sumingkir, Dohna ing dédosa sagung, Dosa samar-samar gaib. Eling-eling den waspaos 

Akan makna hal bersih itu : Haram makruh hendaknya dijauhi, Jauhkan diri dari segala dosa, Dosa samar-samar gaib. Ingat-ingatlah dengan waspada 

14. Eling iku mituhu marang pitutur, Pitutur kang muni tulis; “karya bécik” yen digugu. Poma den padha angesthi, Iku marganing kinaot 

Ingat berarti percaya pada petuah, Petuah yang sudah tertulis; “Berbuatlah baik”, bila dipatuhi, Hendaknya ini dijakan tujuan, Itulah jalan kearah kebesaran 

read more

Thursday, May 30, 2013

Sejarah batik air.

Sejarah batik air ternyata tidak begitu berkaitan dengan seni batik secara langsung, tapi lebih ke arah kebanggaan akan sebuah nama yang identik dengan Indonesia yakni dengan kerajinan batiknya tersebut.

Lion Air adalah induk dari perusahaan Batik Air yang mulai beroperasi pada Maret 2013 menggunakan pesawat Boeing 737-900ER dan melayani rute jarak jauh Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Kepulauan Nusatenggara. Lion Air juga menandatangani pembelian lima pesawat Boeing 787 Dreamliner untuk maskapai ini, dan dijadwalkan akan menerimanya pada 2015. Maskapai ini sebenarnya ingin memesan pesawat Airbus A330 saingannya, namun diputuskan opsi untuk membeli Boeing 787.
 
Bagaimanapun juga sebagai warga asli Pekalongan yang terkenal dengan Batiknya saya pribadi turut bangga dengan hadirnya Batik Air ini.
read more

Download lagu Jawa campursari tentang pernikahan

Download lagu Jawa tentang pernikahan bisa dicoba yang satu ini :


  Semoyo – Manten-mantenan.mp3
read more

Free Download Javanese Clasical Songs part 7

read more

Sex Edukasi

Sex..sex..sex..lagi-lagi kata ini begitu populer bahkan seringkali menjadi subjek sekaligus objek dari jaman purba sampai jaman digital sekarang ini.

Lalu sebenarnya seperti apakah sebaiknya, selayaknya, sepatutnya, atau seharusnya kita menempatkan perihal sex?

Untuk menjawabnya tentu kita membutuhkan pengetahuan yang tepat, bukan sekedar mengumbar sex seperti yang dipetontonkan di film-film maupun video porno.

Kita sebaiknya menyikapi lebih bijak, seperti belajar dari leluhur mengenai sex edukasi yang sebenarnya yang tidak hanya mengajarkan atau menawarkan kenikmatan sesaat tapi juga memperhitungkan segi manfaat dan keselamatan serta keselamatan jangka panjang masa depan.

Orang Jawa juga mempunyai pedoman dalam bercinta.
read more

serat centhini

Serat Centini atau suluk Tambangraras adalah karya luhur leluhur Jawa yang mengajarkan berbagai ilmu kehidupan, diantaranya tentang cara menghitung dan memilih nama.
Untuk lebih jelasnya bab tersebut dapat dibaca di sini.
read more

Nama Keberuntungan versi Jawa

Leluhur Jawa secara turun temurun mengajarkan menghitung untuk memilih nama yang baik yang sesuai dengan harapan orang tua.
Hal itu bisa ditemukan di Serat Centini Pupuh 182 pada 21 sampai pada 26 yang dasar perhitungannya pada huruf Jawa Hanacaraka.

Dengan perincian seperti berikut :

Ha  neptu  : 10   Da : 4    Pa    : 8   Ma   : 4
Na  neptu  : 2     Ta  : 4    Dha : 6   Ga    : 6
Ca  neptu  : 3      Sa : 12  Ja    : 3   Ba    : 2
Ra  neptu  : 8      Wa :12   Ya  : 10  Tha  : 6
Ka  neptu  : 8      La : 6    Nya : 16  Nga : 6

Cara perhitungannya adalah :

1. mencari huruf hidup dalam nama tersebut. atau huruf dasarnya dari aksara Jawa
2. huruf-huruf hidup yang ada dijadikan angka sesuai dengan neptu angkanya.
3. menjumlah angka-angka tersebut.
4. membagi atau membuang angka tersebut dengan kelipatan angka tujuh.

Angka sisa setelah dibuang tujuh tujuh inilah yang menjadi kunci untuk dihitung dan dilihat pengaruh pada sebuah nama. Apakah baik atau buruk.

Sisa 1 namanya Segara Alit, wataknya adalah luhur, mampu menampung segala macam Permasalahan, berlapang dada atau pradah

Sisa 2 namaya Kidang ancik-ancik arungga , watak angkuh, nyenyengit, tidak bersahabat (lengus) mudah iri, panasten tur melikan

Sisa 3 namanya Satriya Wibawa yakni : murah sandang pangan, senang keutamaan selalu mendapat keberuntungan

Sisa 4 namanya Bumi Kapetak : mengalami kesulitan dalam segala hal kehidupan.

Sisa 5 namanya Satriya Wirang : sangat jelek pengaruhnya

Sisa 6 namanya Sumur Sapucuking Gunung : cukupan, sedang-sedang saja

Tanpa sisa, habis dibagi tujuh namanya Purnamasidhi : membawa terang di dalam hati

Contoh : nama MUROZI terdiri dari huruf Ma Ra Ja yang jumlah neptunya : 4+8+3=15
kemudian jumlah 15 di bagi 7-7 sisanya adalah 1 jadi Segara Alit artinya seseorang dengan nama jawa Murozi tadi mempunyai watak :  luhur, mampu menampung segala macam Permasalahan, berlapang dada atau pradah.
read more

Kata kata Jawa membawa keberuntungan

Bagi sebagian Orang Jawa, terutama mereka yang benar-benar menyadari keJawaannya pasti setiap kata-katanya akan membawa keberuntungan. Karena orang Jawa yang sebenar benar Jawa senantiasa memelihara setiap apa yang menjadi kata-kata dari ucapannya.

Orang Jawa tidak sembarangan dalam berkata, setiap perkataanya merupakan ungkapan doa ataupun nasehat yang tentunya dimaksudkan untuk mengarah kepada kebenaran dan mencapai ketentraman.

Kata kata Jawa membawa keberuntungan yang perlu dihayati adalah :

Gusti Ingkang Maha Suci
Kula Nyuwun Pangapura
Dumatheng Gusti Ingkang Maha Suci
Sirolah, Dhatolah,Sipatolah
Kula Sejatine Satriya
Nyuwun Wicaksana
Nyuwun Panguwasa
Kangge Tumindhake Satriya Sejati
Kula nyuwun Kangge Anyirnaake
Tumindak Ingkang Luput

Keberuntungan yang seperti apa yang dimaksud tentunya kembali kepada sejauh mana kita dalam menghayati dan melaksanakan setiap kata kata itu sendiri.
read more

Tuesday, May 28, 2013

Gamis Couple Mei 2013.

Gamis Couple Mei 2013
part 1

Price 250,000 IDR
Material: cotton primed,

batik printing combinations, using a combination of cotton and polyster asahi golden.
Size:

shirts:

M: Length: 70cm Bust: 106cm Sleeve: 54cm
L: Length: 70cm Bust: 108cm Sleeve: 55cm
XL: Length: 70cm Bust: 110cm Sleeve: 56cm

Dress: Bust 100cm maximum
The length varies from 128cm




Gamis couple rozran
GC.K1
 
 
 
 
 
 
Gamis couple rozran
GC.K2
 
 
 
 
 
 
Gamis Couple rozran
GC.K3
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K4






gamis couple rozran
GC.K5
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K6
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K7
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K8
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K9
 
 
 
 
 
 
gamis couple rozran
GC.K10
 
 
For Order : SMS to 085742751811 
 
 
 
 
 
 

 
 
 

read more

Free Download Javanese Clasical Songs part 6

Tambahkan koleksi lagu-lagu Jawa klasik Anda dengan free download Javanese clasical songs part 6 berikut :

 
Selamat Mendengarkan...
read more

arti bersin di dekat mayat

Arti bersin di dekat mayat sebaiknya anda berhati-hati karena bisa jadi anda terserang virus  flu burung H7N9 seperti di China.
Untuk itu alangkah baiknya apabila anda mengenali gejalanya seperti :  demam, batuk, dan napas yang pendek-pendek  Hingga saat ini penyebab penyakit ini masih belum diketahui.

Tapi kemungkinan adanya penularan flu burung H7N9 antar manusia, peneliti di Amerika dan China menemukan bahwa hal tersebut memang mungkin terjadi. Virus flu burung langka H7N9 bisa ditularkan antara mamalia tak hanya melalui kontak langsung, tetapi juga melalui udara. Selain itu, virus ini juga berkemungkinan ditularkan antar manusia.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada ferret (hewan sejenis musang) menunjukkan bahwa ferret yang diletakkan dalam satu kandang dengan ferret yang terinfeksi virus H7N9 bisa tertular. Satu dari tiga ferret yang diletakkan dalam kandang berbeda namun berdekatan juga bisa terinfeksi melalui udara.

Virus ini juga bisa menginfeksi babi, namun tidak bisa ditularkan antar babi atau dari babi ke hewan lainnya.

Untuk pencegahanya sebaiknya kita membiasakan diri memakai masker, dan jangan deket-deket dengan babi apalagi kalau anda beragama islam karena jelas babi hukumnya haram.



read more

Sepuluh Nama Jawa Yang Diharapkan Membawa Keberuntungan

Ribuan nama bisa kita pilih, tapi tentunya tidak sembarang nama untuk buah hati kita, berikut adalah sepuluh nama Jawa yang diharapkan membawa keberuntungan.

Sepuluh daftar nama Jawa ini Saya pilih yang jumlah hurufnya tujuh huruf yang melambangkan jumlah hari dalam seminggu yakni tujuh hari, dengan harapan selalu memperoleh keberuntungan setiap harinya seumur hidupnya.

1.ARTANTI (Perempuan) maksudnya - Banyak Rezeki

2.ARTANTO (Laki-Laki) maksudnya - Berpegangan Uang

3.ARTAWAN (Laki-Laki) maksudnya - Orang Yang Banyak Uangnya

4.HARDANA (Laki-Laki) maksudnya - Harta, Uang

5.HARJAYA (Laki-Laki) maksudnya - Selamat

6.HARSANA (Perempuan) maksudnya - Gembira

7.HARTAKA (Laki-Laki) maksudnya - Harta, Uang

8.HARTANA (Laki-Laki) maksudnya - Harta, Uang

9.SUBAGYA (Laki-Laki) maksudnya - Keberuntungan, Terkenal

10.SELAMET (Laki-Laki) maksudnya - Keselamatan
read more

Sunday, May 26, 2013

Free Download Javanese Clasical songs part5



Untuk pecinta gendhing-gendhing Jawa Klasik silakan bisa anda dowload di free download Javanese clasical songs berikut ini :


021. Gendhing Onang-Onang lajeng LDR. Sri Rejeki Pl.6.mp3
022. Gendhing Pancatnyana – LDR. Pangkur Pl. Br.mp3
023. Gendhing Rondhon – LDR. Gonjang-Ganjhing – Pathet Jingking – Ayak-Ayak Slepegan Sl.9.mp3
024. Gendhing Talu Wayangan 01.mp3
025. Gendhing Talu Wayangan 02.mp3
selamat mendwengarkan..
read more

View about Serat Centhini


Ini adalah bagian dari Serat Centhini yang membahas tentang tahap-tahap perjalanan seseorang saat mengalami ekstase. Yaitu sebuah kondisi spiritual saat seseorang mengalami dekat dengan Tuhan. Serat Centhini, kita tahu, adalah babon serat-serat Jawa yang terdiri dari 12 jilid dan bila dikumpulkan mencapai 6000 halaman lebih. Semoga pembaca mendapatkan secuil manfaat dari terjemahan ini.

Syekh Amongraga memberikan wejangan kepada istrinya yang bernama bernama Niken Tambangraras selama 40 hari/malam, baik yang berkenaan dengan makna hidup dan bagaimana cara manusia mendapatkan makrifat kepada Tuhan Dzat Yang Maha Besar, maupun yang berkenaan dengan kehidupan keluarga. Berikut bait-bait yang kamu dikutip dari Serat Centhini yang menggambarkan tentang kemanunggalan antara Tuhan dan manusia :

1. Yen nuli / winisik basa sempurna / sareng miarsa Ki Bayi / senggruk-senggruk anangis / tangis cumeplong ing kalbu / manah padang nerawang / ngraos tuwuk tanpa bukti / pangaraose wus ana sangisor aras.

“Kemudia ia membisikkan kata-kata sempurna, ketika itu didengar oleh Ki Bayi dia mulai menangis tersedu-sedu, tetapi ia sekaligus ia merasakan suatu kepuasan batin yang besar. Batinnya menjadi terang-benderang, ia merasa kenyang tanpa menyantap sesuatu, ia merasa seolah-olah terangkat ke hadapan tahta Tuhan.”

2. Ambalik sami sekala / kramane mring Amongragi / mehmeh kaya ngabekti / saking tan nyipa kakalih / mung mangsud guru yekti / Ki Bayi aris turipun / rayi dalem kalihnya / sumangga ing kersa sami / ingkang mugi wontenan sih wulang tuan.

“Pada saat yang sama sikapnya terhadap Amongraga berubah sama sekali, ia hampir berbakti kepadanya, karena sekarang ia hanya memikirkan satu-satunya ini, aku mendapatkan seorang guru sejati, kemudian dengan suara lembut Ki Bayi berkata, semoga anda berkenan, agar juga kedua adik anda menerima rahmat ajaran anda.”

3. Inggih kang basa punika / Mongraga umatur aris / gih putranta sekalihan / sampun kaula wejangi / ing ratri kala wingi / kalihewus sami suhud / matur alkamdu lilah / kaula dados wuragil / sakelangkung panrima kula satitah.

“Yakni kata-kata yang tadi anda sampaikan, Amongraga mejawab, kedua putra Bapak sudah saya berikan ajaran itu tadi malam, keduanya sudah maklum akan kebenaran. Syukur kepada Tuhan, kalau demikian akulah yang bungsu, kata Ki Bayi, saya puas sekalai dengan urutan ini.”

4. Amongraga pan wus wikan / ing dalem papanceneki / Ki Bayi lan putranira / Jayengwesti / beda ganjaraneki / Ki Bayi ganjaranipura / sih kamulyan ing donya / kang putra ganjaraneki / pan cacalon ganjaran mulyeng akerat.

“Amongraga tahu, apa yang ditujukan kepada Ki Bayi dan apa yang dituakan kepada kedua putranya, Jayengwesti dan Jayengraga. Ganjaran disediakan kemuliaan dunia ini, bagi kedua anaknya kemuliaan di akhirat.”

5. Kewawa ngelmi makripat / de Ki Bayi panurteki / kahidayat ngelmu sarak / Sarengat utameng urip / Mongraga matur aris / paduka ingkang akasud / tepakur maring Allah / lan tangat kala ning wengi / lawan ngagengena salat perlu kala.

“Kedua anak itu mampu menerima ngelmu makrifat, sedangkan kepada Ki Bayi Panurta diberi tuntunan ngelmu sarak (agama menurut hukum), sehingga ia hidup dengan utama. Kemudian Amongraga berkata dengan lirih, tekunlah dalam menjalankan dan lakukanlah olah bakti malam hari, junjunglah sholat yang diwajibkan pada saat-saat tertentu.”

6. Ywa pegat adarus mulang / ing kitan Kur’an amerdi / ing janma pekir kasihan / Ki Bayi nor raga ajrih / ing wulang Amongragi.

“Bacalah ayat-ayat Al-Qur’an, rajinlah dalam mengajarkan Kitab Suci. Berilah sedekah kepada orang-orang miskin. Ki Bayi merendahkan diri ketika ia menerima ajaran Amongraga.”

7. Mongraga denya kasud / sunad wabin nem rekangatipun / tigang salam sawus ing bakda anuli / tangat kiparat tawajuh / kalih salam bakda manggon.

“Guna mencapai keadaan ekstasis Amongraga melakukan sholat sunat wabin dengan enam rekaat dan tiga salam, sesudah itu olah kifarat tawajuh (pemulihan dan terarah kepada Tuhan) dengan dua salam, sesudah itu duduk tidak bergerak.”

8. Amapanaken junun / pasang wirid isbandiahipun / satariah jalalah barjah amupid / pratingkahe timpuh wiung / tyas napas kenceng tan dompo.

“Sambil mempersiapkan diri untuk manunggal dengan Tuhan, ia melakukan wirid menurut (tarekat) Isbandiah, Satariah, Jalalah, dan Barjah, terserap olehnya, ia duduk bersimpuh (kakinya terlekuk ke belakang), hati sanubari dan pernapasan dalam keselarasan.”

9. Nulya cul dikiripun / lapal la wujuda ilalahu / kang pinusti dat wajibulwujudi / winih napi isbatipun / pinatut tyas wusa anggatok.

“Kemudian ia mengawali dikirnya dengan kata-kata, la wujuda ilalahu (tak ada sesuatu selain Allah), Dat yang niscaya ada, itulah yang menjadi pusat perhatiaannya, dasar penyangkalan dan pengakuan dan dengan itulah hatinya diselaraskan.

10. Angguyer kepala nut / ubed ing napi lan isbatipun / derah ing lam kang akir wit puserneki / tinarik ngeri minduwur / lapal ilaha angengo.

“Kepalanya mulai bergerak memutar, silih berganti menyangkal dan mengakui, pada lingkaran lam terakhir kepalanya bergerak dari pusat ke kiri ke atas. Pada ucapan ilalah kepalanya bergerak.”

11. Nganan pundak kang luhut / angleresi lapal ila mengguh / penjajahe kang driya mring napi gaib / ilalah isbat gaibu / ing susu kiwa kang ngisor.

“Ke kanan ke atas ke arah bahunya, pada saat ia berkata ila inderanya memasuki penyangkalan tersembunyi, ilalah ialah pengakuan gaib di sebelah kiri dadanya.”

12. Nakirahe wus brukut / lapal la ilaha ilalahu / winot seket kalimah senapas nenggih / senapas malih motipun / ilalah tri atus manggon.

“Demikianlah nakirah menjadi paripurna, kata-kata la ilalahu dirasakannya 50 kali dalam suatu pernapasan, kemudian 300 kali ilalah pada pernapasan berikut. Istirahat sebentar.”

13. Anulya lapal hu hu / senapas ladang winotan sewu / pemancade tyas lepas lantaran dikir / kewala mung wrananipun / muni wus tan ana raos.

“Lalu hu, hu, 1000 kali dalam satu pernapasan panjang, demikianlah hatinya naik lepas bebas tanpa rintangan, dengan perantara dikir yang fungsinya hanya sebagai sarana. Suara-suara yang dikeluarkannya tak ada arti lagi.”

14. Wus wenang sedayeku / nadyan a a e e i i u u / sepadane sadengah-dengan kang uni / unine puniku suwung / sami lawan orong-orong.

“Segalanya diperbolehkan, entah itu aa, ee, ii atau uu atau lain sebagainya, terserah apa saja. Kemudian suara-suara itu tiba-tiba lenyap seperti suara seekor orong-orong (yang tiba-tiba diam seketika).”

15. Ing sanalika ngriku / coplok ing satu lan rimbagipun / dewe-dewe badan budine tan tunggil / nis mikrad suhul panakul / badan lir gelodog.

“Pada saat yang sama bata-bata dan bentuk terlepas, artinya badan dan budi masing-masing berdiri sendiri-sendiri, ia lenyap dan mi’raj, terlebur dalam Dat Ilahi, badannya tertinggal bagaikan sebatang glodog.”

16. Tinilar lagya kalbu / yekti ning napi puniku suwung / komplang nyenyed jaman ing mutelak haib / wus tan ana darat laut / padang peteng wus kawios.

“Yang ditinggalkan oleh lebah-lebah, kosong. Kalbunya merupakan ketiadaan sejati, kosong sepi. Tiada ada lagi daratan maupun laut, terang dan gelap tiada lagi.”

17. Pan amung ingkang mojud / wahya jatmika jro ning gaibu / pan ing kono suhule dinera mupid / tan pae-pinae jumbuh / nora siji nora roro.

“Yang ada hanya indah itulah yang meliputi yang batiniah dan lahiriah di alam gaib. Di sanalah usaha Amongraga untuk mencapai kemanunggalan sampai pada titik penghabisan. Tak ada lagi perbedaan, hanya kesamaan yang sempurna, mereka bukan satu bukan dua lagi.”

18. Wus tarki tanajul / mudun sing wahya jatmika ngriku / aningali tan lawan netranireki / Dat ing Hyang Kang Maha Luhur / patang prekara ing kono.

“Sesudah tarakki menyusullah tanazzul, ia turun dari alam lahir dan atin (wahya jatmika), ia memandang lagi tetapi bukan dengan matanya, Dat Yang Maha Luhur, di sana terdapat empat hal.”

19. Sipat jalal gaibu / jamal kamal kahar gaibipun / wusna mijil saking gaib denyaa mupid / wiwit beda jinisipun / Gusti lan kawula reko.

“Sifat jalal yang gaib, keindahan, kesempurnaan dan kekuasaan (jamal, kamal dan kahar) yang gaib. Sesudah keluar dari keadaan gaib mulailah perbedaan dua jenis, yaitu Gusti dan kawula.”

20. Dat ing gusti puniku / jalal kamal jamal kahar nengguh / sipat ing kawula pan akadiati / wahdat wakidiatipun / alam arwah adsam mengko.

“Adapun hahekat Gusti itu ialah jalal, kamal, jamal adapun sifat-sifat kawula itu ialah ahadiyya, wahda, wahadiyya, alam arwah, alam ajsam.”

21. Misal insan kamilu / beda ning gusti lan kauleku / yekti beda ingriku lawan ingriki / kejaba kang wus linuhung / pramateng kawruh kang wus wruh.

“Alam misal dan insan kamil. Perbedaan antara Gusti dan kawula ialah perbedaan antara dua jenis sifat-sifat itu, kecuali bagi manusia yang istimewa (linuhung) yang sudah mengetahui ilmu sejati.”

22. Sawusira aluhut / lir antiga tumiba ing watu / pan kumeprah tyasira lagyat tan sipi / tumitah ing jamanipun / aral ing kula katonton.

“Sesudah ektasinya lewat, ia menyerupai sebutir telur yang jatuh di atas sebuah batu, demikian rasa terkejut di dalam hatinya ketika kembali dalam keadaan makhluk dan melihat kembali keterbatasannya selaku seorang hamba.”

23. Luaran denya suhul / angaringaken senapas landung / mot saklimah La ilaha ilalahi / mulya andodonga sukur.

“Sesudah kemanunggalannya dengan Tuhan larut, ia bernafas panjang sambil mengucapkan satu kali syahadat, la ilaha ilalah, kemudian memanjatkan doa syukur.”

24. Yen wus munggah budimulya / Sang Hyang Mahamulya lan mulya ning budi / abeda nora neda / pan wus jumbuh sembah lawan puji / puji amuji ing dawakira / iya dewe nora dewe / tanpa dewe pupus.

“Bila budi sudah naik ke tempat yang mulia, maka dalam keadaan mulia itu Yang Mahamulia dan budi berbeda dan tidak berbeda. Sembah dan pujian menjadi serupa. Pujian merupakan pujian terhadap dirinya. Manusia sendiri yang mengalami itu, tetapi juga bukan diri sendiri. Tiada lagi dirinya, hanya itulah yang dapat dikatakan.”

25. Bakda dikir anuli / adonga sukur Hyang Agung / sawusira dodonga / asujud sumungkem siti / takrub asru tepekurira nelangsa.

“Sesudah dikir ia memanjatkan doa syukur kepada Yang Agung, sesudah itu ia bersujud, merebahkan diri ke tanah, dan mendekati Tuhan dengan merasakan kerendahannya.”

26. Rumasa kinarya titah / beda ning kawula gusti / lir lebu kelawan mega / bantala lawan wiati.

“Ia menyadari bahwa dia hanya buah ciptaan dan bahwa antara kawula dan Gusti ada perbedaan, seperti antara debu  dan awan, atau seperti antara bumi dan ruang angkasa.”
Dari beberapa bait  yang ada dalam Serat Centhini ini, dapat memberikan suatu gambaran bahwa Tuhan dan manusia tidak sama, karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Namun manusia bisa mencontoh sifat-sifat Tuhan dan mengingatnya dengan memperbanyak dzikir sehingga dapat mengalami kondisi ekstasis, yakni merasakan kedekatan  dengan Dzat Mutlak Tuhan.
read more

Thursday, May 23, 2013

pembantu yang porno saat tidur.

Pembantu ini sama sekali tidak porno saat tidur tapi nasibnya sungguh sangat memilukan. Berikut ulasanya:
Kisah pilu Warniati, TKW yang lumpuh setelah dari Arab Saudi
Kisah nestapa para TKW di luar negeri seolah tidak ada habisnya. Warniati (28) mengalami kelumpuhan kaki karena jatuh saat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi pada 2011.

"Kerja di Arab 2011 pulang 2012 kondisinya sudah seperti ini, saya jemput dia ke Jakarta," kata Burhanuddin, suami Warniati di Mataram, Nusa Tenggara Barat seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/5).

Sejak kakinya tidak bisa berjalan, Warniati hanya terbaring di bilik berukuran 2 x 1,5 meter beralaskan kasur yang menipis. Ia menghabiskan siang hari di bilik tersebut dan dibawa masuk ke bilik yang lebih besar di malam hari.

Burhanuddin hanya bekerja sebagai pengamen dengan penghasilan tidak menentu, dan ia harus mengurus istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.

"Saya jemput ke Jakarta dengan biaya sendiri, pulangnya mencari tumpangan truk-truk sampai ke Mataram," ujar Burhanuddin.

Menurut Warniati, kelumpuhan yang dialaminya karena terjatuh dari kursi saat membersihkan kipas angin di rumah majikannya.

Ia mengaku sempat berobat namun lama-kelamaan kakinya tidak bisa digerakkan hingga Warniati tidak bisa berjalan.

"Saya minta pulang ke Indonesia, semuanya dengan biaya sendiri," kata Warniati.

Sesampainya di Tanah Air, ia juga dibawa berobat ke rumah sakit berbekal Jamkesmas namun hingga saat ini belum ada perubahan. Saat ini Warniati sudah bisa berjalan-jalan di sekitar tempat tinggalnya dengan kursi roda bantuan dinas sosial setempat.

"Harapan saya bisa sembuh dan bisa jalan lagi," kata Warniati. (sumber) adapun pembantu yang porno saat tidur yang sebenarnya bisa anda temukan di sini
read more

Info sex : Manfaat sex

Info sex  hari ini adalah tentang manfaat sex bisa membuat seseorang menarik, ternyata dengan sex orang bisa :

1. Meningkatkan kecantikan dari dalam
Para ahli mengatakan, "orang yang sehat secara seksual adalah seseorang yang merasa nyaman dengan kehidupan seksualitasnya." Artinya, seseorang tidak memandang seks sebagai sesuatu yang nakal, buruk. Bila Anda nyaman dengan kehidupan seks Anda, daya tarik Anda juga ikut terpancar dari luar.

2. Seks memberi suasana hati yang baik
Bercinta akan mendorong keluarnya hormon cinta atau oksitosin. Hormon inilah yang meningkatkan suasana hati dan membuat Anda merasa fantastis, sehingga dapat menghilangkan stres. Ketika Anda merasa bahagia inner beauty Anda bersinar dan terlihat menarik.

3. Seks membantu Anda tetap fit
Seks membuat otot dasar panggul Anda tegas dan kuat. Selain itu seks bikin tubuh Anda fit sehingga meningkatkan penampilan fisik dan mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung.

4. Seks memberi kualitas tidur yang baik
Pasca bercinta sebagian besar pasangan memilih untuk tidur. Tidur dalam keadaan senang mengembalikan sel-sel dalam tubuh Anda memberi kulit dan rambut yang indah.
Demikian info sex yang di lansir dari narasumber
read more

Jineman Mijil Sasanti

Lagu-lagu Jawa klasik memang sangat unik dan penuh dengan nuansa alami yang sangat bagus untuk terapi penenangan pikiran, sarana meditasi pengantar keheningan.

Untuk anda yang tertarik memiliki koleksi lagu-lagu seperti jineman mijil sasanti dengan iringan gamelan,silakan download di free download Javanese clasical songs berikut ini.
read more

Free Download Javanese Clasical Songs part 4

read more

Wednesday, May 22, 2013

Nama Jawa yang membawa keberuntungan

Nama Jawa yang membawa keberuntungan di antaranya adalah : Slamet Subejo.

Slamet artinya selamat alias beruntung bisa selamat dari berbagai tipu muslihat angan-angan, panca indra.
Yang mana kalau kita terlalu di kendalikan oleh angan-angan, panca indra maka sudah sangat pasti ketentraman akan sulit terwujud, hidup dijalani penuh keluh kesah.

Kemudian nama Subejo yang artinya keberuntungan yang besar. Dan kondisi/situasi yang paling di dambakan dalam hidup ini tentunya adalah ketentraman.

read more

History Pakuan Pajajaran

History Pakuan Padjadjaran


Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda, sebuah kerajaan yang selama beberapa abad (abad ke-7 hingga abad ke-16) pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa. Lokasi Pakuan Pajajaran berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang.

Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukota di Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kunonusantara, kerajaan ini sering pula disebut dengan nama Negeri Sunda,Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya yaitu Pakuan Pajajaran.Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan tahun 923oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti SanghyangTapak.

Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di daerah Jawa Barat, yaitu Kerajaan Tarumanagara,Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal ini karenapemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Dari catatan-catatan sejarah yang ada, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara lain mengenai ibukota Pajajaran yaituPakuan. Mengenai raja-raja Kerajaan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiangan, dan CaritaWaruga Guru.


Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak peninggalan dari masa lalu, seperti:Prasasti Batu Tulis, Bogor Prasasti


Batutulis Prasasti Batutulis terletak di jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis,Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.


Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Batu Prasasti dan benda-benda lainpeninggalan kerajaan Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dengan huruf Sunda Kuno.


Isi Prasasti: Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,diwastu diya wingaran prebu guru dewatapranadi wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu hajj di pakwan pajajaranseri sang ratu dewatapun ya nu nyusuk na pakwandiva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) curahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarangya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyanlsa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawae(m) ban bumi


Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini : Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana,dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.


Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucuRahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang.


Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan,membuat undakan untuk hutan Samida membuat Sahiyang Telaga RenaMahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka "Panca Pandawa Mengemban Bumi"

Keterangan : Lokasi hutan samida ini konon yang sekarang dipakai sebagai Kebun Raya Bogor.^ Ini adalah sangkala yang artinya adalah 5 5 4 1 atau kalau dibalik adalah1455 Saka (1533 Masehi)Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi Prasasti Kawali, CiamisPrasasti Astana GedePrasasti Astana Gede atau Prasasti Kawali merujuk pada beberapa prasastiyang ditemukan di kawasan Kabuyutan Kawali, kabupaten Ciamis, JawaBarat, terutama pada prasasti "utama" yang bertulisan paling banyak (Prasasti Kawali I).


Adapun secara keseluruhan, terdapat enam prasasti.Kesemua prasasti ini menggunakan bahasa dan aksara Sunda (Kaganga).Meskipun tidak berisi candrasangkala, prasasti ini diperkirakan berasal dariparuh kedua abad ke-14 berdasarkan nama raja.Berdasarkan perbandingan dengan peninggalan sejarah lainnya seperti naskah Carita Parahyangan dan Pustaka Rajya Rajya di Bhumi Nusantara,dapat disimpulkan bahwa Prasasti Kawali I ini merupakan sakakala atautugu peringatan untuk mengenang kejayaan Prabu Niskala Wastu Kancana,penguasa Sunda yang bertahta di Kawali, putra Prabu Linggabuana yang gugur di Bubat.


Isi teks Teks di bagian muka:


nihan tapa kawa-li nu sang hyang mulia tapa bha-gya par ĕbu raja wastumangad ĕg di kuta ka-wali nu mahayuna kadatuansura wisesa nu marigi sa-kuliling dayĕh. nu najur sakaladesa aja manu panderi pak ĕnagawe ring hayu pak ĕn hebel jaya dina buana

Teks di bagian tepi tebal: hayua diponah-ponah hayua dicawuh-cawuhinya neker inya anggerinya ninycak inya rempag

Alih bahasa Teks di bagian muka:
Inilah jejak (tapak) (di) Kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia Prabu RajaWastu (yang) mendirikan pertahanan (bertahta di) Kawali, yang telahmemperindah kedaton Surawisesa, yang membuat parit pertahanan di sekeliling wilayah kerajaan, yang memakmurkan seluruh pemukiman.

Kepada yang akan datang, hendaknya menerapkan keselamatan sebagai  landasan kemenangan hidup di dunia.Teks di bagian tepi tebal: Jangan dimusnahkan! Jangang semena-mena!Ia dihormati, ia tetap.Ia menginjak, ia roboh.Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung Tugu, JakartaTaman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.
Untuk lebih lengkapnya bisa ditelusuri di artikel History of Java part 3 berikut

read more

Free Download Javanese Clasical Song part 3

read more

Yuk Simak pepali Ki Ageng Selo part 2


Yuk Simak Pepali Ki Ageng Selo part 2 berikut :
BAGIAN II

Nama lagu dan bentuk syair : ASMARADAHANA.
Jumlah baris tiap bait : Tujuh.
Suara akhir masing-masing baris : i, a, e, a, a, u, a.
Jumlah suku kata masing masing : 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8.


1. Poma sira aja dréngki, Dahwen marang ing sasama. Sama den arah harjane, Harjane wong aneng dunya. Dunya tékeng akerat, Akerate amrih lulus, Lulus dennya méngku nikmat.

Hendaknya engkau jangan dengki, Suka mencela orang lain. Usahakanlah kebahagiaan bersama, Kebahaian orang didunia. Didunia sampai keakhirat. Akhiratnya supaya lulus, Lulus sehingga mendapat nikmat.

2. Nikmat rasane ing ati, Ati pan ratuning badan, Badan iku sajatine, Pan iku ingaran kudrat. Kudrat karsaning Allah, Allah ingkang Maha Agung, Luhur tan ana pipindhan.

Nikmat rasanya dalam hati, Hati itu rajanya badan. Badan itu sebenarnya, Apa yang disebut kodrat. Kudrat ialah kehendak Allah, Allah Yang Maha Agung, Luhur tiada taranya.
——————————–

Allahu Akbar; La syarikallahu = Allah Maha Besar; tidak menduakan Tuhan !! (hanya ada satu Tuhan).

3. Padha kawruhana yékti, Yéktine ngelmu sarengat. Sarengat awit kang gédhe, Panggédhening ngelmu nyata, Nyatane neng sarengat. Sarengat den amrih tutug, Tutug marang ing Kakekat.

Ketahuilah yang sebenar-benarnya, Ilmu syariat yang sebenarnya. Syariat ialah permulaan yang utama, Pemuka segala ilmu kenyataan, Kenyataannya terdapat dalam syariat. Maka selesaikanlah syariat itu, Hingga meningkat kehakikat.

4. Kakekate ngelmu jati, Jati sagunging upama, Upama kang katon kabeh, Kabeh iki aneng dunya, Dunya tibanging kerat, Ngakerat dina ing mbesuk, Mbesuk iya dadi dunya.

Hakikat ilmu sejati, Sari segala peristiwa, Peristiwa yang dapat disaksikan semua, Semua ini ada didunia. Dunia lawannya akhirat. Akhirat itu hari kemudian, Kemudian juga jadi dunia (sekarang).

5. Dunya dina kang saiki, Ik kang aran ngakerat, Ngakerate uwong biyen. Mbiyen ngarani ngakerat. Ya iki ingaranan, Arane mungguh ta ingsun, Ingsun iki lagi dunya.

Dunia ialah hari sekarang, Ini yang disebut akhirat, Akhirat bagi orang dahulu. Orang dahulu menamakan akhirat Sekarang ini. Artinya bagi saya, Saya ini baru mengalami dunia.

————————————

Baik ke-4 dan ke-5 hendak mengupas soal dari sudut filsafat. Yang dimaksudkan dengan dunia atau sekarang ialah “Kini” (the presen atau het nu) yaitu ketika ini. Bagi filsafat ketimuran, waktu itu penipuan pancaindera manusia belaka. Waktu lampau ialah “sekarang” yang akan datang. Padahal “sekarang” itu tidak dapat kita saksikan. Manakah “sekarang” itu sebenarnya ???.

Pada waktu “sekarang” itu kita nyatakan, ialah sudah lampau, walaupun sebagaian waktu yang tak terhingga pendeknya. “Sekarang” itu., sebagai halnya dengan titik, trak berukuran juga, dan sesuatu yang tidak berdemensi, maupun diperbanyak dengan berapa saja, tidak akan dapat menghasilkan sesuatu yang berukuran, yang dapat diukur panjang pendeknya, sebagai halnya dengan waktu. Karena itu waktu tadi dianggap sebagai penipuan pancaindera belaka (zinsbeoocheling). Dengan demikian segala peristiwa atau keadaan, yang hanya dapat difahami dalam ragam waktu dan ruang itu, penipuan pancaindera juga.

Jika waktu (lampau, sekarang dan kemudian) itu tidak ada, maka yang ada ialah kebakaan dan keabadian) eternity), yaitu satu diantara sifat-sifat mutlah Tuhan.

6. Neng dunya kang sugih puji, Puji tégésé pamuja. Muja iku nékakaké, Nékakake kanikmatan. Nikmate badanira. Yen sira témén satuhu, Tuhu téka dennya muja.

Didunia sebaiknya perbanyaklah puji, Puji artinya memuja. Memuja itu mendatangkan, Mendatangkan kenikmatan, Kenikmatan badanmu, Bila kamu bersungguh-sungguh , Sungguh akan tercapai cita-citamu.

———————————-

Memuji atau berdoa dalam pokoknya tiada lain dari pada menyatakan secara jelas dengan kata-kata, apa yang sangat kita hasratkan dalam hidup, yaitu cita-cita hidup kita. Memuja atau mencipta ialah pekerjaan berdoa yang disertai pemusatan seluruh perhatian. Dengan tiap hari atau sering kali mencipta, orang berulang-ulang menentukan secara jelas cita-citanya, sehingga cita-cita tadi merupakan cita-cita yang bulat, yang niscaya akan terlaksana karenanya.

Kepercayaan yang demikian itu terdapat pada hampir segala bangsa. Bangsa Inggris mengatakan : “Where there ia a will, there ia a way”, orang Jawa mengatakan : “Yen temen tinemu” atau “temen tinemenan”.

7. Yen sira muja sémedi, Pan mangkana pujinira : Rabbana-a-tina mangke, Fidunya lan kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina lan malihipun, Ngadabanar. Tégésira :

Jika kamu memuja dan bersemedi, Demikianlah doanya : Rabbana-a-tina selanjutnya, Fiddunya kasanatan, Wafil akhirati kasanat, Wakina dan seterusnya, ‘Azabanar. Maksudnya :

8. Pangeran hamba sayékti, Kawula nyuwun kamulyan,Ing dunya mulya slamine. Tumékoa ing akerat, Kinacekna sasama. Salamat téguh rahayu, Tébihna siksa néraka.

Tuhan hamba yang sebenar-benarnya, Hamba memohon kemulian,Didunia mulia selama-lamanya. Hingga sampai diakherat, Bedakanlah hamba dari sesama. Selamat, sentosa, bahagia, Jauhkanlah dari azab (siksa) neraka.
—————————

Puji atau doa yang dimaksudkan dalam bait ke-7 dan ke-8 ialah doa Qunut, yang selengkapnya berbunyi : Robbana atina fiddunya hasanatan, wafil akhirati hasanatan, waqina ‘azabannar.

Acapkali menjadi pertanyaan apakah surga dan neraka itu (hemel en hel; heaven and purgatery) sebagaimana digambarkan dalam Kitab-kitab suci itu benar-benat ada?? Menurut ajaran “ilmu klenik” adanya surga dan neraka itu ialah suatu keharusan dalam rangkaian sebab dan akibat, akan tetapi surga dan neraka, sebagaimana terdapat dalam gambaran orang banyak, sebagaimana hasil ajaran syariat, tempat manusia menemukan kenikmatan yang mencucurkan semua pancaindera, atau direbus dan dibakar hidup-hidup, tidak diakui adanya, karena dianggap sangat bertentangan dengan sifat Tuhan sebagai Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Apabila manusia yang seburuk-buruknya saja tidak sampai hati untuk menyiksa secara demikian musuh-musuhnya yang sekejam-kejamnya, sudah tentu Tuhan tidak akan sampai juga untuk menyiksa makhluk-makhluk ciptaannya sendiri.

9. Sagung wong kang nému bécik, Kang samya anuwun rahmat, Kang cukup iku pujine !! Poma den padha estokna, Gélém nora géléma, Kajaba kang nora sarju, Mangsa borong karépira.

Semua orang yang menemui nasib baik, Yang memohon rahmat, Hendaknya diperbanyak doanya !! Hendaklah diperhatikan dengan benar, Mau atau tidak mau, Kecuali mereka yang tidak sepaham, Terserah apa kehendakmu.
—————————————–

Maksud bait ini ialah : Hendaknya manusia itu selalu ingat kepada Tuhan, juga bila ia sedang mengalami nasib baik dan dapat hidup makmur dan sejahtera. Janganlah hanya ingit kepada Tuhan dan memohon perlindungan dan rakhmat-Nya, bila sedang mengalami nasib yang pahit. Nasib buruk yang dialami manusia itu sebenarnya dapat dipandang sebagai suatu peringatan, bahwa manusia dalam tindakan-tindakannya telah menyimpang jauh dari kehendak Tuhan, karena tidak ingat lagi kepada Tuhan. Jadi kalau manusia mengalami nasib yang baik, senantiasa juga tidak menyimpang dari kehendak Tuhan, maka ia tidak perlu diberi peringatan dalam bentuk nasib yang buruk. Maka kebahagiaannya akan terus terjamin. Bagi orang-orang yang tidak sepaham, masa bodohlah !!!

10. Gusti Allah ngudaneni, Marang makhluk sadayanya, Kang ala tanapi sae. Nadyan rambut para sapta, Apan wus nora samar. Ala bécik mung jinurung, Nora pégat ciptanira.

Allah Maha Mengetahui, Kepada makhluk semuanya, Yang jahat dan yang baik. Meskipun rabut dibelah tujuh, Tidak luput dari penglihatan-Nya. Baik buruk selalu diberkahi, Tak terputus dari kehendaknya masing-masing.
———————————

Jahat dan baik keduanya diperbolehkan.

Tak terputus dari kehendaknya masing-masing orang.

Yang dimaksudkan dengan dua baris diatas ini ialah, bahwa nasib buruk (sebagai akibat tindakan-tindakan yang jahat) dan nasib baik (sebagai akibat tindakan-tindakan yang baik), manusia boleh memilih dengan bebas.

Tuhan tidak menghalang-halangi pemilihan itu.

Jadi nasib manusia bukanlah suatu takdir, yang dipaksakan oleh Tuhan. Manusia merdeka dalam membangun dan mengarahkan nasibnya. Apa yang dinamakan takdir itu ialah buah yang tumbuh dari tindakan-tindakan manusia sendiri, menurut hukum sebab dan akibat, yang merupakan hukum umum dalam alam.

read more

Monday, May 20, 2013

Yuk Kita Simak Pepali Ki Ageng Selo part 1

Pepali Ki Ageng Selo



PEPALI KI AGENG SELO

PUNCAK-PUNCAK DALAM PANDANGAN

KESUSILAAN, KEFILSAFATAN DAN KETUHANAN

DALAM KESUSASTRAAN JAWA

OLEH :

R.M. SOETARDI SOERYOHOEDOYO




——————————-




BAGIAN I




Nama lagu dan bentuk syair : DHANDHANGGULA.

Jumlah baris tiap bait : Sepuluh.

Suara akhir masing-masing baris : i, a, e, u, i, a, u, a, i, a.

Jumlah suku kata masing masing : 10, 10, 8, 7, 9, 6, 8, 12, 7.







1. Pépali-ku ajinén mbrékati¹), Tur sélamét sarta kuwarasan, Pépali iku mangkene, Aja gawe angkuh, Aja ladak lan aja jail, Aja ati sérakah, Lan aja célimut; Lan aja mburu aléman, Aja ladak, wong ladak pan gélis mati, Lan aja ati ngiwa²).




“Pepali”-ku hargailah (supaya) memberkahi, Lagi pula selamat, serta sehat. Pepali itu seperti berikut : Jangan berbuat angkuh, Jangan bengis dan jangan jahil, Jangan hati serakah, (tamak, loba), Dan jangan panjang tangan; Jangan memburu pujian, Jangan angkuh, orang angkuh lekas mati, Dan jangan cenderung kekiri.

—————————-




1). Pépali berarti ajaran, petunjuk, aturan.




2). Ati ngiwa dalam bahasa Jawa berarti suka menjalankan perbuatan-perbuatan yang harus disembunyikan terhadap umum. Ingatlah maksud “badhe dhateng pakiwan” (Jawa). Bahasa Indonesia : “hendak kebelakang” dan lain sebagainya. Ini masuk ungkapan pelembut atau eufemismus.




Sejak timbulnya pemerintahan yang berdasarkan perwakilan rakyat dan adanya kepartaian yang menentukan tindakan-tindakan pemerintah, yang dimaksud dengan “partai kiri” ialah partai yang mewakili golongan-golongan yang bertujuan mengadakan perubahan-perubahan dalam susunan atau cara pemerintahan, yang sering berhaluan sangat radikal, sehingga membahayakan susunan dan cara pemerintahan yang ada, lebih-lebih karena cara-cara yang digunakan untuk melaksanakan perubahan-perubahan tadi sering menyimpang dari faham demokrasi yang berlaku (kiri ekstrim).




Dalam agama yang dimaksudkan dengan penganut kiri, ialah orang yang berpendapat, bahwa syariat agama itu tidak perlu dijalankan, sehingga apabila pendapat demikian tadi menjalar dikalangan rakyat, hal itu tentu akan merusak tata tertib agama.




Dalam magic, dengan “kawanan kiri” dimaksudkan ahli-ahli sihir hitam (black magician), yang terutama mengejar kepentingan diri sendiri dan tidak segan-segan melenyapkan siapa saja, yang merintangi terlaksananya tujuan mereka.




2. Padha sira titirua kaki, Jalma patrap¹) iku kasihana, Iku arahén sawabe ! Ambrékati wong iku, Nora kéna sira wadani, Tiniru iku kéna, Pambégane alus, Yen angucap ngarah-arah, Yen alungguh nora pégat ngati-ati,Nora gélém gumampang.




Hendaklah meniru “kaki”²), Janma susila, itu sayangilah, Carilah sawabnya ! (sawab = tuah) Memberi berkah orang itu, Tidak boleh kau mencelanya. Lebih baik menirunya. Pendiriannya halus, Jika mengucap berhati-hati, Jika duduk tiada putus-putusnya berhati-hati, Tidak suka serampangan (menganggap mudah atau gampang.

———————————–




1). ”Jalma patrap” berarti : orang susila, orang beradap. (Sunda : jelema; Indonesia : janma)




Peradapan atau kesusilaan seseorang ditentukan oleh pendirian hidupnya, dan tampak pada tingkah-laku atau sepak terjangnya. Peradaban dan kesusilaan dalam arti kata yang sedalam-dalamnya terkait pada syarat-syarat utama, yaitu dapat mengusai diri sendiri.




Diri pribadi manusia dalam pokoknya tersusun dari tubuhnya perasaannya dan fikirannya. Jadi mengusai diri sendiri berarti :

Menguasai tubuh sepenuhnya; yaitu berarti kemampuan untuk mengusai juga perjalan napfas dan darah, sehingga orang tidak lekas naik darahnya dan tidak mudah dipermainkan oleh urat-sarafnya (nervous). Ini besar faedahnya bagi kesehatan badan.

Mengusai perasaan; yaitu dapat menahan rasa marah, mengkal, susah, takut dan sebagainya, sehingga dalam keadaan bagaimanapun juga orang selalu tenang dan sabar dan oleh karena itu lebih mudah untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang setepat-tepatnya.

Menguasai fikiran; sehingga fikiran itu dalam waktu-waktu yang terluang tidak bergelandangan semau-maunya sendiri dengan tak berarah dan bertujuan, akan tetapi dapat diarahkan untuk memperoleh pengertian dan keinsafat tentang soal-soal hidup yang penting.




“Jalma patrap” atau “manusia susila” dalam Mahabarata diidealisasi dalam tokoh Arjuna. Arjuna tidak kenal rasa takut, gentar, dalam menghadapi keadaan bagaimanapun juga. Ia selalu sabar dan tenang dan selalu diliputi oleh rasa kasih sayang kepada sesama hidup dan karena itu dicintai juga oleh sesama umat manusia. Ia mencintai segala ciptaan Tuhan, yang dianggapnya sebagai kekasih atau isterinya semua dan jarang memikirkan kepentingan diri sendiri. (Arjuna dengan isteri-isterinya sebanyak sejuta kurang satu).




2). Kata “kaki” disini bukan berarti kaki anggota badan untuk berjalan, tetapi “kaki” yang lalu menjadi bahasa Indonesia “kakek” (nenek = panggilan kepada orang yang sudah lanjut usia).




Didalam puisi atau tembang (Jawa) kata “kaki” ialah panggilan untuk anak-anak muda.




3. Sapa sapa wong kang gawe bécik, Nora wurung mbenjang manggih arja, Tékeng saturun-turune. Yen sira dadi agung, Amarintah marang wong cilik, Aja sédaya-daya, Mundhak ora tulus, Nggonmu dadi pangauban. Aja nacah, marentaha kang patitis, Nganggoa tépa-tépa.




Barang siapa yang berbuat baik¹), Tiada urung kelak menemui bahagia¹), Sampai kepada keturunan-keturanannya, Jika kamu manjadi orang besar. Memerintah orang kecil, Jangan keras-keras, Nantinya tan akan tetap, Kamu menjadi pelindung. Jangan sembarangan, perintahlah yang tepat, Pakailah kira-kira²).

—————————




1). Beramal baik, menemui bahagia. Peribahasa ini menunjukkan, bahwa sejak dahulu manusia telah mengakui berlakunya hukum sebab dan akibat mengenai segala peristiwa dalam semesta alam ini. Juga nasib manusia ditentukan dan diarahkan oleh hukum ini. Nasib yang dialami oleh manusia tiada lain daripada hasil pertumbuhan akibat perbuatan-perbuatan dan cita-citanya pada hari-hari yang lampau.




Dalam masyarakat tidak senantiasa tampak berlakunya hukum ini. Perbuatan yang baik tidak selalu berbuahkan hala-hal yang baik, malahan sering kali tidak diakui sama sekali, dan selanjutnya perbuatan yang buruk tidak selalu berakibat buruk, bahkan mendatangkan keuntungan yang menginginkan.




Kepercayaan yang besar dari kaum filsafat India kepada hukum sebab dan akibat ini, mendorong mereka untuk mencari keterangan-keterangan bagi peristiwa-peristiwa dalam masyarakat tersebut diatas. Demikian timbulnya ajaran Karma. Orang tidak hidup hanya satu kali saja didunia ini, akan tetapi berkali-kali, hingga ia menjadi mahkluk yang sempurna. Nasib yang baik yang kita dapati dalam hidup kita dahulu. Demikian juga halnya dengan nasib buruk. Selanjutnya akibat perbuatan yang baik atau buruk, yang belum kita alami dalam hidup kita sekarang ini, akan kita alami dalam hidup yang akan datang, apabila setelah mengalami mati, oarang dilahirkan kembali didalam dunia ini.




2). “Tépa” berarti “ukuran”. Dalam melakukan sesuatu perbuatan baiklah kita selalu ingat,bagaimana perbuatan itu akan diterima oleh orang lain. Jangan melakukan perbuatan terhadap seseorang, yang kita sendiri tidak menyukainya, apabila dilakukan terhadap diri kita. “Tépa-tépa” atau “tépa sélira” ialah satu dari dasar-dasar cara pergaulan hidup, yang disebut tatakrama atau ethica, dan dalam pendidikan merupakan salah satu pengertian, yang pertama harus disadarkan kepada obyek pendidikan.




Dalam pergaulan hidup “tepa selira” sering belum mencukupi. Belum tentu reaksi seseorang itu sama dengan reaksi kita sendiri terhadap sesuatu perlakuan. Maka selain “kenal akan diri sendiri” orang wajib juga mengumpulkan “mensenkennis” (ilmu tentang watak manusia).




4. Padha sira ngesthoké kaki, Tutur ingsun kang nédya utama, Angarjani sarirane. Way nganti séling surup, Yen tumpang suh iku niwasi, Hanggung atélanjukan, Témah sasar susur. Téngraning jalma utama, Bisa nimbang kang ala lawan kang becik. Rasa rasaning kémbang.




Hendaklah diperhatikan kaki, Nasihatku yang bertujuan utama, Membahagiakan dirimu. Jangan sampai salah terima, Bila tumpang balik menewaskan, Selalu keliru, Hingga simpang siur. Tanda manusia utama, Dapat menimbang yang buruk dan baik¹), Rasa dan rasa bunga²).

—————————–




1). Pada umumnya segala perbuatan yang akan mendatangkan manfaat bagi kita atau sesama hidup sebagai akibatnya, itu dipandang sebagai perbuatan baik. Sebaliknya semua perbuatan yang akan berakibat penderitaan, kecelakaan, dan sebagainya bagi diri sendiri atau sesama hidup, lebih-lebih bagi masyarakat, dipandang sebagai perbuatan buruk. Perbuatan yang membawa manfaat bagi seseorang, akan tetapi merugikan orang lain atau masyarakat termasuk perbuatan buruk juga.




2). Dapat menimbang atau membedakan rasa dan rasa bunga. Peribasa ini melukiskan beda antara saksi dan persaksian. Rasa bunga ialah persaksian, rasa yang menyaksikannya. Dalam ilmu karang peribahasa-peribahasa demikian ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara manusia sejati (saksi) dengan alat-alat hidupnya. Mengetahui beda antara rasa dan rasa bunga berarti mengenal tubuh, perasaan, akal, ilham dan hidup sendiri sebagai obyek atau sesuatu diluar pribadi.




5. Kawruhana pambengkasing kardi, Pakuning rat lélananging jagad, Pambekasing jagad kabeh, Amung budi rahayu, Sétya tuhu marang Hyang Widi. Warastra pira-pira, Kang hanggung ginunggung, Kasor dening tyas raharja. Harjaning rat punika pakuning bumi, Kabeh kapiyarsakna.




Ketahuilah penyelesai segala kuwajiban, Pros Alam, si Jantan didunia, Pembebas seluruh dunia, Tak lain ialah yang berbudi rahayu,Setia sungguh kepada Yang Maha Kuasa. Senjata ber-macam-macam, Yang selalu dipuji-puji, Kalah dengan hati lurus. Keadilan alam ialah pusat peredaran bumi, Dengarkanlah semua ini.

—————————————




Yang dimaksudkan dengan “poros” atau “pusat alam” ialah jiawa atau inti hidup manusia, sedangkan alam disini ialah “alam dalam manusia sendiri” yang lazim disebut “jagad cilik” (mikrokosmos) sebagai lawan dari “jagad gedhe” (makrokosmos). Jagad = alam, cilik = kecil (sempit, gedhe = besar (luas).




Manusia yang dalam pertumbuhannya telah mengenal pribadi yang sejati dan dengan jerih payah lambat laun telah dapat mengusai gerak perasaan dan fikirannya, sehingga segala perbuatannya tidak lagi merupakan akibat belaka dari pengaruh peristiwa-peristiwa dalam dunia luar, manusia demikian itu telah menjadi pusat dari seluruh alamnya atau mikrokosmosnya sendiri. Ia berkuasa atas seluruh dunia perasaan dan fikirannya, dan karena ia telah menjadi manusia merdeka yang sebenar-benarnya. Ia mendapat sebutan “lélananging jagad” atau si Jantan, karena dalam mikrokosmosnya tidak ada sesuatu lagi yang dapat menentang kehendaknya (tiada godaan lagi yang dapat membelokkan hasratnya untuk berbuat lurus dan jujur). Dengan tercapainya kekuasaan atas diri sendiri, berkembanglah dalam sanubari manusia budi rahayu, yaitu budi, yang hanya bertujuan kebajikan seluruh dunia. Segala usahanya berpusat pada hasarat mengabdikan diri untuk kesejahteraan dan kebajiikan umat semuanya.




Terbukanya baginya tabir yang menutupi rahasia hidup. Adanya Tuhan baginya bukannya suatu rabaan lagi, suatu keharusan yang dipaksakan kepadanya pleh akalnya, akan tetapi seatu kenyataan yang telah disaksikannya sendiri dengan ilmunya. Ucapan “Asyhadu analailaha illallah” baginya benar-benar mempunyai arti !! Karena itu kesetiaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ialah kesetiaan yang sungguh-sungguh dan murni, dan bukan kesetiaan hasil ajaran atau bimbingan, yang tidak senantiasa tahan uji.




Manusia yang demikian senantiasa dilindungi oleh Tuhan dan terhindar dari segala marabahaya (senjata-senjata yang bertuah dan saktipun tidak dapat mendekatinya). Ia percaya bahwa seluruh evolusi menuju kearah kesejahteraan dan kebajikan, karena Tuhan Maha Pemurah dan Maha Penyayang.




6. Pomapoma anak putu mami, Aja sira ngégungakén akal, Wong akal ilang baguse. Dipun idhép wong bagus, Bagus iku dudu mas picis, Lawan dudu sandhangan, Dudu rupa iku. Bagus iku nyatanira, Yen dinulu asih sémune prakati, Patrap solah prasaja.




Mudah-mudahan anak cucuku, Jangan kamu menyombongkan akalmu, Orang berakal hilang bagusnya.Ketahuilah, orang bagus ! Kebagusan bukan mas picis,




Dan bukan pakaian (yang mentereng), Bukan paras muka. Bagus itu sebenarnya, Menimbulkan rasa sayang, tampaknya memikat hati,Tingkah laku yang sewajarnya (yang tidak dibuat-buat).

—————————




Orang yang suka sombong akan akal atau kepandaiannya, dan senantiasa memperlihatkan, bahwa ia lebih pandai atau cerdik dari pada orang lain, akhirnya dijauhi oleh teman-temannya, apalagi jika kepandaiannya itu digunakan untuk “berbuat pandai” atau menipu dan menjerumuskan orang lain.




7. Lawan aja dhémen ngaji-aji, Aja sira képengin kédhotan, Kadigdayan apa dene, Aja sira mbédhukun, Aja ndhalang lan aja grami, Aja budi sudagar, Aja watak kaum, Kang den ajab mung ruruba, Kaum iku padune cukéng abéngis, Iku kaun sanyata.




Dan jangan gemar akan mukjizat, Janganlah kamu ingin kebal, Kesaktian apa lagi, Jangan kamu menjadi dukun, Menjadi dalang atau berniaga, Jangan berbudi saudagar (berbudi – berwatak), Jangan bertabiat lebai (kaum), Yang diharap-harap hanya keuntungan, Lebai itu kata-katanya tegar dan bengis, Benar demikian lebai itu.

—————————————




Orang yang gemar akan mukjizatan dan sanggup menjalankan segala laku yang diperintahkan oleh guru ilmu dan sering tidak masuk akal sama sekali, sebenarnya sudah meniadakan hukum sebab dan akibat, dan karena itu sudah melumpuhkan akalnya, satu-satunya alat perlengkapan hidup manusia, yang bagaikan pelita memajari jalan hidup manusia. Lagi pula kegemaran akan mukjizat dalam pokoknya bersandar kepada keinginan, ingin lain dari pada orang lain, ingin dipandang sebagai orang terkemuka, ingin dipuji dan sebagainya, yang sesungguhnya harus dicapai dengan jalan lain, yaitu dengan jasa dalam pengabdian diri kepada kepentingan sesama hidup.




Kekebalan dan kesaktian, bila benar dapat dimiliki oleh manusia, kebanyakan berakibat kesombongan, kecongkakan, penindasan dan teror.




Dalam mengupas buah kesusasteraan Ki Ageng Selo, baiklah kita selalu ingat, bahwa pepali ini terutama ditujukan kepada putra-putra dan cucu-cucunya, yang dalam angan-anganya akan memegang kekuasaan dalam pemerintahan.




Dengan demikian dapat dimaklumi mengapa ia melarang keturunanya untuk berniaga. Seorang pegawai pemerintahan sekarang juga tidak diperbolehkan berdagang. Dhukun dan dhalang dianggapnya sebagai penipu.




8. Kumbah, krakah, cukit lan andulit, Miwah jagal, mélantén, kumala, Iku nora dadi gédhe. Wajib sinirik iku, Pan wus aja ngaruh-aruhi, Aja doyan sémbrana, Matuh analutuh, Niwasi barang karya, Wong sémbrana témahane nora bécik. Nyényénges nanjak-nanjak.




Penatu, penjual daging, penjual trasi dan kapur sirih, Pembantai, [emutih dan pedagang akik, Itu tidak akan menjadi besar.Wajib ditegahkan itu, janganlah menegur mereka. Jangan gemar bersenda, Terbiasa terlanjur, Menggagalkan sembarang pekerjaan, Orang bergurau akibatnya tidak baik, Mengejek menonjol-nonjolkan diri.

————————————-




Pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas, karena pengaruh kebudayaan India, dianggap dapat menganggukesehatan dan dipandang sebagai pekerjaan hina. Karena itu janganlah bergaul dengan orang-orang yang menjalankan pekerjaan itu.




9. Pae wong kang makrifat séjati, Tingkah una-unine prasaja, Dadi panéngeran gédhene. Eséme kadi juruh, saujare manis trus ati, Iku iangaran dhomas. Wong bodho puniku, Ingkang jéro isi émas, Ingkang nduwe bale kencana puniki, Bola bali kinenca.




Berbedalah orang yang makrifat sejati, Tingkah dan ucapanya bersahaja, Menjadi tanda kebesarannya. Senyumnya bagaikan kental gula, Tiap ucapannya selalu manis terus hati. Itulah yang disebut dhomas. Orang bodoh yang, Jiwanya berisi mas, Yang memiliki tahta kencana ini, Berulang-ulang direncanakan.

——————————–




Ajaran mistik dalam agama Islam dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu : Syariat, Tarikat, Hakikat dam Makrifat. Dalam usaha untuk mencapai cita-cita yang setinggi-tingginya, yaitu mengenal rahasia hidup dan Ketuhanan, manusia dimisalkan menempuh jalan kesuatu tempat yang tertentu, yang dalam agama Islam dilambangkang dengan perjalanan pergi naik haji.




Untuk dapat sampai kepada tempat itu dengan selamat diperlukan :

Pebekalan yang cukup untuk perjalanan tadi. Ajaran tentang apa yang merupakan perbekalan-perbekalan guna perjalanan tadi didapat dalam bagian-bagian syariat.

Menjalankan latihan-latihan perjalan. Petunjuk untuk latihan-latihan itu dapat diperoleh dalam bagian tarikat. Dalam bahasa Jawa tarikat itu menjadi tirakat !! (matathesis).

Pengetahuan yang mutlak mengenai perlunya perbekalan-perbekalan, seluk-beluk jalan yang akan ditempuh, dan segala sesuatu tentang tempat tujuannya tadi.




Ajaran mengenai segala-galanya ini dapat diperoleh dalam bagian Hakikat.




Dengan perlengkapan-perlengkapan yang serba cukup, sebagai yang dimaksudkan dalam angkan 1, 2 dan 3 diatas, maka manusia sekarang dapat menempuh jalan kearah tujuannya itu dengan selamat (pergi naik Haji) dan dapat menyaksikan dengan mata sendiri kenyataan dari tempat tujuannya itu, atau kenyataan Allah. Dalam bagian syariat hal ini dilambangkan dengan persaksian akan kenyataan Mekah. Inilah yang dimaksudkan dengan Makrifat.




Orang yang sudah makrifat (bahasa Jawa : mripat = mata….. jadi menyaksikan dengan mata batin pribadi) itu, dipandang telah dapat mencapai tujuan manusia yang tertinggi, yaitu mengenal Tuhan Yang Maha Esa, dan diibaratkan sebagai memiliki Tahta Kencana. Tiap kali rencana itu gagal (bolak-balik), akan tetapi bila ia sudah menjadi cukup kuat dan bila pengetahuannya sudah cukup mendalam akhirnya ia lulus dan mencapai tingkat makrifat.




(Bandingkan dengan kata Indonesia : Arif = bijaksana ! Arab : Arafa = tahu, mengerti).




10. Keh tépane mring sagunging urip, Pan uninga ati téngu géngnya, Ingkang sasingkal gédhene. Endhog bisa kéluruk, Miwah géni binakar warih. Iku talining barat, Kawruhana iku !! Manjing atos nora rénggang, Bisa mrojol ing kérép dipun kawruhi, Kang céndhak kéthokana.




Banyak belas kasihan kepada semua yang hidup, Kan mengetahui besar hati tungau,Yang sebesar sebuah singkal. Telur yang dapat berkokok, Dan api yang dibakar dengan air. Itu tali angin, Ketahuilah itu !! Masuk kedalam barang keras tan meratakkan, Dapat menerobos jala yang kedap ketahuilah juga !! Potongolah segala yang pendek !!

——————————–




Dalam kitab Pepali terdapat banyak kalimat yang mengandung paradok, yaitu hal-hal yang berlawanan satu dengan yang lain. Paradok-paradok itu dimaksudkan sebagai teka-teki mengenai soal-soal filsafat.




“Tungau” ialah semacam kutu ayam. “Singkal” ialah tongan kayu yang melintang diatas pisau-bajak atau mata tenggala yang mengesampingkan tanah yang dikeluarkan dari parit, bekas jalan pisau. Dan tanah yang yang menyibak kekanan-kiri “singkal” (karena dibajak) itu disebut juga singkal (Bandingkan dengan : sebungkah tanah !). yang diibaratkan dengan “tungau” ialah manusia yang besarnya jika dibandingkan dengan besar alam yang terbentang ini, tidak melebihi besar tungau dibandingkan dengan besar singkal.




“Hati tungau” ialah ibarat hidup manusia. Manurut filsafat Kejawen, karena hidup atau gerak itu ialah satu-satunya sifat mutlak Tuhan, yang dapat disaksikan oleh mata manusia, dan karena Tuhan itu hanya Satu (Qul huwa Allahu ahad), maka harus hanya ada Satu Hidup juga, yang memenuhi dan meliputi seluruh Alam ini. Jadi hidup tungau (manusia) sebesar sebuah singkal (memenuhi seluruh Alam).




Telur yang dapat berkokok.

Sebenarnya yang dapat berkoko itu bukannya ayam jantan, akan tetapi “hidup” didalamnya, yang mula-mula sudah ada dalam telur.

Orang yang telah mempelajari Ilmu Ketuhanan (Theologie), seperti jago (ayam jantan) yang berkoko-kokok, dapat menerangkan dengan congkak dan sombong segala hal-ihwal tentang Tuhan dan hal-hal lain mengenai Ilmu Kebatinan. Akan tetapi sebenarnya semua yang diterangkan itu diketahuinya tidak dari pengalaman atau dari persaksian sendiri, melainkan semata-mata dari buku-buku atau ajaran-ajaran orang lain. Walaupun jiwanya belum terbuka (kulit telur belum pecah) ia sudah dapat memberi keterangan mengenai ilmu-ilmu yang muluk-muluk, dengan bangga. (ayam jantan yang berkoko-kokok).




“Api yang dibakar dengan air”. Air biasanya digunakan sebagai lambang pengetahuan atau ilmu. Api ialah api akal manusia. Jadi paradok ini bermaksud : Akal manusia yang berkembang dengan kuat karena disiram pengetahuan.




Kendali (tali) angin. Angin ialah ibarat hawa-nafsu. Kendali (tali) ialah akal manusia, alat untuk mengusai nafsu.




“Masuk kedalam benda keras tan meratakkan dan dapat menerobos jala kedap”. Yang dimaksudkan disini ialah hidup yang dapat keluar dari badan dengan tak meninggalkan bekas.




“Potongilah yang pendek”. Tolak atau berantaslah segala perbuatan serampangan (yang tidak difikirkan dengan panjang-panjang tentang akibatnya). Jangan singkat budi, lekas marah, gegabahan dan sebagainya.




11. Aja watak sira sugih wani, Aja watak sok ngajak tujaran, Aja ngéndélkén kuwanen, Aja watak anguthuh, Ja ewanan lan aja jail, Aja ati canthula, Ala kang tinému. Sing sapa atine ala, Nora wurung bilahi pinanggih wuri, Wong ala nému ala.




Jangan berwatak menyombongkan keberanian, Jangan berwatak sering suka bertengkar, Jangan menyandarkan diri pada keberanian, Jangan berwatak tak tahu malu, Jangan irihati dan jangan jahil, Jangan berhati lancang, Buruk yang didapat, Barang siapa berhati jahil, Tiada urung celaka akhirnya didapat, Orang jahat menemukan jahat.

————————————-




Bait tersebut hendak mengambarkan adanya hubungan sebab akibat dalam rantai nasib manusia.




12. Poma-poma anak, putu sami, Aja sira méngeran busana, Aja ngéndélkén pintéré, Aja anggunggung laku. Ing wong urip dipun titeni, Akétareng basa, Katandha ing sému. Sému bécik, sému ala, Sayéktine ana tingkah solah muni, Katon amawa cahya.




Mudah-mudahan anak, cucu, semua, Jangan bertuhan kepada perhiasan, Jangan congkak akan kepintaranmu, Jangan menyanjung-nyanjung laku. Itu disaksikan oleh sesama-hidup, Terlihat dalam budi-bahasmu, Tertanda pada roman-mukamu. Semu baik, semu jahat, Sebenarnya berkata dalam tingkah-laku, Tampak pada cahaya.

——————————————-




Dalam hidup, manusia janganlah terlalu tinggi menghargai benda-benda keduniawian, mas, intan, lain-lain batu-permata dan pakaian-pakaian yang mentereng, pendek kata segala-galanya yang bersifat perhiasan dan memuja-mujanya seolah-olah benda itu Tuhan sendiri.




Selanjutnya manusia jiga tidak boleh terlalu sadar akan kepintaran, kecerdasan dan kecerdikannya, yang telah didapat dari pendidikannya. Sifat demikian ini banyak terdapat pada kaum cerdik pandai kita, lebih-lebih mereka mempunyai gelar universitas, Drs, Sh, Ir, dan sebagainya, yang sering meremehkan orang-orang lain yang tidak mendapat didikan akademis. Sebenarnya sifat demikian ini sangat menurunkan derajad kaum cerdik pandai kita, sebab selain menunjukkan sifat-sifat kesombongan yang tidak pada tempatnya, juga memperlihatkan kedangkalan pengetahuan mereka. Semakin mendalam ilmunya, manusia itu semakin sadar bahwa apa yang telah diketahui itu sebenarnya hanya sedikit sekali. “Seperti ilmu padi, semakin tunduk, semakin berisi.”




Yang dimaksudkan dengan laku disini ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkan kemukjizatan menurut ajaran ilmu sihir dan sebagainya. Jangan terlalu menjunjung-junjung ilumu semacam itu karena akhirnya hanya akan menyesatkan saja.




13. Aja sira amadhakkén jalmi, Amarentah kaya sato kewan, Kébo, sapi, miwah iwen. Aja sira prih wéruh, Kaya wong, pan nora ngréti. Aja kaya si Soma, kVbone pinukul. Sababe sinau maca, Yen bisaa nora beda padha urip,Mulane awéwuda.




Jangan kau persamakan dengan manusia, Bila kau perintah hewan, Kerbau, sapi dan unggas. Jangan mencoba mengajarnya, Sebagai manusia, karena tidak mengerti. Jangan seperti si Soma, Kerbaunya dipukuli. Sebabnya kau telah belajar membaca. (tidak buta huruf), Sedapat-dapat perlakukanlah dengan baik, tak beda sesama hidup. Asal-mulanya telanjang juga.

———————————————–




Asal-mula semua makhluk itu sama dengan asal-mula manusia, yaitu hidup sejati, sebagai sifat murni Tuhan. Hidup sejati yang belum ber-ruh, berjiwa, berperasaan, berfikir, bertubuh dan berpancaindera, disini dilambangkan sebagai sesuatu yang telanjang. Manusia wajib mencintai dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya semua makhluk, karena mereka itu berakar juga pada Tuhan. Mencintai dan menghormat semua makhluk berarti mencintai dan menghormat Penciptanya, yaitu Tuhan.




14. Ayam ginusah yen munggah panti, Atanapi lamun mangan béras, Kébo ingadhangan bae, Iku wong olah sému, Lamun sira tétanggan kaki, Yen layak ingaruhan, Aruhan iku. Yen tan layak-énéngéna, Apan iku nggémeni darbek pribadi, Pan dudu rayatira.




Ayam dihalau jika hendak masuk rumah, Kalau-kalau nanti makan beras, Jika kerbau dihalang-halangi saja, Itu tindakan orang yang belajar hal-ihwal. Apabila kamu bertetangga dengan dia buyung. Kalau sudi ditegur-sapa, Kenalilah ia. Jika tidak sudi, diamkanlah saja,Lagi pula bukan keluargamu.

——————————————-




Maksud dari bait ini ialah supaya kita berkenalan dengan orang-=orang yang mempunyai kebijaksanaan dan kewaspadaan, yaitu orang-orang yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari, berdasarkan gejala-gejala yang dapat disaksikannya sekarang dan dengan mengambil tindakan-tindakan yang tepat dapat menghindarkan hal-hal, yang tidak disukainya. Demikian itu apabila orang tadi suka berkenalan dengan kita. Bila ia tidak suka berkenalan dengan kita, maka tidak perlu kita dengan merendah-rendahkan diri berusaha berkenalan dengan orang tadi. Mungkin ia takut, bahwa, apabila ia bergaul dengan kita, kita akan menjadi bijaksana dan waspada juga. Diantara orang-orang yang pandai, memang sering ada yang tidak suka menerimakan kepandaiannya itu kepada orang lain. Kepandaiannya itu ingin dimilikinya sendiri, supaya tidak ada lain orang yang menyamainya. Orang demikian itu tidak perlu kita tegur dan kita tunjukkan kesalahannya, karena ia tidak termasuk keluarga kita.




15. Patrapéna rayatira kaki, Anak, putu, sanak, présanakan, Enakéna ing atine. Lamun sira amuruk, Wéruhéna yen durung sisip. Yen wus katiwasan, Aja sira tuduh. Kelangan tambah duraka, Yen wus tiwas sira umpah-umpah kaki !! Tur iku mundhak apa !??




Jalankanlah terhadap keluargamu cucuku, Anak, cucu, sanak, persaudaraan, Enakkanlah hati mereka. Kalau kau mengasuh, Beritahulah sebelum khilaf. Jika sudah bersalah, Janganlah ditegur-tegur. Rugi tambahan pula durhaka, Bila sudah salah diumpat-umpat lagi cucuku ! Dan lagi apa manfaatnya !??

——————————————-




Dalam mengasuh atau mendidik, orang jangan bersifat negatif, dengan mencela atau menegur-negur saja, ketika anak-didik bertindak keliru. Sebab pada umumnya orang atau lebig-lebih anak-anak itu tidak berbuat salah dengan sengaja atau dengan benar-benar sadar akan kesalahannya.




Kalau pendidikan itu benar-benar pendidikan, sifatnya harus positif, yaitu anak-anak harus diberitahu perbuatan-perbuatan mana yang termasuk perbuatan salah dan mana yang termasuk benar, berdasarkan pandangan-pandangan yang dapat dimengerti oleh anak-anak.




Sebagai pangkalan misalnya dapat diberitahukan, bahwa semua perbuatan yang akibatnya akan merugikan diri sendiri itu terang salah. Berdasarkan “tepa salira”, maka semua perbuatan yang akibatnya akan merugikan atau melukai hati orang lain tentunya juga termasuk perbuatan salah.




Sebaliknya semua perbuatan yang akibatnya akan menguntungkan diri sendiri dan orang-orang lain, termasuk perbuatan-perbuatan baik.




Berdasarkan pandangan-pandangan ini dapat diberikan pengetahuan tentang arti : nista, madya dan utama. Nista ialah perbuatan yang hanya bertujuan keuntungan bagi diri sendiri dengan tidak memperdulikan kepentingan orang lain, yang nampak dalam bentuk yang seburuk-buruknya sebagai perbuatan korupsi dan pengkhianatan terhadap Negara. Madya ialah perbuatan-perbuatan yang menguntungkan diri sendiri dan sementara orang lain, sedangkang selanjutnya tidak ada fihak-fihak lain yang dirugikan. Utama ialah perbuatan-perbuatan yang menguntungkan orang lain, masyarakat atau bangsa dan dilakukan dengan pengorbanan kepentingan diri sendiri.




Pangkal lain untuk membedakan perbuatan salah dan benar atau buruk dan baik, ialah rasa cinta. Semua perbuatan yang dijalankan karena dorongan rasa cinta ialah perbuatan yang baik. Sebaliknya semua perbuatan yang dijalankan karena dorongan rasa benci termasuk perbuatan buruk.




Selanjutnya pendidikan yang bersifat positif harus berusaha untuk membuat rasa nyaman atau membesarkan hati anak didik. Anak didik harus disadarkan, bahwa nilainya yang sesungguhnya itu tidak beda dari nilai orang-orang lain, meskipun dari para sarjana atau orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat. Apa yang dapat dicapai oleh para sarjana dan orang-orang tinggi lainnya itu, dapat dicapainya juga. Syarat-syaratnya hanya kehendak yang sungguh-sungguh dan mengetahui jalan yang harus ditempuh. Maksud dari semua ini ialah untuk menimbulkan dan memupuk rasa hargadiri dan kepercayaan pada diri sendiri, yang memupuk rasa hargadiri dan kepercayaan kepada Tuhan. Inilah yang dimaksudkan dengan “mengenakkan hati” anak-didik. (bikin enak hati).




16. Bumi, géni, banyu miwah angin, Pan srengenge, lintang lan rémbulan, Iku kabeh aneng kene. Ségara, jurang, gunung, Padhang péténg, padha sumandhing, Adoh kalawan pérak, Wus aneng sireku. Mulane ana wong agucap, Sapa bisa wong iku njaringi angin, Jaba jalma utama.




Bumi, api, air serta angin, Matahari, bintang dan bulan, Itu semuanya ada disini. Laut, lembah dan gunung, Terang dan gelap ada disamping, Jauh dan dekat, Sudah ada dalam dirimu. Karena itu ada orang yang berkata : Siapa yang dapat menjala angin, Kecuali manusia utama.

——————————————




Hidup ialah sumber segala tenaga dan gaya. Selanjutnya tenaga (energi) itu ialah asal-mula segala zat yang ada dalam Alam ini.




Pandangan filsafat jaman kuna itu telah dibuktikan kebenarannya oleh perkembangan ilmu Kimia-Fisika akhir-akhir ini. Pembuatan bom atom berdasarkan atas perubahan massa (zat) menjadi tenaga. Bila zat dapat menjelma menjadi tenaga, maka sebaliknya tenaga harus dapat juga menjadi zat, atau dengan perkataan lain zati itu tiada lain dari pada penjelmaan tenaga. Karena hidup ialah sumber segala tenaga dan tenaga ialah asal mula zat, maka segala zat dalam alam ini sudah terkandung dalam hidup.




Demikian juga halnya dengan ukuran ruang, jauh dan dekat. Menurut filsafat ketimuran, waktu dan ruang itu sebenarnya tidak ada. Waktu dan ruang ialah hasih penipuan pancaindera (zinsbegocheling). Menurut ilmu pasti benda itu terdiri atas titikmateri-titikmateri yang tak terhingga banyaknya membentuk sebuah garis. Garis itu tak dapat disaksikan, karena hanya mempunyai satu dimensi (panjang) dan takmempunyai ukuran lebar atau tinggi. Sederet garis-garis yang tak terhingga banyaknya membentuk sebuah bidang. Bidang itu tidak dapat disaksikan juga, karena hanya mempunyai dua ukuran, yaitu panjang dan lebar, dan tak mempunyai tinggi atau tebal.




Setumpukan bidang-bidang yang tak terhingga banyaknya membentuk sebuah benda. Benda itu dapat dipersaksikan dengan panca-indera, karena mempunyai tiga ukuran (dimensi); yaitu panjang, lebar dan tinggi. Akan tetapi karena benda tadi terdiri unsur-unsur yang tidak dapat dipersaksikan, yaitu titik-titik, garis-garis dan bidang-bidang, maka konsekwensinya benda dan ruang itu sebenarnya tidak ada. Ruang dan waktu adanya hanya sebagai manifestasi hidup, yang mula-myla mengandungnya. Maka “jauh dan dekat” sudah ada dalam diri pribadi.




Angin dalam baris k 9 ialah lambang hawa nafsu dan fikirang. Orang yang dapat menjala angin berarti orang yang dapat menguasai perasaan dan fikirannya.




17. Tama témén tumaném ing ati, Atinira tan nganggo was-was, Waspadha marang ciptane. Tan ana liyanipun, Muhung cipta harjaning ragi, Miwah harjaning wuntat. Ciptane nrus kalbu, Nuhoni ingkang wawénang. Wénangira kawula punika pasthi, Sumangga ring kadarman.




Baik dan jujur tertanam dalam hati, Hatinya tak mengandung was-was (galau), Waspada terhadap ciptanya.Tak ada lainnya, Dalam ciptanya hanya kebahagiaan badan, Dan kebahagian dikemudian hari. Ciptanya meresap dalam kalbu, Meyakini kepada Yang Kuasa. Kekuasaan hamba itu sesungguhnya pasti, Terserah kepada kemurahan Tuhan.

——————————–




Hidup manusia bergiliran berpusat dalam hati, sebenarnya dalam jantung (perasaan) dan dalam otak (fikiran). Bersatu-padunya perasaan dan fikiran ialah cipta.




Keterangan diperoleh bila cipta berpusat dihati. Dalam keadaan demikian itu lenyaplah segala perasaan wawas dan manusia mengerti, bahwa ia hanya suatu alat belaka, yang harus melakukan perintah Tuhan.
read more